SilkAir Fam Trip pada hari ketiga, dengan bus travel nan nyaman dan luks yang disediakan Tops Holiday kami menjejali kota Chiang Rai yang berjarak 183 kilometer dari Chiang Mai. Jarak itu hanya ditempuh dengan masa 3 jam dengan melewati jalan cenderung mendaki dan mulus diantarai hutan-hutan tropis. Sebelum tiba di Chiang Rai, kami singgah di Baan Tong Luang, perkampungan wanita yang mengenakan gelang leher sehingga lehernya terkesan lebih panjang. Kami juga mengunjungi tempat pelatihan gajah, sumber air panas Maekajarn Hot Spring dan Wat Rong Khun (White Temple)
Kota Chiang Rai dibangun tahun 1262 dan menjadi akses utama menuju tempat-tempat wisata menarik dibagian utara Thailand, seperti Golden Triangle, Mae Sai dan Sungai Mekong yang terkenal di Thailand.
Chiang Rai, kota yang cenderung terkesan lebih santai dibandingkan dengan tetangganya Chiang Mai. Kini kedua kota ini bersaing merebut kunjungna wisata. Bekas ibukota Kerajaan Lanna ini penuh dengan pesona yang di dalamnya terdapat kebudayaan dan alam yang indah, termasuk Golden Triangle atau pusat transaksi opium yang meliputi negara Myanmar, Laos dan Thailand.
Provinsi ini dulu pernah dikuasai kerajaan bernama “Sejuta Ladang Padi”. Wilayah ini juga dikenal sebagai bekas lumbung opium yang eksis di masa lampau. Namun sekarang, orang bisa menikmati berbagai objek wisata di tengah alam nan indah. Untuk memulainya, langkahkan kaki Anda ke Doi Tung yang berjarak sekitar 70 kilometer dari pusat Kota Chiang Rai.
Tiket minibus menuju Doi Tung bisa didapat dari agen perjalanan. Tiketnya dipatok 1.600 Baht (sekitar Rp 480.000) dengan waktu tempuh dua jam. Sepanjang perjalanan, jarang sekali kendaraan bermotor seperti motor dan mobil yang lalu lalang. Udara sangat bersih dan nyaman.
Golden Triangle
Dari Doi Tung, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan menuju Golden Triangle. Ini adalah wilayah perbatasan langsung antara Laos dan Myanmar, yang hanya dipisahkan oleh Sungai Mekong. Dengan tarif 100 Baht (sekitar Rp 30.000) per orang, pelancong bisa menyeberang sungai menggunakan perahu dan menginjak Laos! Bila ingin memasuki wilayah Laos, cukup merogoh 50 Baht saja.
Dengan menaiki perahu bermotor kami menyeberang ke Laos melalui Sungai Mekong. Hanya memakan waktu sekitar 25 menit, kami tiba di perbatasan Thailand - Laos. Tentunya sebelumnya guide kami Fakhry harus mengumpulkan paspor kami untuk diregistrasi di imigrasi.
Sungai Mekong atau Mekong River merupakan salah satu sungai utama di dunia dan terpanjang ke-12 di dunia dan ke-10 terbesar dalam hal volume air. Sungai sepanjang 4.909 kilometer tersebut melintasi enam negara. Sungai ini mengingatkan saya dalam adengan film Rambo, Silverter Stallone menyusuri Sungai Mekong untuk menyelamatkan tawanan tentara Amerika di camp tawanan Vietnam.
Di perbatasan wilayah Laos, rombongan kami berbelanja ria, berupa tas, kaus, kerajinan tangan yang harganya relatif murah. Sedangkan mata uang yang digunakan tetap menggunakan Baht.
Ketika di Chiang Rai, objek wisata yang tak boleh dilewatkan adalah Hall of Opium. Di sini, pelancong bisa mendapat banyak pengetahuan tentang penyebaran opium di dunia, termasuk di Golden Triangle. Museum yang terdiri atas tiga lantai ini dibuat sedemikian rupa untuk memberikan pengetahuan bagi pengunjung tentang sejarah dan seluk beluk opium. Mulai dari perang Inggris-Tiongkok, hingga perdagangan di bawah komando Jenderal Khun Sa.
Museum ini buka mulai Selasa-Minggu pukul 08.30-16.00 waktu setempat. Ada dua kelas tiket, yaitu 150 Baht untuk warga Thailand dan 200 Baht untuk wisatawan mancanegara.
Objek menarik lainnya adalah Museum Khun Sa, yang terletak di Ban Thoed Thai. Berdiri sejak November 2007 silam, museum yang disebut Khun Sa Old Camp ini adalah tempat kediaman Jenderal Khun Sa. Dialah jenderal pemegang kendali atas perdagangan opium di Golden Triangle.
Ada tiga bangunan di museum ini, yaitu dua ruang pertemuan dan satu kamar tidur. Salah satu ruang pertemuan diisi oleh berbagai foto bersejarah tentang peredaran opium, sedangkan satunya lagi berada tepat di sebelah kamar tidur. Kamar tidur Khus Sa masih tertata apik dengan pakaian kebesaran militernya yang tertutup plastik.
**
Di kota Chiang Rai, beragam produk tenun buatan tangan tersedia di sini, mulai harga 100 Baht hingga ribuan Baht. Ketika berbelanja, Anda harus bisa melakukan tawar menawar. Pedagang di sini memang ngga semua fasih berbahasa Inggris. Cara paling ideal, ambillah kalkulator, ketiklah angka yang Anda inginkan dari tawar menawar itu. (Anthony Limtan/bbs)