Oleh: Jekson Pardomuan. “Sebab itu--demikianlah firman TUHAN, Allah Israel--sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapan-Ku selamanya, tetapi sekarang--demikianlah firman TUHAN--:Jauhlah hal itu dari pada-Ku! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.” (1 Samuel 2 : 30).
Jangan mengucapkan janji pada siapa pun kalau pada akhirnya kita tidak bisa menepatinya. Menjelang Pemilu 9 April 2014 nanti, biasanya janji-janji banyak yang dilontarkan oleh orang-orang yang menganggap dirinya bisa melakukan sebuah perubahan, melakukan sebuah gebrakan dalam mensejahterakan rakyat. Kalau berpikir secara logika, apa mungkin seseorang yang kedudukannya sama sebagai ciptaan Tuhan bisa dengan mudah berjanji memberikan kesejahteraan bagi masyarakat ?
Bagi yang punya uang banyak dan merasa bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi mungkin sah-sah saja secara duniawi. Karena di jaman sekarang sangat banyak manusia yang merasa dirinya bisa mengubah seseorang dengan uangnya. Bisa mengatur segala sesuatunya dengan hartanya. Gereja pun saat ini sudah dimasuki oleh orang-orang seperti ini. Mereka merasa dengan harta dan kekayaannya ia bisa mengatur pendeta, mengatur jemaat dan mengatur segalanya di dalam gereja.
Orang-orang seperti ini sangat banyak janjinya demi untuk mendapatkan pengakuan dari banyak orang bahwa ia memiliki segalanya. Karena keangkuhan dan kesombongannya, janji yang diucapkan sering terabaikan dan merasa janji yang diucapkan hanya sekadar untuk mengelabui orang lain saja.
Di dalam Alkitab ada dituliskan tentang janji-janji Tuhan kepada kita, janji Tuhan tidak pernah meleset. Hanya kadang-kadang kita terlalu ‘maju’ menganggap Tuhan tidak menepati janji-Nya. Padahal kita semua tahu, bahwa janji Allah akan digenapi tepat pada waktunya. Alkitab menceritakan bahwa bangsa Yehuda dan Yerusalem telah gagal memenuhi harapan TUHAN, padahal mereka telah dipilih Allah untuk menjadi umat TUHAN. Kegagalan mereka tidak menggagalkan rencana TUHAN atas umat-Nya.
Kita ketahui bersama bahwa bangsa Israel adalah bangsa pilihan TUHAN untuk memasyhurkan nama-Nya ke semua bangsa di muka bumi. Sebagai umat TUHAN, sepatutnya bangsa Israel menyatakan kehidupan yang sesuai dengan panggilan TUHAN kepada mereka. Umat TUHAN seharusnya setia kepada TUHAN serta menyatakan keadilan dan kebenaran, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.
Pemimpin bangsa ini telah gagal, baik dari segi kebenaran maupun keadilan karena mereka tidak setia kepada TUHAN. Kejadian seperti ini membuat TUHAN bertindak untuk memurnikan mereka. Didikan TUHAN merupakan didikan yang keras kepada para pemimpin bangsa. Namun, ada dua hal yang sangat indah, yaitu: Pertama, TUHAN tidak membuang umat pilihan-Nya. Kedua, Ia akan menggenapi janji-Nya bahwa dari Yerusalem akan keluar pengajaran serta pelbagai bangsa dan suku bangsa akan datang berduyun-duyun ke Yerusalem untuk mendapatkan pengajaran firman TUHAN. Dengan memandang kesetiaan TUHAN atas umat-Nya dan atas janji-Nya, TUHAN mengajak umat-Nya untuk hidup di dalam terang TUHAN.
Kisah Para Rasul 13 : 4 menuliskan “Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud.”
Orang Kristen adalah orang yang dipilih TUHAN. Kita dipanggil bukan hanya untuk menikmati hak istimewa sebagai anak-anak Allah, tetapi juga untuk memasyhurkan nama TUHAN di muka bumi. Walaupun kegagalan adalah bagian dari kehidupan kita, pesan firman TUHAN hari ini adalah bahwa TUHAN tidak pernah gagal dalam menggenapi rencana-Nya. Jadi, jangan menyerah, tetapi tetaplah tekun mengikut TUHAN
Firman Tuhan dalam 2 Petrus 3 : 9 menuliskan “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
Berbalik dan bertobat berarti akan menekuni apa perintah Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Belajar dan belajar tentang firman Tuhan adalah cara terbaik menurut kehendak Tuhan dalam memperbaiki segala sesuatu terutama tentang kebiasaan kita mengucapkan janji tapi tidak ditepati. Dengan belajar terus tentang kebenaran firman, kita akan mengurangi kebiasaan mengucapkan janji pada orang lain. Berjanji berarti harus ditepati.
Jika kita masih saja terus melakukan perbuatan yang tidak dikehendaki oleh firman Tuhan berarti kita menolak untuk dinasehati oleh firman TUHAN atau meremehkan ajaran firman TUHAN. Menolak atau dongkol dengan ajaran firman Tuhan berarti kita masuk dalam fase kemerosotan rohani yang amat dalam. Akan tetapi, masih ada harapan bagi orang yang mau mendengar dan menaati firman TUHAN.
Di mata TUHAN, masih ada harapan bagi seorang yang masih mau mendengar dan menaati firman TUHAN. Ketidakrelaan mendengar dan menaati firman TUHAN terjadi bila kita tak mau dinasehati oleh firman TUHAN. Merasa rohani atau merasa lebih rohani daripada orang lain adalah kemerosotan rohani. Hidup yang dikuasai oleh keinginan duniawi merupakan tanda awas bahwa kita sudah tidak lagi hidup di jalan yang TUHAN kehendaki.
Jangan berjanji kalau pada akhirnya tidak bisa menepati janji. Kembali kepada musim tahun politik 2014, akan ada banyak orang yang mengumbar janji dan mengucapkan sumpah janji demi untuk meraih simpati. Akan tetapi, ketika mereka nantinya duduk, apakah janjinya akan ditepati ?
Sudah banyak bukti yang ada di hadapan kita. Dari ratusan orang-orang yang duduk di kursi dewan dan pemerintahan selalu mengucapkan janji-janjinya pada saat sebelum dipilih. Setelah terpilih, satu pun dari janjinya tidak ada yang ditepati sesuai dengan waktu yang disepakati. Semua janji hanya terucap sebagai pemanis di bibir saja. Anak-anak Tuhan yang maju hendaklah menjalankan segala sesuatunya menurut firman Tuhan.
Hindari mengucapkan kata janji kalau pada akhirnya tidak bisa menepati janji itu. Seperti kata firman Tuhan dalam Yehezkiel 16 : 59 menuliskan “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan melakukan kepadamu seperti engkau lakukan, yaitu engkau memandang ringan kepada sumpah dengan mengingkari perjanjian.” Amin.