Kartu Tarot Mengungkap Pembunuhan

RAMALAN kartu membuat seorang pem­bunuh asal Inggris terkejut. Ia akhir­nya menyerah dan ditangkap. Tarot, se­macam kartu ramalan kuno dari negeri Ba­rat yang dipakai untuk meramal, ter­sebar hingga kini karena hasil ramalannya sangat efektif.

Melansir laman BBC, pada Mei 2015 lalu, Star Randel-Hanson telah membunuh se­­seorang di Brighton. Sepuluh hari kemu­dian, ia pergi ke pantai di Brighton, dan se­cara kebetulan bertemu dengan pe­ramal wanita bernama Jayne Braiden, 56 tahun.

Hansonpun bermaksud me­minta sang peramal untuk meramal dirinya, ia ingin tahu apakah bisa lolos dari sanksi hukum atas pembunuhan yang dilakukannya. Na­mun, hasil ramalan dari kartu Tarot itu di luar dugaan membuatnya terperangah, ka­rena kartu itu berhasil meramal pem­bu­nuhan yang dilakukannya. Akhirnya ia pun menyerah dan ditangkap.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Mei 2015, ketika Jayne Braiden 56 tahun, si peramal kartu Tarot meminta kliennya Star Randel Hanson mengambil 10 dari 51 lembar kartu tarot itu secara acak, na­mun, ternyata kartu yang diambil itu se­muanya kartu Mati (Death), Keadilan (Justice), Menara (The Tower) dan iblis (The Devil)!

Sarafnya yang tegang seketika me­ngen­dur, akhirnya ia me­ngaku bahwa 10 hari yang lalu telah membunuh Derick Marney, 70 tahun.

Braiden lalu menghubungi polisi setem­pat, namun polisi yang awalnya tidak per­caya dengan la­poran ini, karena dianggap ker­jaan orang iseng, akhirnya baru tiba di TKP satu jam kemudian. Polisi kemudian menangkap Hanson, dan dari tempat tingg­alnya, polisi menemukan mayat kor­ban Derick Marney, 70 tahun yang sudah tewas 10 hari sebelumnya.

Terkejut

“Belum pernah saya temui peristiwa pembunuhan dalam ramalan saya selama ini, dan saya benar-benar terkjut, tapi untuk men­jaga sikap profesional, saya harus mem­buatnya tenang,” ujar Braiden kepada BBC.

Setelah mendapatkan kepercayaan Hanson, tersangka lalu meminta Braiden untuk menghubungi polisi setempat.

Braiden pun menghubungi pangilan darurat kepolisian 999. Namun, operator pusat panggilan darurat tidak percaya de­ngan la­poran seorang peramal, alasan ope­rator karena itu bukan hal yang mendesak, ope­rator justru menyuruhnya menghu­bu­ngi nomor polisi non darurat.

Laporan terkait menyebutkan, bahwa setelah tidak ditanggapi dengan segera, Braiden akhirnya ke toko terdekat membeli minuman untuk Hanson sambil mengobrol dengannya. Sekitar 55 menit kemudian po­lisi baru datang. Se­telah mendengar pe­ngakuan Hanson dengan perasaan takut dan gelisah, polisi pun terkejut, kemudian segera menahan Hanson, dan polisi juga mene­mukan mayat Derick Marney yang sudah tewas 10 hari lalu di kediaman ter­­sangka.

Polisi setempat belakangan mengakui, bahwa operator tidak menaruh perhatian yang cukup untuk panggilan darurat ini, tetapi, menghindari pembicaraan le­bih lanjut terkait mengapa operator panggilan darurat itu tidak menanggapi laporan war­ga. Pihak kepolisian setempat hanya me­ngatakan karena yang melaporkan keja­dian itu adalah seorang peramal kartu tarot.

Singkat cerita, Hanson kemudian diba­wa ke pengadilan, dan dijatuhi huku­man penjara seumur hidup atas dakwan pem­bu­nuhan tersebut di atas pada 9 Mei 2015. (ebn/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi