Foto yang diambil pada 8 November 2024 ini memperlihatkan puing-puing reruntuhan bangunan milik warga akibat serangan udara Israel di Sahmar, Lebanon. (ANTARA/Xinhua/Abu Hamdan)
Analisadaily.com, Jenewa - Menteri Tenaga Kerja Lebanon, Moustafa Bayram, meminta dukungan dunia internasional untuk mengatasi krisis yang belum terjadinya sebelumnya yang berdampak pada ekonomi dan tenaga kerja Lebanon seiring dengan meningkatnya serangan Israel terhadap negara tersebut.
Bayram, dalam wawancara dengan Anadolu yang diterbitkan pada Selasa, mengungkap lebih dari 15.000 usaha kecil dan menengah hancur, serta lebih dari seperempat juta penduduk kehilangan pekerjaan dan pendapatan.
"Jadi dalam situasi ini, kami membutuhkan bantuan yang mendesak dan dukungan yang mendesak dari negara-negara sahabat dan negara-negara yang bersaudara,” katanya.
Dia menekankan bahwa pasukan Israel menargetkan warga sipil, infrastruktur ekonomi, dan juga infrastruktur vital bagi mata pencaharian rakyat sipil.
Kendati memuji negara-negara yang telah mulai menawarkan bantuan, termasuk Turki, serta menyoroti konferensi Paris sebagai contoh janji yang telah dibuat, tetapi ia menyatakan khawatir terhadap kecepatan dan volume pengiriman bantuan.
"Hingga saat ini, bantuan ini ... belum disalurkan dalam jumlah yang sangat besar atau dengan cara yang praktis," katanya, sembari meminta agar bantuan itu dapat terwujud di lapangan untuk memberikan dampak yang nyata.
"Kami berharap bahwa bantuan semacam ini dan niat membawa bantuan ke Lebanon benar-benar diperkuat dan terus berlanjut... Seluruh komunitas internasional dapat meningkatkan bantuan dan bantuan kemanusiaan untuk Lebanon,” tambahnya.
Bayram turut menjelaskan bahwa populasi pengungsi Lebanon turut memperburuk krisis karena negara tersebut sudah menampung sejumlah besar pengungsi Palestina dan Suriah.
"Lebanon tidak hanya memiliki (1,2 juta) orang yang terpaksa mengungsi (karena perang). Kami juga memiliki pengungsi Suriah dan pengungsi Palestina ... Pengungsi Suriah sekitar sepertiga dari populasi Lebanon," ujarnya.
Serangan Israel di seluruh Lebanon telah menewaskan hampir 3.200 orang dan melukai lebih dari 13.800 orang sejak tahun lalu, menurut data Lebanon, dengan tidak ada tanda-tanda bahwa Tel Aviv akan mengakhiri serangannya meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional.
(ANT/CSP)