Eksotisme Puncak Sorik Merapi

Oleh: Muhammad Ali, MLS. Di balik pendakian yang melelahkan, terdapat kenikmatan terindah di penghujung pendakian. Puncak Sorik Merapi, benar-benar menawarkan eksotisme.

Kabupaten Mandailing Natal memiliki Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) seluas 108.000 hektar. Taman Nasional ini adalah suatu potensi yang baik bila dapat dikelola dengan manajemen yang baik sehingga dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Pengelolaan kawasan ekowisata harus benar-benar mengikuti kaedah yang telah ditentukan yaitu berbasis masyarakat untuk mendapatkan hasil dari hutan tanpa harus merusaknya. 

TNBG mempunyai potensi besar karena di dalamnya terdapat bermacam-macam kekayaan alam yaitu flora, fauna dan pemandangan alam. Gunung Sorik Marapi ini berada di TNBG, yang dapat dicapai melalui Desa Sibanggor Julu. Untuk dapat mencapai puncak gunung tersebut dibutuhkan waktu 3 – 4 jam berjalan kaki. Puncak Gunung Sorik Marapi berapa pada ketinggian 2.145 m dpl. 

Jalur trekking sudah tersedia. Ini menandakan sudah banyak pengunjung dan masyarakat desa yang menggunakan jalan tersebut. Yang paling sering menggunakan jalur trekking ini adalah masyarakat desa yang ingin mengambil belerang pada kawah Sorik Marapi. Mereka membawa karung goni dan peralatan tradisional untuk mendapatkan belerang. Perkerjaan yang menantang dan sangat-sangat melelahkan untuk mendapatkan sekarung belerang. 

Ketika kami mendaki gunung ini beberapa penduduk lokal yang sedang duduk di warung sambil menghirup kopi pagi sepertinya meragukan kemampuan saya untuk mendaki mungkin karena saya sudah agak tua. Mereka memesankan pada guide supaya ekstra hati-hati. 

Empat jam perjalanan yang cukup melelahkan bagi kami dengan lereng yang sedikit terjal. Ketika pendakian cuaca juga kurang bersahabat. Di perjalanan kami seolah didinginkan oleh hujan rintik-rintik membuat jalan setapak yang kami lalui menjadi becek dan licin. Perkiraan orang kampung “benar” saya kewalahan walaupun akhirnya sampai ke puncak. 

Setelah sampai di puncak, kami segera menyantap bontot kami dengan dengan lahapnya tapi harus mengirit air minum. Setelah sedikit tenang, segera saya SMS teman-teman wow “ Puncak Sorik Marapi nan Eksotis” letih saya hilang seketika. Gambar yang kami ambil kurang bagus karena cuaca berkabut berbaur dengan hujan rintik-rintik. 

Di puncak Gunung Sorik Marapi kita dapat menikmati Danau/ Telaga yang airnya berwarna kuning keemasan yang bernama “Danau Hulu Aek Sihunik” yang kata guide rasa air nya asam. 

Kami tidak dapat turun ketika itu demi memperhitungkan waktu tempuh. Turun dari puncak lebih cepat dari mendaki. Kami menghabiskan waktu tiga jam. Sehingga tujuh jam kami habiskan untuk mendaki dan turun. Sangat Indah, letih dan memuaskan. Orang-orang di warung pada tersenyum ketika melihat saya yang bermandikan lumpur. Tapi mereka salut saya bisa turun dalam waktu tiga jam. Turun dari puncak kami langsung menuju Sumber Air Panas Sibanggor untuk merendam tubuh khususnya melonggarkan urat-urat kaki. Air panas ini berada di daerah penyangga TNBG yang secara administratif berada di Kecamatan Tambangan tepatnya di Desa Sibanggor Julu. Sumber air panas tersebut berada persis di pinggir jalan desa sehingga mudah untuk mencapainya. 

Potensi lain yang sangat mendukung TNBG untuk di kunjungi adalah Potensi Fauna. Dari hasil jebakan kamera (camera trap) yang pernah dilakukan oleh Conservation International (C I) telah ditemukan jenis satwa langka seperti : Harimau Sumatera, Harimau Dahan, Kambing Hutan, Tapir Sumatera, Menjangan, Kucing Hutan, Beruang Madu, Muncak, Pelanduk, Siamang, Sarudung/Owa, dan kucing Emas (jenis satwa yang sudah sangat langka di dunia).

**

Desa Sibanggor Tongah dan Sibanggor Julu adalah perkampungan yang sangat indah untuk di kunjungi. Perkampungan ini mempunyai nilai ekowisata yang juga layak jual, yaitu menyaksikan rumah adat tradisional yang terbuat dari papan dan beratapkan ijuk. Hampir 90% rumah di sini terbuat dari bahan-bahan alami seperti papan dan ijuk. Disamping itu, arsitek yang dirancang sangat sederhana tetapi dapat menyatu dengan alam. Lokasi perkampungan ini berjarak sekitar18 Km dari Panyabungan dan dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum sekitar 1 jam perjalanan. Aksesibilitas menuju Desa Sibanggor sudah cukup baik.

Kemudian, saya juga mengunjungi Danau Sababegu (Danau Siroken). Danau ini berada pada kawasan TNBG dengan luas sekitar tiga hektar, dan tidak jauh dari jalan lintas menuju Sopotinjak. Danau ini terletak pada ketinggian 860 m.dpl. dan dapat ditempuh selama ? 15 menit berjalan kaki, dengan medan sedikit mendaki tetapi secara keseluruhan datar dan mudah di akses. Pada danau ini banyak terdapat ikan seperti ikan gabus, ikan haporas dll. Disebut Sababegu karena menurut masyarakat sekitar Sopotinjak danau ini agak angker. ***

()

Baca Juga

Rekomendasi