Hal itu juga terlihat dari masih banyaknya jalan rusak, digenangi air, dan belum diaspal. Warga Dusun 3, Dusun 4 dan Dusun 5 menyatakan, sejauh ini kendala mereka sama, jembatan, irigasi air dan, jalan rusak, menjadi masalah utama di Desa Tebing Tinggi.

"Jalan di desa kami rusak, banjir masih sering terjadi, jembatan dan irigasi juga tidak layak pakai. Ini yang menyebabkan harga hasil pertanian seperti padi sering dihargai murah, karena para tengkulak mengaku kesulitan menjemput hasil panen, sehingga tak berani memberi harga tinggi," kata seorang warga, Cahaya Boru Manik, kepada Darma Wijaya yang sedang blusukan ke 7 dusun di Kecamatan Tanjung Beringin, Senin (19/10).

Terkait masalah jalan rusak, jembatan dan irigasi, Darma Wijaya benar-benar serius mencatat poin-poin tersebut. Disebutkannya, hal ini akan menjadi catatan penting baginya bersama Adlin Tambunan untuk segera bergerak cepat tanggap.

"Seperti saya ketahui, warga Dusun 5 ini memang penghasilannya hanya didapat dari hasil padi dan kelapa sawit," ucap Darma.

Diungkapkan Darma, jika nanti diberi amanah memimpin Sergai, akan secepat-cepatnya bertindak demi membela kaum tani. Diakui Darma, dirinya berasal dari keluarga petani, dan tidak mengetahui apa yang dirasakan 15 tahun belakangan oleh masyarakat selama ini sangat menyulitkan.

"Janji saya, segera terelasasikan secepatnya di desa Dusun 3, Dusun 4, dan Dusun 5 agar harga padi dan sawit tidak bisa semena-mena diatur menjadi murah oleh para tengkulak," tegasnya.

Darma yang akrab disapa Bang Wiwik selalu menerapkan protokol kesehatan selama blusukan di dusun-dusun dengan memakai masker dan jaga jarak. Kepada setiap masyarakat yang dijumpai, juga selalu menegaskan bahaya Covid-19.

"Setiap keluar rumah, saya berharap masyarakat Kecamatan Tanjung Beringin, harus selalu menggunakan masker, agar kita semua terhindar dari Covid-19," pesannya, sambil membagi-bagikan masker kepada masyarakat.

(JW/RZD)