Mendiskusikan Thomas Alva Edison tak lepas dari temuannya, bohlam lampu. Namun, meski nama ini terkenal di seantero dunia, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa sebelum menemukan bohlam lampu, ia dikenal oleh keluarga dan orang-orang dekatnya sebagai orang yang selalu melalukan perbuatan konyol. Bermula dari mengerami telur ayam hingga membuat minuman dari cacing, semua dilakukannya.
Suatu ketika, Thomas yang masih berusia enam tahun bermain di dekat kandang ayam. Tanpa sengaja, ia melihat induk ayam sedang duduk di atas telur-telurnya dalam waktu relatif lama. Ia mengamati dengan sangat serius aktivitas induk ayam tersebut. Rupanya, ia tertarik dan ingin mengetahui alasan induk ayam berbuat seperti itu.
Boleh jadi Thomas berpikir bahwa induk ayam tersebut sedang melakukan percobaan dengan telur-telurnya. Baginya, hal tersebut sangat menarik dan perlu dipelajari. Akan tetapi, meskipun telah lama mengamati, ia belum bisa memecahkan sendiri teka-teki penyebab induk ayam duduk lama di atas telur-telurnya. Oleh karena itu, setelah mengamati dengan seksama, ia segera pulang menemui ibunya untuk memberitahukan sekaligus bertanya mengenai aktivitas induk ayam tersebut. Ia menceritakan telah melihat induk ayam sedang duduk lama di atas telur-telurnya. Kemudian, ia menanyakan mengapa induk ayam melakukan hal tersebut?
Sambil tersenyum, sang ibu menjelaskan bahwa induk ayam itu sedang mengerami telurnya agar menetas sehingga mengeluarkan ayam-ayam kecil (halaman 19). Mendengar keterangan dari ibunya, Thomas hanya bisa tercengang sambil berpikir keras untuk memahami jawaban dari ibunya. Meski jawaban ini masih menyimpan pertanyaan yang lebih besar, Thomas tidak lagi bertanya kepada ibunya, ia berpikir akan mencari jawaban dengan caranya sendiri.
Suatu ketika, orang tua Thomas mengajaknya berkunjung ke rumah saudaranya. Di tempat saudara orang tuanya, Thomas sangat senang karena mendapati kandang ayam yang terdapat telor-telornya. Karena berada di dalam kandang ayam terlalu lama, orang tuanya pun mencari-cari. Dan, kekonyolan terjadi ketika Thomas ditemukan dalam keadaan mengerami telor bagaikan iduk ayam.
Sementara itu, terkait dengan pembuatan minuman dari cacing, Thomas melakukannya karena terinspirasi dari seekor burung. Suatu ketika, ia melihat seekor burung memakan cacing dan sesaat setelahnya terbang ke angkasa. Dalam benaknya berpikir bahwa ketika sesuatu memakan ataupun meminum air dari perasan cacing, maka ia akan bisa terbang sebagaimana burung yang dilihatnya. Oleh karena itu, ia pun membuat minuman dari perasan air cacing dan diberikan kepada temannya untuk diminum. Setelah meminumnya, bukan bisa terbang yang dikuasai teman Thomas melainkan sakit perut.
Kisah-kisah konyol eksperimentasi Thomas ini bukan sekadar untuk meregangkan otot-otot otak yang lelah, lebih dari itu juga bisa digunakan sebagai motivator para pembacanya agar selalu optimis dalam menggapai mimpi-mimpinya. Bagi Thomas, belajar harus dilakukan hingga tuntas. Dan, selain dianggap idiot, prinsip ini pula yang menyebabkan dirinya malas belajar di sekolah formal hingga dirinya dikeluarkan.
Melalui buku setebal 228 halaman ini, selain mendapatkan kisah konyol Thomas, pembaca juga akan mendapatkan kata-kata mutiara dan rumus geniusnya. Salah satu kata mutiara yang diungkapkan adalah perkataan; Banyak kegagalan dalam hidup adalah mereka yang tidak menyadari betapa dekatnya keberhasilan ketika memutuskan untuk menyerah (halaman 219). Adapun, rumus genius baginya adalah satu persen ide dan sembilan puluh sembilan persen adalah kerja keras.
Selamat membaca!
Peresensi: Anton Prasetyo, Alumnus UIN Yogyakarta