Oleh: Rido Iman Ashadi. Ada banyak komunitas di Kota Medan dengan berbagai macam minat dan spesifikasi hobi. Sebagai anak muda, mengikuti kegiatan komunitas ini merupakan suatu pengalaman belajar di luar kelas. Sayangnya, masih banyak pelajar atau mahasiswa yang belum menyadari pentingnya bergabung di komunitas ini.
Bagi mereka, masa-masa se-kolah/kuliah adalah periode menghabiskan waktu di dalam kelas, mendengarkan ceramah dan penjelasan guru/dosen (wa-lau kadang harus menunggu dosen yang tak kunjung datang), mengerjakan latihan, mengobrol dan pulang ke rumah. Begitulah siklus tiap harinya tanpa disertai dengan kegiatan ekstrakurikuler di dalam atau di luar sekolah.
Berkonsentrasi pada pelajaran atau mata kuliah memang sebuah prioritas tapi sebenarnya penga-laman berorganisasi dan kemam-puan interpersonal di luar kelas merupakan modal yang paling dibutuhkan apalagi di abad kom-petitif sekarang ini. Bergabung di sebuah klub atau komunitas bisa dilakukan baik dengan mengikuti organisasi sekolah ataupun dalam skala yang lebih besar lagi, komunitas lokal, regional, na-sional bahkan internasional. Namun, terlibat menjadi anggota di komunitas kota atau lokal pun sudah menjadi prestasi sendiri karena ini berarti sebagai pelajar atau mahasiswa, kita sudah me-mahami pentingnya untuk aktif berinteraksi secara sosial bagi perkembangan diri (personal growth) di masa depan.
Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari komunitas ini di antaranya, membangun jaringan (networking) dan mencari teman baru yang mempunyai minat sama dengan kita. Berkumpul dengan kelompok komunitas pilihan kita juga akan mem-berikan kesempatan berbagi ide tentang kesamaan bidang yang kita sukai atau sedang ditekuni. Kemampuan sosial kita dalam berkomunikasi juga akan ber-kembang apalagi kalau terpilih menjadi salah satu divisi dewan organisasi. Cara kita menyam-paikan ide, opini dan ketidak-setujuan secara persuasif akan kebijakan program organisasi akan terlatih di sini. Yang lebih penting tentu saja kemampuan memimpin (leadership skill) yang juga akan terbentuk dengan adanya tanggung jawab, peran dan kewajiban yang harus di-lakukan sebagai bagian dari komunitas tersebut. Menjadi anggota komunitas berarti juga akan belajar tentang management skill bagaimana caranya men-jalankan program-program ko-munitas, membuat proposal, mengumpulkan dana (fundrai-sing) dan bekerja secara sukarela (volunteerism).
Mempunyai jaringan dengan para alumni yang sudah bekerja secara professional juga akan sangat membantu kita mema-hami dunia kerja di masa depan, bahkan banyak anggota komu-nitas yang saling membantu mencarikan kesempatan kerja atau magang. Yang paling mem-banggakan tentu saja akan betapa cantik dan berbobotnya daftar riwayat hidup (resume) kita, misalnya ketika sudah tamat kuliah. Memiliki CV (curriculum vitae) yang baik tentu saja akan menjadi nilai jual (selling point) karena banyak juga perusahaan yang melihat rekam jejak or-ganisasi para pelamar kerja. Tak bisa dibayangkan apabila ketika sudah tamat kuliah, seorang pelamar hanya membawa CV yang hanya mencatatkan biodata dan kualifikasi pendidikannya saja tanpa disertai pengalaman kerja ataupun organisasi.
Intinya adalah memilih ko-munitas atau organisasi yang paling kita sukai dan sesuai minat dan passion; film, olahraga, pemerhati gedung tua, musik, paduan suara, debat bahasa Ing-gris, drama, puisi, klub buku, stand-up comedy, klub berwi-rausaha dan lain-lain. Memilih 2 sampai 3 organisasi masih di-katakan wajar walaupun pada akhirnya kita harus memilih mana yang paling dinikmati, paling memberikan kesempatan berkembang atau paling ber-peluang memberikan penga-laman hidup di masa depan (karir). Bagaimana pun juga, pelajar atau mahasiswa harus tetap bisa menyeimbangkan jadwal sekolah dan komunitas, apalagi kalau ada pertemuan rutin mingguan antaranggota atau istilah kerennya kopdar (kopi darat).
Di Medan sendiri, banyak sekali komunitas yang bisa di-ikuti. Semua informasinya bisa diakses melalui Facebook atau Twitter. Tinggal dicari saja di tab searchnya ataupun googling “Komunitas Medan”, maka akan bermunculan klub-klub me-narik di kota ini. Media sosial harusnya digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dari-pada hanya membaca status update. Intinya, harus ada niat mencari informasi yang se-karang sudah bukan hal yang sulit lagi.
Beberapa komunitas di Kota Medan termasuk Komunitas Klub Buku Medan, Komunitas Couchsurfing Medan, Backpa-cker Medan, Rufi Community (Film), Komunitas Tangan Di Atas/TDA (Entrepreneurship), Medan Berkebun, Medan Heritage (Sejarah Kota Medan), Medan Buzzer, Medan Debaters Forum, Medan Standup Community, Kelas Inspirasi Medan, Komunitas Biola dan Seniman Medan, Komunitas Sedekah Bareng Medan, Komunitas Indo-Barca Chapter Medan, Komu-nitas Parkour Medan, Komunitas Fotografi Ponsel, Komunitas Gamers Medan (KGM, Film Indie Opique Pictures, Komu-nitas Lari Indorunners, dan masih banyak lagi. Selain menyediakan informasi tentang seluk-beluk minat dan hobi, komunitas ini juga mempunyai regular meeting untuk latihan, diskusi ataupun rapat tentang event dan aktifitas yang akan digagas atau kompetisi yang akan diikuti dalam waktu dekat.
Nah, sekarang waktunya me-milih komunitas mana yang ingin kalian ikuti dan mencari tahu (googling) informasi lebih ba-nyak lagi tentang jenis organisasi sekolah dan komunitas lain yang ada di Medan. Gunakan waktu sekolah dan kuliah ini untuk sesuatu yang akan memberikan pengalaman berinteraksi yang positif, seru dan berkualitas, sebelum nantinya masuk ke dunia kerja yang menyita waktu dan deadline yang tak berujung. Saatnya untuk merencanakan ikut komunitas di semester baru ini baik yang tersedia di sekolah atau kampus untuk tahap awal atau mengepakkan sayap ke lingkungan komunitas yang lebih luas lagi. Apalagi buat mahasiswa baru di Medan, bargabung de-ngan klub ini akan membantu cepat beradaptasi dengan ling-kungan kota yang baru. Me-ngenal orang-orang baru dan mengikuti komunitas di masa muda merupakan keputusan yang tak akan kalian sesali. Cobalah!
* Agustus 2014
* Penulis, asisten dosen FKIP Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMNAW) Medan