Oleh: Nazlah Khairina
Saat sekarang umat Islam sedang berbahagia menyambut kedatangan hari yang dinantikan oleh umat Islam, setelah hari raya Idulfitri maka umat Islam akan menunggu kedatangan hari raya Iduladha. Iduladha juga sering disebut dengan hari raya kurban. Yaitu dengan menyembelih beberapa hewan yang dihalalkan oleh Allah dan dagingnya dibagikan kepada orang lain. Pada hari raya ini memiliki pesan nilai dari berkuban untuk kehidupan kita sehari-hari. Tapi sayangnya, banyak umat Islam yang belum mengetahui hakikat dan makna dari berkurban itu sendiri.
Kurban berasal dari bahasa arab qarib, qurub, yaitu dekat dan menjadi istilah dengan makna menyembelih hewan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik.
Kurban juga salah satu mediasi sebagai bukti tanda syukur kita kepada Allah. seperti dalam surah Al-Kausar ayat 2: “Maka kerjakanlah sembahyang kerana Tuhanmu dan sembelihlah kurban (sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah.)”
Berkaitan dengan ini mengingatkan kita akan sejarah Nabi Ibrahim yang diperintahan Allah untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail. Dan atas izin dari Ismail, maka Ibrahim akan menyembelih Ismail, anak satu-satunya yang ia miliki. Saat itu bahkan pisau tajam sudah berada di atas leher Ismail, kemudian oleh Allah digagalkan dan diganti dengan seekor kambing. Allah telah mengantikan Nabi Ismail dengan seekor kambing, ketika Nabi Ibrahim ingin menyembelih anaknya. Hal ini bukti dari ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah sehingga dalam shalat disyariatkan untuk mengucap salam kepada Nabi Ibrahim ketika tasyahud. Karena di akhir surah As-Saffat ayat 109 itu Allah berkata “ Selamat sejahtera bagi Ibrahim”. Sebagai suatu kehormatan Nabi Ibrahim. Dari kisah sejarah Nabi Ibrahim tersebut, kita bisa ambil hikmah bahwasannya seorang yang sabar atas ujian Allah itu yaitu memberikan sesuatu yang terbaik dan yang paling kita cintai untuk Allah, maka Allah akan mengganti lebih baik lagi. Jadilah cerminan kisah Nabi Ibrahim sebagai ketaatan kita kepada Allah terutama untuk berkurban.
Waktu penyembelihan kurban adalah setelah shalat Idul Adha sampai hari tasyrik 11,12,13 Dzulhijjah. An-Nawawi Rahimahullah berkata : “Adapun waktu berkurban, maka sebaiknya menyembelih setelah shalat Idul Adha dan ketika itu sah secara ijma beberapa ulama. Ibnul Munzdiri Rahimahullah berkata, “Mereka telah berijma’ bahwa penyembelihan kurban tidak boleh dilakukan sebelum terbit matahari pagi hari raya kurban. Dan mereka berbeda pendapat pada penyembelihan setelahnya. (Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi (XIII/110).
Saat sekarang kita lihat, terkadang orang yang sudah mampu untuk berkurban merasa enggan untuk berkurban. Karena mereka beralasan bahwa masih banyak kebutuhan yang harus mereka tanggung. Sehingga mereka mengatakan bahwa mereka belum mampu untuk berkurban. Walau berkurban hukumnya sunnah muakkad menurut beberapa ulama. Hendaknya kita bisa mengikuti sunnah ini, karena sunnah muakkad kedudukannya hampir mendekati wajib. Dan wajib bagi keluarga yang sudah mampu berkurban. Padahal janji Allah surah Ibrahim ayat 7 : “Barang siapa yang bersyukur kepadaku akan ku tambah nikmatnya, dan barang siapa tidak bersyukur maka adzab ku sangatlah pedih”.
Dalam sebuah hadis mengatakan: “Tiada suatu amal bagi anak adam yang lebih Allah cintai pada hari Idul Adha kecuali dengan menumpakan darah (berkurban)" (H.R Tirmidzi dari Aisyah). Pada hadis tersebut menjelaskan bahwa pada hari raya Idul Adha amal yang paling disukai oleh Allah adalah dengan berkurban. Yaitu menyembelih beberapa hewan ternak yang halal dan yang cukup umur dan dagingnya dibagikan kepada warga setempat yang membutuhkan sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah swt. Hal ini juga harus dilandaskan dengan niat yang ikhlas sebagai rasa syukur kita kepada Allah. Karena hari raya Iduladha memiliki nilai khusus sebagai pembentuk insan yang lebih mendekatkan diri dengan bersyukur. Tanpa rasa ikhlas, amal kita tidak tak berguna. Hal itu, Iduladha mengajarkan dan melatih kita agar selalu bersyukur dan ikhlas dengan pemberian Allah Swt. yang mempunyai harta bersyukur melalui berkurban.
Setiap kegiatan yang merupakan wujud beribadah kepda Allah pasti memiliki keutamaan dan manfaat. Apalagi kurban yang memilki hikmah dan keutamannya bagi yang melaksanakannya. Diantaranya ialah. Pertama, kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Kurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]. kedua, Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa. Seperti yang kita ketahui kalau dengan berkurban maka daging yang kita kurbankan itu akan dapat membawa kebahagian kaum dhuafa yang sangat membutuhkan. Seperti hadis “Hari Raya Kurban adalah hari untuk makan, minum dan zikir kepada Allah” [HR. Muslim]. ketiga, Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam, sebagaimana dalam surah Al-Hajj ayat 34 :“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”.
Untuk itu, bagi umat Islam yang masih enggan untuk berkurban karena masih memilki banyak kebutuhan maka itu bisa diatur dengan menyisihkan sebagian uang kita untuk berkurban sebelum hari raya Iduladha. Bisa juga patungan dalam satu keluarga, satu lembu bisa untuk tujuh orang, Atau mungkin agar dipermudah kita sudah membeli kambing atau lembu untuk dipelihara dan ketika sudah besar nanti baru dikurban. Jika kita memilki niat yang baik, insyaallah akan ada jalan untuk menguwujudkan niar kita tersebut. Dengan begitu, salah satu cara agar kita menjadi hambanya yang selalu bersyukur adalah dengan berkurban.
Dengan mengetahui keutamaan dan manfaat dari berkurban, semoga menambah semangat kita untuk berkurban dan semoga dengan hari raya Idul Adha ini, kita bisa bercermin dari kisah Nabi Ibrahim dan menambah ketakwaan kita kepada Allah swt melalui syukur dan keikhlasan.
*Penulis adalah Mahasiswi IAIN-SU jurusan Ekonomi Manajeman Syariah semester VII dan kru aktif LPM Dinamika IAIN SU