Perajin Tepas Bambu Mulai Kekurangan Bahan Baku

Bireuen, (Analisa). Para perajin tepas bambu di Gampong (Desa) Buket Teukueh dan Blang Reuling Kecamatan Kota Juang, Bireuen, mulai mengalami kekurangan bahan baku bambu untuk meningkatkan produksinya.

Seorang perajin tepas, Fuddin, kepada Analisa, Selasa (14/10) mengungkapkan, persediaan bahan baku bambu lokal makin berkurang, sehingga terpaksa didatangkan dari sejumlah daerah di Aceh Utara, Pidie Jaya, dan Pidie. “Upaya ini kita lakukan agar usaha perajin tepas bambu tetap berjalan lancar karena permintaan masih tinggi,” ujarnya.

Kekurangan bahan baku ini karena selama ini bambu yang ada terus diambil tanpa penanaman baru sehingga persediaan akhirnya menipis dan terpaksa didatangkan dari daerah lain.

Mayoritas masyarakat pedesaan di Aceh Utara dan Bireuen masih menggunakan tepas bambu sebagai dinding rumah. Namun, ada juga pemesanan untuk kebutuhan pengerjaan proyek pembangunan, seperti pembangunan irigasi.

Menurut Fuddin, pemasaran tepas bambu saat ini sudah berkembang luas. Selain untuk memenuhi kebutuhan lokal di Bireuen, juga dipasok ke sejumlah daerah di Aceh Utara seperti Panton Labu, Lhoksukon, Tanah Luas dan juga untuk memenuhi kebutuhan toko-toko bangunan di daerah itu.

“Permintaan masyarakat cukup tinggi, terutama saat panen padi. Dalam sehari bisa terjual 60-80 lembar,” sebut Fuddin yang menjajakan dagangannya di pasar hari peukan Gandapura.

Tepas bambu itu diproduksi dalam beberapa ukuran, yaitu 2x4 meter dan 2x3 meter dengan harga berkisar Rp 65 ribu - Rp 85 ribu/helai. “Harganya masih terjangkau karena biaya yang dikeluarkan perajin untuk membeli bahan baku cukup besar. Sebatang bambu seharga Rp 15 ribu sampai di tempat tujuan,” jelasnya.

Di Buket Teukeuh, mayoritas masyarakat bermata pencarian perajin tepas bambu. Kerajinan itu sudah berlangsung lama. Keterampilan menganyam tepas bambu ini merupakan warisan tradisi.

“Mayoritas masyarakat sangat terampil. Dalam sehari, total bisa dihasilkan 100 lembar,” katanya. (kdn)

()

Baca Juga

Rekomendasi