Jakarta, (Analisa). Selain sektor pariwisata dan kerajinan, kawasan Danau Toba juga potensial untuk pertanian. Karena itu, perlu adanya diversifikasi sektor pertanian.
Demikian pandangan yang disampaikan Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro saat tampil sebagai narasumber dalam acara diskusi bertema "Sinergi Pemerintah, Gereja dan Komunitas Membangun Pariwisata Danau Toba dan Pertanian yang Berkelanjutan" di Jakarta, Minggu (4/2).
Kegiatan yang dilaksanakan bersamaan dengan syukuran awal tahun (bona taon) digagas oleh Komisi Pelaksana Pelayanan Strategis (KPPS) HKBP bersama komunitas Horas Halak Hita (H3). Pertemuan dimulai dengan ibadah syukur. Kotbah dibawakan oleh Pdt Luhut Hutajulu.
Selain Menteri Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro diskusi yang dimoderatori oleh Leo Hutagalung dan Raden Pardede (pengamat ekonomi) juga menghadirkan beberapa pembicata lain seperti Ephorus HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.
Turut hadir Wakil Gubernur Sumut, Hj Brigjen TNI Nurhajizah Marpaung, para Bupati di Kawasan Danau Toba, Pimpinan BOPDT dan BPGKT, Pimpinan Map 700, Pimpinan Sinode Gereja di Kawasan Danau Toba, Pimpinan Komunitas Pecinta Bona Pasogit, Praeses HKBP dan Pendeta Resort HKBP Distrik VIII DKI Jakarta.
"Pertanian di sekitar Sumatera Utara khususnya di Kawasan Danau Toba sangat potensial jika dilihat dari segi tanahnya. Dari awal kita konsepkan agropolitan wisata Danau Toba yang mencakup delapan kabupaten. Dan tanaman pangan yang menonjol adalah padi dan jagung. Diharapkan pertanian di Danau Toba harus menjadi lumbung beras di Sumut, terlebih lagi untuk nasional," kata Menteri Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro.
Revolusi Teknologi
Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, memaparkan revolusi teknologi semakin cepat membawa perubahan. Loncatan teknologi ini telah memasuki seluruh sektor kehidupan.
"Perubahan yang begitu cepat oleh karena loncatan teknologi ini juga akan masuk ke gereja nanti. Jadi, mau tidak mau, gereja jangan hanya bangun gedung. Namun lebih penting lagi membangun rohani jemaat oleh karena sekarang sudah ada manusia robot dengan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan). Kelak robot ini kecerdasan akan melebihi manusia dan suatu hari akan timbul pertanyaan benarkah Tuhan itu ada. Sebab itu pembangunan rohani menjadi begitu penting," tegas dia.
Luhut berharap para pendeta ke depan juga membekali diri dengan wawasan terkait pertanian dan pariwisata agar ketika kotbah sangat berdampak bagi jemaat, semisal, kotbah tentang bagaimana bertani dan berternak yang tetap menjaga kebersihan lingkungan sehingga kelihatan semakin maju dan modern.
Sementara, Ephorus HKBP, Pdt Darwin Lumbantobing, berharap banyak kepada KPPS HKBP, sebagai tangan kanan HKBP, dalam menangani persoalan-persoalan di luar gereja yang berkaitan dengan masyarakat luas.
"Banyak sekali harapan kita agar gereja-gereja tidak hanya melakukan ibadah di gereja, namun juga peduli terhadap lingkungan hidup, pertanian dan berbagai sektor lainnya, yang adalah juga bagian dan ibadah kita. Kami sambut baik kegiatan ini dan mudah-mudahan apa yang dicanangkan dapat dilaksanakan secara konkrit. Dan gereja-gereja, pemerintah dan semua pihak dapat bergandengan tangan dalam mengatasi persoalan ini," pungkas dia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KPPS HKBP, Dr Sumihar Tambunan, mengutarakan pertemuan yang diprakarsai KPPS HKBP dan Komunitas H3 ini dimaksudkan untuk menghimpun, menyatukan dan memantapkan sinergi dari berbagai komponen bangsa dengan derap langkah yang sama dan serirama menyukseskan pembangunan pariwisata Danau Toba.
Ketua H3, Dumoly F Pardede, berharap gereja harus hadir dan keluar dari gedung gereja untuk menyentuh masyarakat, sebagai implementasi pelayanan Kristus, untuk mengubah mentalitas masyarakat dalam rangka merespon pariwisata dan pertanian yang betul-betul telah diinvetasikan negara baik itu berupa pikiran, waktu dan uang selama ini.
Di akhir acara diadakan penandatanganan naskah kesepahaman (MoU) antara pimpinan Pemprov Sumut, antara lain, Wagubsu dan para Bupati di Kawasan Danau Toba dengan KPPS HKBP dan Komunitas H3 terkait sinergi pemerintah, gereja dan komunitas membangun pariwisata Danau Toba dan pertanian yang berkelanjutan. (rm)