Muara Indah, Pesona Tepian Selat Malaka

muara-indah-pesona-tepian-selat-malaka

Oleh: Amirul Khair.

MENYUSURI kawasan pesisir Pan­tailabu, Kabupaten Deliserdang, dengan pan­jang pantai sekira 10 kilometer dari titik Desa Seituan sampai Desa Denai­kuala, memberikan rasa petualangan tersendiri. Apa lagi menyu­surinya mela­lui perairan pantainya menggunakan samp­an nelayan, sembari mengolah ketang­kasan memainkan pancing mena­rik perhatian jenis ikan yang berkeliaran di tepian.

Sebagai kawasan pesisir pantai, Pan­tailabu menyajikan panorama tersendiri dengan pemandangan lepas saat mata memandang ke perairan Selat Malaka, yang menjadi bagian terpenting jalur laut di Indonesia.

Memang, tepian Pantailabu airnya ti­dak sebening kawasan pantai barat, se­perti di Kepulauan Nias yang mena­war­kan pasir putih dan layak menjadi desti­nasi wisata berkelas. Namun, Pan­tailabu juga memiliki titik-titik meme­sona untuk dijadikan sebagai destinasi wisata. Mena­warkan suasana kearifan lokal yang ba­nyak diminati wisatawan dari daerah perkotaan.

Untuk melunturkan kepenatan pikiran akibat rutinitas tugas keseharian, Panta­ilabu menjadi lokasi yang layak dijadikan sebagai destinasi wisata. Satu titik yang me­nawarkan keindahan paduan alam de­ngan kawasan hutan dan laut, yakni Pan­tai Muara Indah di Desa Denaikuala.

Butuh Sentuhan

Wakil Bupati Deliserdang H M Ali Yusuf Siregar saat kunjungan kerja ke Pantai Muara Indah belum lama ini, mengakui keindahan yang ditawarkan obyek wisata bahari tersebut. Sembari menyempatkan diri menyusuri tracking wisata mangrove sepanjang 446 meter terbuat dari bambu, baik pilar penyangga, lantai jembatan, sampai bentangan pegangannya memakan waktu berkisar 20 menit.

Yusuf Siregar pun tertegun dengan ke­asrian hutan cemara usai melintasi trac­king wisata mangrove. Keteduhan dirasakan karena kawasan itu dirimbun dedaunan pohon cemara yang nyaris tidak memberi­kan cela bagi terik matahari lang­sung menye­ ngat. “Bagus ini kawa­san­nya. Rindang. Cocok untuk wisata keluarga juga.”

Ia menilai, kawasan tersebut memiliki potensi sebagai destinasi wisata favorit, khususnya bagi wisatawan lokal. Namun masih butuh sentuhan serius lewat pena­taan berbagai sisi serta dukungan infra­strukturnya. “Butuh sentuhan lagi. Harus ditata dan dukungan dari semua pihak terutama Dinas Pariwisata.”

Dukungan infrastruktur akses jalan menuju pantai itu, katanya, juga menjadi penentu untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi yang berkunjung. Ung­kapan senada dilontarkan Camat Pantai­labu, Irawadi Harahap. Dukungan Pem­kab Deliserdang menjadi faktor penentu, selain perilaku pengelola dan masyarakat sekitar dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan.

“Kebutuhan mendasarnya itu kondisi jalan. Ada beberapa kilometer yang belum tersentuh aspal. Kalau jalan sudah beraspal, pasti wisatawan akan nyaman ke mari,” urainya.

Saat ini, pembenahan dan pengemba­ng­an Pantai Muara Indah turut didukung dana desa. Namun keterbatasan anggar­an, tentu belum bisa menutupi semua ke­­bu­tuhan yangmencapai miliaran rupiah.

Dana Desa

Pantai Muara Indah saat ini secara serius dikelola pihak Pemerintahan Desa Denaikuala dengan membentuk Kelom­pok Sadar Wisata (Darwis) Pantai Muara Indah. Keseriusan itu direalisasikan de­ngan pengalokasian anggaran bersum­ber dari dana desa.

Kades Denaikuala, Swardi, menuturkan kini pihaknya serius membanahi obyek wisata bahari yang menjadi aset dan potensial dalam peningkatan ekonomi masyarakat pesisir itu.

Guna mendukung pengembangannya, Pemdes Denaikuala sudah menggelontorkan dana desa seratusan juta pada anggaran 2019, yang secara bertahap akan terus diupayakan bisa memajukan kawasan itu.

Pembangunan tracking wisata mangrove sepanjang 436 berasal dari dana desa  mencapai Rp 139 juta. Namun panjang lintasannya mencapai 446 meter karena ada partisipasi masyarakat sepanjang 10 meter. “Proses pembenahannya tentu secara bertahap. Dana desa pastinya terbatas. Tidak bisa semua dianggarkan,” tandasnya.

()

Baca Juga

Rekomendasi