Pengamat: Sumut Masuk Skenario Terburuk Hitungan Inflasi

Pengamat: Sumut Masuk Skenario Terburuk Hitungan Inflasi
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Inflasi pada Desember 2022 di Sumatera Utara (Sumut) mencapai 1.5% secara bulanan atau month to month. Sementara secara tahunan atau year on year mencapai 6.12%.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, capaian inflasi Sumut yang tinggi tersebut jauh di atas realisasi capaian inflasi nasional yang sebesar 0,66%.

“Saya sendiri sempat berkeyakinan kalau inflasi di Sumut itu berkisar 0.5% di bulan Desember 2022 kemarin,” katanya, Senin (2/1).

Andil inflasi yang terbesar masih didatangkan dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Andilnya 1.38%. Disebutkan Gunawan, dari hasil pemantauan di lapangan selama Desember, sejumlah harga kebutuhan makanan pokok seperti sayur sayuran, kebutuhan protein, minyak goreng hingga beberapa kebutuhan lainnya mengalami peningkatan harga yang tinggi.

Terlebih untuk jenis harga sayur-sayuran yang lompatan harganya hingga mencapai 3 kali lipat dari harga normal. Sementara itu, untuk harga rokok sebelumnya sudah mengalami kenaikan dan menyumbang inflasi di wilayah Sumut.

“Tetapi lagi lagi harga rokok kembali memicu kenaikan inflasi di Desember 2022 kemarin. Laju tekanan inflasi sebesar itu telah membuat capaian inflasi Sumut sebesar 6.12% selama tahun 2022,” sebutnya.

Dengan capaian itu, lanjut Gunawan, maka Sumut justru merealisasikan inflasi yang masuk dalam skenario hitungannya saat harga BBM dinaikkan. Di mana kala itu Gunawan memprediksikan inflasi Sumut setelah kenaikan harga BBM sekitar 30%, akan membuat Sumut mengalami inflasi dalam rentang 5.7% hingga 6.4% hingga tutup tahun 2022.

“Jadi Sumut benar benar masuk dalam skenario hitungan inflasi terburuk berdasarkan hitungan saya, padahal saya sempat optimis Sumut di akhir tahun akan merealisasikan inflasi di angka 5%. Karena dampak inflasi dari kenaikan harga BBM sudah tak terlihat di Oktober,” ucapnya.

“Kalau berbicara komodiitas pangan yang mengalami kenaikan tajam, memang komoditas cabai naik tinggi selama Desember dibandingkan dengan harganya di bulan November. Harga cabai merah di Desember saja rata rata mengalami kenaikan Rp 10 ribu per kg,” teranf Gunawan.

Sementara untuk cabai rawit mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan harga pada November 2022. Selain itu, kenaikan tarif angkutan dalam kota, meskipun sumbangsihnya relatif kecil, namun hal tersebut sangat terkait dengan kebijakan wali kota masing masing terlebih, Wali Kota Medan.

“Karena setau saya, kebijakan subsidi tarif angkutan kota sempat tidak menyumbang inflasi besar. Namun kenaikan inflasi karena tarif angkutan di Desember, justru memunculkan spekulasi kemungkinan kebijakan pengenaan subsidi sudah berakhir,” tandasnya.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi