Selain di lokasi pasar, tempat pembuangan sampah yang tak terawat membuat sampah menggunung hingga mengeluarkan aroma menyengat.

Tumpukan sampah itu persis di depan gerbang masuk SDN 102013 Sialang Buah sehingga mengganggu proses belajar mengajar.

Para pedagang pun mempertanyakan kinerja Dinas Lingkungan Hidup (LH) maupun Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) yang belum maksimal dalam mengatasi masalah sampah.

Kamsia (38), warga Desa Makmur yang berjualan sayur di pasar tersebut mengungkapkan, para pedagang setiap hari dikutip Rp6.000 untuk biaya kebersihan. Sedangkan biaya parkir setiap bulan dikutip Rp20.000 bagi pedagang yang memiliki mobil.

"Kami berharap Dinas LH dan Disperindag melakukan evaluasi terhadap pengelola sampah pajak Pekan Sialang Buah apabila tak mampu melaksanakan tugasnya. Selain itu berikan karcis sebagai bukti bahwa kami sudah membayar kewajiban kami sebagai pedagang untuk kebersihan," kata Kamsia, Rabu (24/6).

Hal senada disampaikan Sumitri (45), warga Desa Matapao yang dikutip Rp4.500.

"Untiuk kebersihan Rp2.000. Nah kalau berdasarkan karcis yang kami ketahui hanya sebesar Rp1.500, namun selama ini kami tak pernah diberikan karcisnya," sebutnya.

"Kami berharap pengelola sampah khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Disperindag untuk memperhatikan kami pedagang pasar dan meminta agar sampah yang ada di Pekan Sialang Buah diangkut paling tidak dua kali dalam seminggu," pintanya.

Sebelumnya Bupati Serdang Bedagai, Soekirman, bersama Ketua DPRD Serdang Bedagai, Riski Ramadhan Hasibuan, meninjau tempat pembuangan sampah yang menggangu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) SDN 102013 di Dusun V, Desa Pekan Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Senin (22/6) pagi.

Mendengar keluhan para pedagang dan melihat langsung sampah yang berserakan, Soekirman tampak marah hingga mengeluarkan ultimatum kepada jajarannya agar segera mengatasi permasalahan sampah dalam tempo seminggu.

(MZ/EAL)