Pasangan suami istri itu meninggal hari Rabu (19/2) kemarin di Kota Qom. Ini merupakan kematian pertama akibat Covid-19 di Timur Tengah atau yang ketujuh dan kedelapan di luar China.

"Menyusul kasus penyakit pernapasan kronis baru-baru ini di Qom, dua pasien dinyatakan positif dalam tes pendahuluan," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, dilansir dari Strait Times, Kamis (20/2).

"Sayangnya, keduanya meninggal di unit perawatan intensif karena usia tua dan masalah dengan sistem kekebalan tubuh mereka," sambungnya.

Untuk diketahui, Qom merupakan pusat studi Islam yang menarik para ilmuwan dari Iran dan negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Namun Kepala Unit Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Iran, Mohammad Mehdi Gouya, mengatakan bahwa pasangan yang meninggal itu tidak memiliki riwayat meninggalkan Iran.

"Keduanya berasal dari Qom dan mengunjungi (kami) dua hari lalu setelah jatuh sakit. Mereka bahkan tidak memiliki sejarah pergi ke luar negeri," kata Mehdi Gouya.

Sementara pejabat Pemerintah Provinsi Qom mengatakan orang-orang yang dicurigai terinfeksi virus corona akan dimasukkan ke ruang karantina di dua rumah sakit.

Mohammadreza Ghadir, Kepala Unit Ilmu Kedokteran Qom, mengatakan bahwa penyebaran virus corona di Qom telah dikendalikan.

"Kami ingin orang-orang tidak khawatir tentang hal itu," imbaunya.

Sejauh ini virus corona sudah merenggut nyawa delapan orang di luar daratan China. Satu meninggal di Jepang, satu di Taiwan, satu di Filipina, dua di Hongkong, satu di Prancis dan terakhir dua di Iran.

Uni Emirat Arab bulan lalu menjadi negara pertama di Timur Tengah yang melaporkan kasus virus corona. Beberapa saat kemudian Mesir juga melaporkan kasus tersebut.