Diluncurkan, Buku Pengalaman Lembaga Pasca-Tsunami

Banda Aceh, (Analisa). Sebuah buku yang menceritakan pengalaman empat organisasi pascatsunami Aceh dalam menghadapi pelbagai kesulitan-kesulitan bersama warga untuk mencari jalan keluar, diluncurkan di sebuah hotel di Banda Aceh, Sabtu (29/11). Keempat organisasi itu adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, KontraS Aceh, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Aceh dan Perkumpulan Prodeelat,

Peluncuran buku yang bertema “Di Balik Kisah Gemerlap: Pergulatan Gerakan Sosial di Aceh Sesudah Tsunami”, fasilitator proses SoE, In-Country Support Person (ICSP) untuk pembangunan dan perdamaian (DnP) Canada, Marsen Sinaga, mengatakan, buku yang ditulis Abu Mufakhir dan Hanny Wijaya ini merupakan hasil proses belajar pengalaman empat lembaga tersebut  pascatsunami Aceh.

Apalagi, dengan mengangkat tema seperti pemberdayaan perempuan, partisipasi politik perempuan, penguatan ekonomi, hak asasi manusia (HAM), pengorganisasian politik rakyat dan lainnya, dalam kerja-kerja tranformasi sosial yang juga dialami banyak lembaga lain.

“Kita menganggap penting menyebarluaskan sejumlah pembelajaran yang ditemukan dari pengalaman empat lembaga ini. Kita harapkan buku ini juga bermanfaat bagi aktivis dan lembaga gerakan sosial lainnya,” katanya di hadapan puluhan peserta.

Marsen menjelaskan, buku ini ditulis dengan metode sistematika pengalaman karena didasarkan pada asumsi pemikiran di balik semua pilihan tindakan, keyakinan-keyakinan dasar, dan teori tentang perubahan sosial.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Musdawati, yang menjadi pembahas buku itu mengatakan, buku ini bisa menjadi upaya untuk mempelajari kembali dan menemukan pengetahuan baru yang lebih tepat dan sesuai dengan konteks dan dinamika masyarakat.

Menurutnya, buku tersebut merupakan bacaan kritis terhadap varian persoalan yang melingkupi masyarakat di Aceh, mulai kebebasan menyuarakan kebenaran karena makin hari kian sempit ruangnya, berbagai bentuk pelanggaran HAM yang tak kunjung terselesaikan, eksploitasi sumber daya alam hingga berbagai ketimpangan dan keadilan yang berbasis gender, bahkan pelanggaran HAM berbasis pemahaman agama.

Pembahas lainnya, Petua Chiek Perkumpulan Prodeelat, Affan Ramli,  juga mengemukakan,  buku ini menjadi bukti, di tangan yang tepat, pengalaman bisa menguak berbagai hal dengan lebih dalam karena membongkar penalaran dari setiap pilihan asumsi, premis dan kesimpulan yang berkembang dalam komunitas gerakan sosial Aceh.

“Baik pada penyimpulan masalah maupun penyimpulan tindakan yang dianggap tepat atau efektif,” tuturnya. (rfl)

()

Baca Juga

Rekomendasi