RASULULLAH bersabda, “Sungguh Konstantinopel akan ditakluka. Sebaik-baik pemimpin adalah penakluknya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya (HR. Ahmad)
Sabd Rasulullah ini dia ucapkan pada saat pembuatan khandak (parit) yang merupakan gagasan dari Salman Al-Farisi. Sehingga perang tersebut dikenal dengan perang Khandak.
Dalam keadaan yang masih belum survive, Rasul dan sahabat-sahabatnya dari kaum Muhajirin dan Ashar harus menghadapi serangan dari lawan-lawan mereka. Dan di saat itulah, Rasul berkata seperti hadis di atas.
Perkataan Rasul itu merupakan isyarat, bahkan suatu waktu umat Islam akan menguasai kota Konstantinopel yang merupakan kota yang cukup dikenal pada saat itu.
Seluruh sahabat sangat yakin bahwa ucapan Rasul itu memiliki kebenaran, sehingga masing-masing mereka bercita-cita untuk menaklukan kota Konstantinopel tersebut.
Dalam sejarah kaum muslimin telah mengerahkan 11 kali upaya sepanjang 800 tahun sebelum Muhammad Al-Fatih menaklukan kota ini.
Tidak ada yang mampu ‘menaklukan’ kota ini, kecuali Muhammad Al-Fatih yang pada saat itu baru berusia 25 tahun.
Tembok-tembok yang kokoh, pasukan yang siap mempertahankan kota Konstantinopel tidak mampu menahan gempuran Al-Fatih bersama pasukannya. Maka pada Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau 29 Mei 1453 M, kota ini akhirnya ditaklukan oleh umat Islam dengan pimpinannya Muhammad Al-Fatih.
Kisah penaklukan Konstantinopel ini bisa dibaca dalam buku Muhammad Al-Fatih; Penakluk Konstantinopel.
Lewat buku ini kita bisa melihat bagaimana keyakinan umat Islam akan isyarat yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw.
Apa yang diucapkan Nabi benar-benar terbukti, ini artinya Nabi sesungguh sudah ‘mengetahui’ kejadian yang akan datang berkat ilmu yang datang dari Allah Swt.
Sebuah kisah yang benar-benar memberi motivasi kepada kita untuk selalu menyakini dengan apa yang diucapkan oleh Rasulullah Saw.
Peresensi: Juniawati Suza S.Ag, Kepala PAUD Aisyah Az-Zahra Jalan Karya Kasih Medan.