Fiberisasi Jaringan XL Axiata di Sumatera Terapkan Protokol Kesehatan

Fiberisasi Jaringan XL Axiata di Sumatera Terapkan Protokol Kesehatan
Fiberisasi jaringan XL Axiata (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - XL Axiata terus melanjutkan proyek fiberisasi jaringan meskipun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Menerapkan protokol kesehatan yang sesuai dengan standar, pengerjaan proyek fisik terus dilakukan di berbagai daerah, termasuk di Sumatera. Hingga pertengahan 2020, sekitar 53 persen BTS dari total target telah terhubung dengan jaringan fiber.

Plt Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan, fiberisasi adalah salah satu program utama perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas jaringan data, termasuk sebagai bagian dari persiapan menuju implementasi 5G di masa mendatang.

“Karena itu, proyek ini harus tetap jalan, karena hasil dari fiberisasi juga bisa langsung meningkatkan kualitas jaringan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Semaksimal mungkin kami terapkan protokol kesehatan pada semua pekerja di lapangan,” kata I Gede, Rabu (24/6).

Saat ini, fiberisasi jaringan telah terlaksana di semua ibu kota provinsi dan kota-kota besar, terutama di kota atau area yang memang secara pertumbuhan data sudah memerlukan upgrade ke jaringan fiber. Sampai pertengahan 2020, jaringan XL Axiata di total 200 kota dan kabupaten telah terfiberisasi.

Di Sumatera, fiberisasi juga telah rampung antara lain di Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Batam, Jambi, Palembang, Bengkulu, Pangkal Pinang, hingga Bandar Lampung. Bahkan fiberisasi juga sudah terlaksana hingga area pelosok seperti di Kabupaten Aceh Besar, Langkat, Deli Serdang, Simalungun, Agam, Kampar, Muaro Jambi, Banyu Asin, Ogan Komering Ulu Timur, Lampung Timur.

Target XL Axiata secara nasional, hingga akhir tahun 2020 nanti 60-70 persen BTS akan terhubung dengan jaringan fiber. Saat ini, fiberisasi sudah mencapai sekitar 53persen dari total target di tahun 2020, dengan sebagian besar mencakup wilayah Jawa. Percepatan fiberisasi kini sedang dilakukan di wilayah padat penduduk guna mendukung aktifitas di era new normal saat ini.

“Fiberisasi juga menjadi semakin perlu untuk terus kami lakukan sesuai target mengingat kebutuhan layanan data yang meningkat setelah ada pandemi. Secara umum, kebutuhan pelanggan dan masyarakat atas data meningkat karena imbas dari Covid-19 yang memaksa mereka untuk bisa selalu mobile dan terkoneksi dengan internet dalam menjalankan aktivitas produktif,” lanjut I Gede.

Fiberisasi yang saat ini terus berlangsung juga telah terbukti mampu meningkatkan kualitas layanan data 4G. Di masa new normal ini, terjadi migrasi pola pemanfaatan layanan data yang cukup besar di tengah masyarakat, fiberisasi jaringan XL Axiata dipercaya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan yang prima. Lebih jauh, fiberisasi ini merupakan pintu gerbang masuknya layanan 5G yang tentunya membutuhkan kualitas yang lebih baik lagi.

Secara teknis, fiberisasi merupakan upaya modernisasi jaringan dengan cara menghubungkan Base Transceiver Station (BTS) melalui jalur fiber, termasuk sekaligus melakukan regenerasi perangkat-perangkat BTS, seperti mengganti perangkat yang selama ini memakai microwave menjadi perangkat fiber. Program fiberisasi jaringan merupakan salah satu langkah dalam mempersiapkan jaringan 5G.

Sebagai teknologi jaringan tercanggih di masa ini, 5G mampu menghadirkan kecepatan data yang tinggi, jumlah pemakai yang lebih banyak, dan delay atau latency yang rendah. Pemanfaatannya pun dipercaya mampu mendorong berbagai sektor ekonomi di Indonesia untuk bergerak lebih cepat. Keunggulan teknologi ini hanya bisa didapatkan jika site atau BTS terkoneksi dengan fiber.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi