Ditemukan di Myanmar

19 Spesies Tokek Baru Tambah Koleksi Kadal

TOKEK adalah nama umum untuk menyebut cecak besar. Ada banyak jenis tokek, namun istilah tokek secara sempit biasa dipa­dan­kan bagi anggota marga Gek­ko, suku Gekkonidae. Sedangkan tokek dalam bahasa awam umum­nya merujuk kepada tokek rumah (Gekko gecko), yang me­miliki persebaran luas.

Marga Gekko menyebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara, ke utara hingga Korea dan Jepang, ke timur --melintasi Kepu­lauan Nusantara dan Filipina-- hingga ke Kepulauan Solomon dan Santa Cruz di Pasifik.

Hewan ini kebanyakan aktif di saat sen­ja dan malam hari, meski suara panggi­lan­nya terkadang terdengar di siang hari. Tokek tinggal di lubang pepohonan di hu­tan atau di rekahan batuan atau gua; namun sebagian jenisnya juga beradaptasi dengan lingkungan manusia dan bersifat komensal.

Tokek memburu aneka se­rangga dan invertebrata lain se­bagai makanannya, walaupun juga tidak segan memangsa vertebrata lain yang lebih kecil ukur­annya.

Kini tim peneliti satwa mene­mukan 19 spesies tokek baru di area yang kecil di Myanmar. Temuan belasan satwa baru jenis kadal ini dinilai tidak biasa.

Peneliti La Sierra University California, Lee Grismer menga­takan, 15 dari 19 spesies baru sudah dideskripsikan secara formal belum lama ini. Empat jenis lainnya diduga kuat spesies tokek baru, meski belum dides­kripsikan secara formal.

"Penemuan ini sungguh me­nak­jubkan. Belasan tokek jenis baru berasal dari daerah kecil seperti itu," tandas Grismer dilansir dari newscientist.

Menurutnya, 19 tokek ditemu­kan di sebuah area yang memiliki luas sekitar 90 x 50 kilometer. Salah satunya di blok batu kapur yang memiliki gua dan dianggap sakral oleh Umat Budha. Lokasi ini ini dijaga ketat oleh para biarawan.

Grismer menyebut, temuan belasan tokek di area seluas itu baru pertama kali terjadi. "Untuk satwa jenis kadal, ini luas biasa," kata Grismer. Temuan ini menam­bah koleksi spesies kadal yang berhasil teri­dentifikasi. Saat ini, hanya ada sekitar 1.500 spesies kadal yang diketahui.

Projek penelitian ini didanai anggaran hibah Fauna dan Flora Internasional. Tu­juan­nya, sebagai kampanye pelestarian habitat batu kapur.

Dalam perjalanan pertama di tahun 2016, tim menemukan 15 tokek pertama serta ular dan katak baru. "Dalam 19 hari kami mene­mukan 23 spesies baru."

Dalam perjalanan selan­jutnya, mereka menemukan em­pat tokek yang harus dideskrip­sikan secara formal. Tokek-tokek ditemukan berlimpah, mungkin karena aman dari banyak pe­mang­sa. Grismer menambahkan, seba­gian besar spesies tokek baru termasuk dalam genus besar. Tim juga menemukan tiga spesies tokek kurcaci, yang biasanya hanya ditemukan di puncak gunung berawan. (nsc/sbc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi