PIHAK berwenang China melaksanakan hukuman mati Selasa (21/1) terhadap seorang pria yang menyekap enam perempuan di ruang bawah tanah sebagai budak seks dan membunuh dua dari mereka.
Pria itu, menurut kantor berita resmi Xinhua, adalah Li Hao, 36, yang dieksekusi mati karena terbukti bersalah dalam sejumlah dakwaan termasuk pembunuhan, pemerkosaan, penyekapan ilegal, prostitusi terorganisasi dan membuat pornografi untuk keuntungan pribadi.
Seorang pejabat di Luoyang Intermediate Court di provinsi Hena, China tengah mengonfirmasikan kepada AFP bahwa “pria itu dieksekusi mati hari ini.”
Dia dijatuhi hukuman mati dalam sidang pada Novemver 2012 dan pelaksanaan eksekusi dilakukan Selasa (21/1).
Pada 2009, Li membuat “kamar bawah tanah” di basemennya dan menyekap enam perempuan di sana selama periode beragam dari dua hingga 21 bulan. Selama penyekapan itu, Li “berulangkali memperkosa” mereka, lapor Xinhua.
Lima dari korban adalah pelacur yang diperdaya masuk penjaranya dengan memanfaatkan jasa layanan mereka, dan satu orang menjual produk-produk pengendali kelahiran, ungkap situs koran People’s Daily, yang menambahkan Li memasang tujuh pintu logam untuk mencegah mereka tak kabur.
Usia para korban bervariasi dari sekira 16 hingga 23 tahun, dan satu di antara mereka yang berumur 20 tahun pada waktu penculikan menjadi hamil, imbuh situs tadi.
Li yang mantan pegawai negeri juga memaksa tiga dari wanita itu untuk membunuh dua lainnya -- satu dicekik dan lainnya tewas setelah dipukuli berulangkali.
Satu wanita yang berperan serta dalam kedua pembunuhan diganjar hukuman tiga tahun penjara sedangkan sisanya diberi hukum percobaan.
Penyekapan terjadi ketika para perempuan tersebut dibujuk untuk bermain ke rumah Li di Luoyang. Mereka diperkosa berkali-kali oleh penyekap dan dipaksa bertindak sebagai pelacur. Mereka bahkan dipaksa menunjukkan adegan seks di depan webcam.
Pada 2011, Li memaksa budak-budaknya yang masih hidup untuk membuat video-video mesum online dan melakukan seks dengan para langganan.
Pria tersebut menghabiskan waktu dua pekan dalam sebulan bersama para budak seksnya seraya bilang kepada istrinya bahwa dia kerja malam sebagai satpam, lapor Southern Metropolis Daily pada 2011 lalu.
Li ditangkap pihak berwajib pada September tahun itu salah seorang perempuan berhasil melarikan diri dan melapor kepada polisi. (afp/bcu-bh)