MNA Bina Nelayan

Oleh : T.Alkisah Led. PT Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung me­rupakan pe­rusahaan kedua setelah Inalum yang men­dobrak proses pencepatan pem­ba­ngu­­nan Batubara.

Konstribusinya kepada warga sekitar juga tidak sedikit. Melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR) nya, menjadikan perusahaan ini tetap diingat dan dikenang warga.

Termasuk siswa dan pelajar ber­pres­tasi pada beberapa Seko­lah Dasar (SD) dan lanjutan sekitar. MNA menye­rahkan ban­tuan pada setiap berkala.

Dan untuk warga, kini MNA mem­bina kelompok nelayan khususnya tra­di­sional. Kelom­pok nelayan tradisional ter­sebut jumlahnya tidak sedikit di ka­wasan Kuala Tanjung.

Mereka berusaha mencari nafkah sejak pagi sampai siang pada kawasan yang dianjurkan oleh pemerintah dan Dinas Perikanan-Kelautan.

Haris misalnya. Warga Peru­puk Ke­camatan Limapuluh ini lebih senang memasang ja­ringnya di kawasan Kuala Tanjung ketimbang di perairan kawasan desa tempat tinggalnya.

Haris tidak menyebutkan pe­nye­bab­nya. Yang jelas di Kuala Tanjung usaha penang­kapan ikan tersebut sudah sejak lama dilakukannya.

Demikian bertahun-tahun dikerjakan Haris. Lepas dinihari berangkat dari ru­mah sampai siang menjelahg sore baru pulang dan kumpul bersama anak dan keluarga.

Hasilnya lumayan. Melan­jutkan se­kolah anak-anaknya sampai ke tingkat me­nengah, mudah-mudahan bias. Tapi kalau sampai ke tingkat per­guruan tinggi belum tentu, katanya.

Namun demikian, Haris tetap member apresiasi dan ucapan sukur sekaligus terima kasih yang tiada terhingga kepada jajaran manajeman PT MNA yang membantu mereka.

Kami berdoa agar opera­sional PT MNA berjalan aman dan lancar. Mu­dah-mudahan ke depan, konstribusi CSR-nya dapat lebih dikembangkan, ujar Haris.

Di sisi ain, Haris dan nelayan lainnya berharap kiranya yang namanya berbagai macam dan jenis pukat menggunakan pera­latan canggih dan perahu besar hendaknya ditertibkan.

Mereka jangan seenaknya menguras hasil laut dan perairan yang sebenarnya lahan mencari nafkah nelayan tra­di­sio­nal seperti kami.

Ada batasnya. Pukat tarik, ge­ron­dong dan sejenisnya operasionalnya di pe­rairan yang dalam. Perairan pinggir pan­tai, lahan tempat kami berusaha, lanjut Haris.

Itulah Harapan Haris dan para nelayan tradisional lainnya dari Pagurawan, Nanasiam, Medang, Desa Lalang dan kawasan pinggir pantai Batu­bara lainnya, khususnya pinggir pantai Kecamatan Medang Deras, Sei Suka dan Limapuluh.

Semoga harapan dan im­bauan para nelayan tradisional itu diperhatikan oleh pihak berwenang dan instansi terkait lainnya.

()

Baca Juga

Rekomendasi