Teguhsi Pimpin Tako Cabang Medan

Medan, (Analisa). MH Teguhsi diangkat menjadi Ketua Umum Perguruan Bela Diri Tangan Kosong (Tako) Cabang Medan.

Teguhsi, kelahiran 5 September 1972, adalah putra kandung (Alm) Suhu Syahrun Isa, pendiri Tako.

Ia diangkat memimpin Tako Medan berdasarkan SK Ketua Pengurus Perguruan Tako Seni Bela Diri Nomor:01/SK/PP-TSBD/V/2015 yang ditetapkan di Medan 15 Mei 2015.

"Dalam waktu dekat kepengurusan Tako Medan akan segera dilantik karena pengangkatan ini juga diketahui dan disepakati Dewan Guru dan Sabuk Hitam Perguruan Tako Seni Bela Diri," ungkap Ketua Dewan Guru dan Sabuk Hitam Tako, Trisno (DAN VII) didampingi Ketua Pengurus Tako Riza Mutyara (DAN VI) di Medan, Minggu (16/8).

Didampingi senioren Tako lainnya seperti Ir Supardi (DAN V) , Timbul Saragih SH (DAN V), Nisto Harjoyo (DAN V), Ali (DAN II), Wasekjen Tako Abu Yazid SP Mstat (DAN II), Trisno lebih lanjut mengatakan penetapan Teguhsi sebagai Ketua Perguruan cabang Medan didasari sejarah terutama deklarasi Perguruan Tako Seni Bela Diri 30 September 2004 di Padepokan Tako Jalan Sidorukun Medan.

Deklarasi itu dilakukan murid-murid senior Tako seperti Prof. Suhardiman dkk setelah Suhu Syahrun Isa meninggal dunia Desember 2002 lalu. Pihaknya juga telah mempatenkan logo Tako di Depkumham dengan nomor IDM000073812 pada 8 Mei 2006.

"Jadi dalam deklarasi itu sekaligus pengesahan statuta berujung mengangkat Ketua serta anggota Dewan Guru dan Sabuk Hitam Tako sehingga bisa dan berhak menunjuk Teguhsi sebagai Ketua Perguruan Tako cabang Medan," jelas Trisno dan Riza yang merupakan murid senior Alm. Syahrun Isa Angkatan II tahun 1965.

Imbauan

Berkenaan hal tersebut pihaknya mengimbau seluruh dojo Tako di Sumut khususnya di Kota Medan agar mendaftar ulang ke Perguruan Tako yang sah yakni di bawah pimpinan MH Teguhsi.

Disinggung apakah ada pihak lain yang memakai dan mengatasnamakan Tako, Trisno dan Riza membenarkannya. Diungkapkannya bahwa selama ini Tako disalahartikan menjadi alat kepentingan politik hingga menjadikan perguruan karate ini kurang berprestasi.

"Tako ini kita punya, ada wasiat langsung dari Suhu Syahrun Isa, kita-kita ini muridnya dan tidak ada murid lain. Artinya penerus ilmu Tako itu ya kami, jadi kalau mereka tidak mengerti dari ilmu yang diwariskan berarti mereka bukan murid Tako dan itulah yang terjadi selama ini," pungkasnya. (rel/mp)

 

()

Baca Juga

Rekomendasi