Oleh: Bella Adelia Putri
MENINGITIS adalah infeksi pada meninges (selaput pelidung) yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Ketika meradang, meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. Hal inilah yang menyebabkan sistem saraf dan otak bisa rusak pada beberapa kasus.
Meningitis merupakan suatu kondisi serius yang menyebabkan lapisan di sekitar otak dan sumsung tulang belakang mengalami peradangan. Oleh sebab itu, penyakit meningitis dikenal juga dengan radang selaput otak.
Adapun yang memiliki resiko paling besar terkena meningitis yaitu anak-anak, remaja, dan usia muda. Walaupun kondisi ini juga dapat terjadi pada orang dewasa, terutamanya yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penyebab utama dari meningitis adalah infeksi yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau organ-organ jamur. Pada dasarnya, penyakit yang satu ini disebabkan oleh paparan virus tidak berbahaya dan biasanya akan pulih tanpa adanya perawatan serta pengobatan yang spesifik. Meningitis karena virus merupakan jenis meningitis yang paling umum terjadi namun kondisinya tidak begitu serius.
Sedangkan meningitis yang dipicu oleh bakteri lebih jarang terjadi namun justru dapat mengakibatkan kondisi yang lebih serius lagi. Apabila tidak segera ditangani maka meningitis jenis ini dapat mengakibatkan kerusakan otak bahkan berujung pada kematian.
Sementara itu, meningitis karena jamur terbilang sangat jarang terjadi. Jenis ini umumnya dijumpai pada pasien yang menderita kerusakan daya tahan tubuh (sistem imun), misalnya seperti pengidap AIDS.
Radang selaput otak ini sangat menular dan dapat berpindah dengan mudah melalui hubungan atau kontak langsung dengan si penderita. Misal, apabila terkena bersin atau batuknya saja, virus tersebut pun akan cepat tertular dan menyebar.
Pencegahan meningitis
Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara menghindari meningitis. Beberapa upaya preventif mencegahnya adalah:
- Pertama, hindari penderita meningitis, tempat yang terpapar radangnya, dan berbagai peralatannya yang telah terkontaminasi. Berbagai peralatan seperti piring, gelas, handuk dan lain sebagainya yang pernah digunakan oleh si penderita akan memudahkan penyebaran virus atau bakteri meningitis. Untuk itu, hindarilah demi mencegah tertularnya virus atau bakteri meningitis.
- Kedua, selalu jaga dan tingkatkan kebersihan, di antaranya sering mencuci tangan, berlatih hidup higienis, menjaga pola hidup sehat, menutup hidung dan mulut saat bersin maupun batuk.
- Ketiga, konsumsi antibiotik ketika sedang bersama-sama dengan orang yang terjangkit virus atau bakteri meningitis. Hal ini merupakan tindakan pencegahan terhadap mudahnya virus meningitis ini menyebar.
Selain itu juga menghindari hewan liar, dan mencegah gigitan nyamuk dan serangga sekiranya dapat mencegah tertularnya bakteri dan virus berbahaya penyebab meningitis yang bersumber dari hewan.
Gejala meningitis
Mengingat letak penyakit ini berada dekat dengan otak dan tulang belakang, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan gerak, pikiran hingga kematian. Maka penyakit ini dapat dikategorikan sebagai penyakit serius yang wajib segera mendapatkan penanganan. Jadi, sangat penting dan perlu sekali untuk mengetahui tentang gejala-gejala timbulnya meningitis ini sejak awal demi mendapat penanganan yang semestinya sesegera mungkin.
Gejala meningitis yang paling umum terjadi yakni: leher terasa kaku dan nyeri yang bertambah buruk lagi ketika sampai pada bagian dagu hingga dada, mengalami demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat Celcius atau lebih dengan kaki serta tangan terasa dingin, kejang-kejang, napas cepat, muntah-muntah, sakit kepala parah, menjadi sensitif terhadap cahaya atau disebut fotofobia, merasakan kantuk yang luar biasa sampai sangat sulit untuk tetap terjaga, dan adanya ruam kulit berupa bintik-bintik merah yang tersebar namun ruam ini tidak terjadi pada semua orang.
Gejala-gejala tersebut merupakan gejala utama pertanda meningitis yang menjangkiti remaja, dan orang dewasa.
Adapun gejala meningitis yang terjadi pada anak-anak atau lebih sering diderita bayi, antara lain: gatal-gatal, tangisan yang tidak ada hentinya atau menangis seperti melengking secara terus-menerus, mengalami demam tinggi dengan tangan dan kaki yang terasa dingin, mudah terkena penyakit, hilang selera makan dan menolak menyusu disertai muntah, sulit bernapas, batu-batuk, terlihat bingung, lemas, dan kurang responsif, kejang-kejang, dan beberapa anak akan mudah mengantuk serta sulit pula untuk dibangunkan. Carilah bantuan medis sesegera mungkin bila Anda melihat beberapa gejala meningitis tersebut terjadi pada anak-anak atau bayi.
Pengobatan Meningitis
Kasus-kasus meningitis virus bisa terbagi menjadi dua kondisi yakni ringan dan parah. Jika mengalami meningitis virus ringan, umumnya si penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, tapi penanganannya dapat dilakukan di rumah sendiri, seperti mengonsumsi obat pereda rasa sakit untuk sakit kepala, obat anti emetik (anti mual) supaya tidak muntah-muntah, banyak istirahat, dan minum banyak cairan. Kebanyakan penderita dapat pulih dalam kurun waktu satu hingga dua minggu setelah mendapat penanganan tersebut.
Kemudian, meningitis virus dalam kondisi parah, penderita perlu dirawat di rumah sakit, dan harus mendapat penanganan yang sama seperti penderita meningitis bakterialis (meningitis yang disebabkan bakteri) yaitu dengan memakai antibiotik. Obat anti virus mungkin akan diberikan apabila kasus meningitis virus kian bertambah parah pada seseorang yang telah dirawat di rumah sakit.
Selanjutnya, pada penderita meningitis karena jamur bisa diobati dengan memberikan obat-obatan anti jamur berdosis tinggi menggunakan infus. Mengenai durasi pengobatan, lama tidaknya tergantung dari kondisi sistem kekebalan tubuh si penderita dan tipe jamur yang menjangkitinya.
Selain dipicu oleh virus, bakteri dan jamur, meningitis pun bisa diakibatkan oleh parasit dan juga terdapat meningitis jenis non-infeksi.
Dalam mengatasi meningitis akibat parasit, beberapa jenis obat belum terlihat mampu membasmi amuba Naegleria fowleri penyebab meningitis tersebut.
Walau keefektifannya terbukti pada pengujian di laboratorium, namun pada hampir semua infeksi meningitis parasit ini berakhir fatal, bahkan bagi penderita yang telah mendapat perawatan medis sebelumnya.
Terakhir ialah meningitis non-infeksi. Ada lebih dari satu faktor penyebab meningitis jenis ini, maka untuk menyembuhkannya biasanya dokter harus menentukan dahulu kondisi medis yang menyebabkan munculnya meningitis tersebut. Lalu, barulah diambil langkah-langkah untuk menyembuhkannya. Meskipun begitu, meningitis jenis yang satu ini tidak bersifat menular.
Meningitis termasuk dalam penyakit yang wajib untuk diwaspadai. Kasus meningitis pun harus diatangani secepatnya karena dianggap sebagai kondisi medis darurat. Penyakit ini dapat menyebabkan septikemia (keracunan darah), bahkan berujung pada kematian. Orang yang dicurigai mengidap meningitis atau septikemia harus dibawa ke rumah sakit secepatnya.
Radang selaput otak merupakan kondisi serius dan darurat, serta terdapat lebih dari satu macam penyebabnya. Oleh karena itu, penting sekali mengenali gejala penyakit ini sedini mungkin guna mengatasinya sebelum terlambat.
Telebih lagi jika mengingat pengananannya berbeda-beda tergantung kepada tipe meningitis yang dimiliki. Lantas tak ada salahnya jika mulai dari sekarang kita memiliki pola dan gaya hidup yang sehat sembari mengantisipasi dan mencegah hadirnya penyakit meningitis ini yang dapat menyerang kita kapan saja.
(Penulis adalah mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Progam Studi ilmu Kesehatan Masyarakat)