Medan, (Analisa). Jalur alternatif Jalan Ismail Harun Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan yang sering digunakan warga ke sejumlah wilayah khususnya ke kawasan Pancing, Kampus Unimed dan daerah lainnya terputus. Akibat banjir yang menggenangi dan air tak kunjung surut membuat jalan tersebut tergerus dan akhirnya terbentuk kubangan yang dalam.
Pantauan Analisa, Senin (20/10), pengguna jalan yang biasanya ramai melintas kini sepi. Masyarakat yang melintasi kebanyakan tidak tahu jika jalan alternatif tersebut terputus dan tidak bisa dilalui. Masih banyak masyarakat yang nekat melintas. Namun bukan sampai tujuan di tengah jalan kendaraan mereka mogok dan terpaksa harus didorong.
Sore itu ada belasan kendaraan yang mogok karena nekat melintasi jalur yang tergenang dengan kedalaman di atas lutut orang dewasa.
Hendrik bersama anaknya sore itu terpaksa menunda pulang cepat sampai ke rumah. Penduduk Bandar Khalifah ini nekat melintas jalan yang tergenang tersebut. Sayangnya di tengah jalan motor yang dikendarai mogok. Hal yang sama juga dialami Erwin dan Sanita.
Kendaraan roda tiga mereka mogok sehingga harus memanggil montir. Untung saja ada motir yang stand by membantu bagi kendaraan roda dua yang mogok. Kalau tidak terpaksa harus mendorong, ucap Hendrik.
Dia berharap pemerintah dalam hal ini Pemkab Deli Serdang lebih peduli. Jalur alternatif sangat membantu warga untuk beraktivitas khususnya yang ingin kuliah di Unimed dan sejumlah sekolah di kawasan Jalan Pancing. Jika jalur ini terputus otomatis daya tempuh menjadi lama dan jauh, ucap Hendrik bersama anaknya.
Hal senada juga disampaikan Erwin, dia yang biasanya tidak melintasi jalur tersebut mencoba nekat melaluinya. Namun karena terlalu dalam sepeda motornya malah mogok. Saya sudah hampir 30 menit memperbaiki tetapi tidak juga bagus kendaraan. Airnya sudah masuk ke mesin, terpaksa harus didorong, katanya.
Sejumlah anak-anak yang bermain dan memanfaatkan kondisi tersebut mengaku, genangan ini sudah cukup lama. Apalagi hujan terus turun membuat genangan ini semakin dalam sehingga kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melintas. Kami setiap sore main di sini. Jika ada yang minta didorong kami bantu. Mereka biasanya memberikan uang Rp2000, ucap Tirta, Arya dan Ade warga setempat. (maf)