Semangat Kepahlawanan untuk Lawan Degradasi Mental

Tanjung Morawa, (Analisa). Semangat kepahlawanan harus terus dijiwai dan menjadi penyemangat generasi muda saat kini. Hal ini penting untuk menangkis kekhawatiran terjadinya degradasi mental di lingkungan pergaulan bermasyarakat.

“Kemajuan teknologi informasi pada satu sisi sangat baik untuk memacu wawasan dan pengetahuan. Namun di sisi lain, serbuan teknologi informasi juga harus diimbangi dengan semangat kepahlawanan agar generasi sekarang tidak mudah dipecah-belah,” ungkap Camat Tanjung Morawa H Faisal Arif Nasution di sela kegiatan Karya Bakti di Taman Makam Pahlawan Tanjung Morawa, Jumat (7/11).

Dikatakan, Karya Bakti yang dilaksanakan menyambut Hari Pahlawan itu, melibatkan pelajar, ormas, OKP, dan anggota Pramuka menjadi bagian penting dalam kaitan menumbuhkembangkan sikap kepedulian dan semangat kepahlawanan.

Sebagaimana diketahui, kebersamaan dan saling berbagi merupakan cerminan semangat kepahlawanan. Selain ratusan orang dari kalangan generasi muda, kegiatan itu juga melibatkan personel Polsek Tanjung Morawa, personel Ramil 16/TM, personel Subden 2 Detasemen A Brimobdasu, staf/pegawai kantor camat, kepala desa/lurah, serta masyaraat luas.

Karya bakti juga dilaksanakan di kawasan Tugu Bambu Runcing di inti kota Tanjung Morawa. Berbagai aktivitas yang dilaksanakan, membersihkan dan merawat Taman Makam Pahlawan, mencat pagar dan gerbang, serta membersihkan saluran air di seputaram makam.

Sedangkan di kawasan tugu, juga dilakukan hal sama. Kota Sejarah Faisal Arif Nasution yang didampingi Dan Ramil 16/TM Kapten CZI Muhtar, Kapolsek Iptu H Situmorang, dan Kasi Trantib Rismar Silaban menambahkan, Tanjung Morawa pada masa revolusi merupakan bagian tidak terpisahkan dari jejak perjuangan Medan Area Selatan.

Tugu Bambu Runcing menjadi salah satu situs peninggalan era perjuangan silam. Sejumlah situs bersejarah lainya yang menjadi tonggak sejarah tersebar di kecamatan itu, misalnya Sekolah Rakyat (SD Belanda-red) di Buntu Bedimbar, beberapa pos penjagaandi kawasan Lapangan Golf PTPN2, tetengger di depan Kandor PTPN2, sejumlah bangunan rumah tua berarsitektur Eropa, serta bukit (benteng pertahanan) di kawasan Komplek Armed.

Sejarah juga mencatat adanya ‘Peristiwa Tanjung Morawa’ di awal kemerdekaan. Persoalan agraria yang bersejarah itu, diabadikan dalam arsip nasional karena memicu lengsernya Kabinet Wilopo saat pemerintahan Soekarno silam.

Sebagai warga yang berdomisili di kota bersejarah, wajar jika semangat kepahlawanan harus terus dilestarikan guna kemajuan proses pembangunan. Rentetan sejarah itu, harus pula diperkenalkan dan sebisa mungkin dimaknai oleh generasi saat sekarang. Sehingga kecintaan terhadap tanah air semakin menebal.

Camat Fasial Nasution juga menyebut, sikap bela negara di kalangan generasi muda tidak hanya dilakukan pada masa perjuangan. Di era pembangunan, sikap itu bisa diwujudkan dengan cara menuntut ilmu, menjaga integritas, persatuan dan kesatuan, juga dengan mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan dan sesama.

“Tidak kalah pentingnya, peduli terhadapdiri sendiri. Sehingga mental dan akhlak baik yang dimiliki seseorang, bisa berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya,” tandas Faisal Nasution. (rio)

()

Baca Juga

Rekomendasi