Menurut Pakar Enzim Andy Wahab, semakin banyak ragam jenis enzim dalam rangkaian Multi-Enzim tersebut, tentu akan menurunkan kadar seluruh enzim tunggal di dalamnya. Biasanya penurunan kadar akan mengurangi khasiat. Untuk itu diterapkanlah Nanoteknologi, sehingga untuk meningkatkan khasiat menjadi 1.000 kali, tidak harus lagi memperbanyak dosis hingga 1.000 kali juga, tetapi malah menurunkannya 1.000.000 kali.
Jika angka-angka tersebut dihitung akan diperoleh faktor 1/1000.000.000 (satu per milyar). Ukuran "nano" inilah yang menjadi istilah "ngetrend" pada masa kini.
Sehingga penerapan nanoteknologi dalam dunia pertanian sering diartikan dengan ukuran partikel yang sangat halus, sehingga partikel-partikel pupuk padat pun dibuat dalam ukuran nano dengan harapan, agar bisa cepat diserap tanaman. Perlu diketahui, bahwa untuk mencapai ukuran 4 mikron (1 mikron = 1/1.000 milimeter) saja sudah sulit. Secara alamiah partikel-partikel halus bisa bermuatan listrik. Semakin halus partikel-partikel, semakin besar pula lah gaya listrik yang ditimbulkan. Partikel-partikel yang berbeda muatannya akan tarik menarik.
Apabila terjadi perpindahan muatan (pergerakan elektron) dalam tumpukan partikel-partikel halus, maka sangat mungkin terjadi ledakan hebat. Selain itu partikel-partikel halus berukuran di bawah 4 mikron secara alamiah akan beragglomerasi (menggumpal) menjadi ukuran yang lebih besar. Jika yang dikehendaki memang adalah ukuran nano, tidak perlu melalui investasi semahal dan serumit teknologi proses di atas. Pupuk padat setelah larut dalam air akan berionisasi. Ion-ion dalam larutan tersebut berukuran nano. Jadi pupuk yang telah dilarutkan sudah pasti berukuran nano.
Jadi penerapan Nanoteknologi di pertanian ini sebenarnya untuk menghemat pemakaian bahan berkhasiat dan dampaknya pun harus mampu meningkatkan mutu makhluk hidup yang menggunakannya. Jika tidak demikian, teknologi itu bukanlah nanoteknologi. Ini terdengar seperti motto dunia usaha apapun, selalu diutamakan pengeluaran sekecil-kecilnya dan pemasukan sebesar-besarnya.
Melalui penerapan Nanoteknologi ini, perbandingan panjang terhadap luas permukaan struktur terowongan bermodel labyrinth pada pori-pori tanaman pun secara alamiah dapat berubah menjadi lebih besar, sehingga lebih sulit dibasahi dan menyerap air, bagaikan air di atas daun talas. Prinsip tanaman lotus ini juga telah ditransferkan ke industri tekstil dan cat yang sulit dilekati kotoran. Semuanya ini menunjukkan, bahwa air sulit menembusnya.
Aplikasi Fitofit
Jika demikian, berarti cairan yang terkandung dalam tanaman lebih sulit keluar. Makanya spora jamur pun lebih sulit melekat dan berkembang pada bagian tanaman kelapa sawit hasil aplikasi Fitofit.
Dengan demikian daya tahan simpan dan daya tahan transportasi baik tanaman maupun hasil panennya mampu melebihi yang tanpa aplikasi Fitofit. Struktur demikian akan memperlihatkan permukaan bagian tanaman yang lebih mengkilat, sehingga dapat memantulkan cahaya lebih sempurna. Makanya warna khas tanaman pun menjadi terlihat lebih kontras (cerah dan seragam) serta berkilau-kilau.
Sebenarnya istilah "nano" ini diwujudkan melalui struktur labyrinth, sehingga luas "permukaan dalam" meningkat, tanpa adanya pertambahan volume. Peningkatan luas "permukaan dalam" dapat menyerap unsur-unsur hara yang lebih banyak, seperti adsorpi gas-gas nitrogen, karbondioksida dan uap air dari udara.
“Makanya tidak heran lagi, jika hasil panen tanaman yang memakai Multi-Enzim Fitofit jauh lebih padat dan lebih berat dari yang tanpa Fitofit, meskipun volumenya sama,” sebut Andy Wahab.
Biasanya jumlah kebutuhan suatu bahan pertanian ditentukan dengan ukuran massa ataupun volume, misalnya kebutuhan pupuk yang merupakan makanan untuk tanaman. Untuk memperbanyak hasil panen, tentu jumlah volume pemberian pupuk juga harus ditingkatkan.
Sebaliknya khusus untuk penggunaan katalisator, kebutuhan volumenya yang malahan dapat dikurangi untuk meningkatkan hasil kinerjanya. Karena prinsip kerjanya berdasarkan persinggungan permukaan, maka sebagai ukurannya bukan lagi massa ataupun volume, melainkan luas permukaan.
Jadi untuk meningkatkan khasiat, luas permukaan untuk melakukan kontak tersebut harus diperbesar. Memperluas bidang kontak dapat diperoleh dengan cara memperkecil ukuran atau diameter partikel.
Seperti telah dijelaskan di atas tentang keterbatasan memperoleh partikel yang halus, maka penghalusan partikel dapat digantikan dengan memperluas permukaan dalam suatu materi. Misalnya untuk memperkecil ukuran partikel sebesar 1000 kali, cukup meningkatan luas permukaan dalamnya sebesar 1000 kali. Dengan demikian diperoleh faktor 1.000.000 kali.
Jika suatu populasi partikel yang memiliki ukuran diameter rata-rata sebesar 5 milimeter (5/1.000 meter) memperoleh peningkatan luas permukaan sebesar 1.000.000 kali, maka populasi tersebut akan memiliki khasiat yang setara dengan populasi partikel berukuran rata-rata sebesar 5/1.000.000.000 meter (5 nanometer). (ton)