Kisah Dibalik Pohon Hias Meihua

Kisah Dibalik Pohon Hias Meihua
Kisah Dibalik Pohon Hias Meihua Megawaty dan Sahayu Surbakti di depan pohon bunga hias meihua disekolah Sultan Iskandar Muda, Medan - Foto Istimewa ()

Analisadaily.com, - Dua pohon meihua hias setinggi 2 meter, terpasang di pintu gerbang masuk Perguruan Sultan Iskandar Muda, Medan, Sunggal. Satu buah terletak di atas tangga masuk, depan SIM Mart, toko serba ada sekolah tersebut. Pohon hias meihua itu berwarna merah darah.

Sedangkan satu pohon lagi berwarna pink, terletak di sisi kanan pintu gerbang. Beberapa buah lampion dan hiasan buah nanas tergantung dilangit-langit plafon. Nuansa perayaan Imlek 2571 memang sangat terasa begitu berada di pintu gerbang masuk sekolah yang murid-muridnya dikenal sangat plural dari sisi etnik, agama dan budaya itu.

Ada kisah bijak dibalik pembuatan pohon meihua hias dan ragam ornamen Imlek itu.

"Karena ikut membuat, akhirnya saya jadi tahu kalau bunga meihua itu lambang keuletan karena tetap berbunga pada musim apapun....," ujar Christine Ginting, staf Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda.

"Saya juga baru tahu kalau hiasan nanas yang dipasang itu juga simbol kemakmuran, sebelumnya saya sering bertanya-tanya, kenapa setiap perayaan Imlek selalu ada buah nanas? Apa istimewanya buah itu?" tambah Koordinator Program Anak Asuh sekolah itu, Sahayu Surbakti. Keduanya ditemui di sekolah Sultan Iskandar Muda, Medan Sunggal, Senin (20/1). Mereka memang tak ikut merayakan Imlek. Christine Ginting menganut Agama Kristen Protestan, sedangkan Sahayu Surbakti seorang muslimah.

Namun jelang perayaan Imlek di sekolahnya, mereka tak segan membantu Vina Liong, Kepala Sekolah SD, Yus Cintamiati, Kepala TK/Playgroup dan Megawaty. Wakil Kasek SMA urusan Kesiswaan, rekan sekerja yang tengah sibuk menghias pintu gerbang sekolah dengan berbagai ornamen Imlek, termasuk pohon hias meihua.

Sembari asyik menghias, Christine Ginting dan Sahayu Surbakti menyimak penjelasan Vina Liong, Yus Cintamiati atau Megawaty tentang makna bunga meihua dan berbagai ornamen imlek lain.Dari situ, christin dan sahayu pun makin "ngeh" tentang imlek.

"Sultan Iskandar Muda adalah sekolah yang sangat menghargai multikulturisme, saling membantu menghias ornamen pada perayaan hari-hari besar agama dan budaya diantara staf dan siswa berbeda agama bukan hal baru di sekolah yang didirikan Bapa Sofyan Tan ini," tambah Sahayu Surbakti. Ia lalu menyebut pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW lalu, mereka juga dibantu guru dan siswa non muslim.

"Jadi wajar jika sekarang saya ikut membantu menghias menyambut perayaan Imlek di sekolah ini," ujar Sahayu Surbakti, arsitek lulusan Fakultas Arsitektur Universitas Sumatera Utara (USU) Medan tahun 2019 itu. (Ja)

Editor:  J Anto

Baca Juga

Rekomendasi