Oleh: Dr. Agus Proyatno, M.Sn.
Chiaroscuro adalah istilah dalam seni lukis. Mengandung pengertian penggunaan gelap-terang, untuk menciptakan efek artistik pada lukisan atau gambar. Istilah berasal dari bahasa Italia, yaitu chiaro “terang” + oscuro “gelap”.
Para pelukis menciptakan efek chiaroscuro agar lukisan tampak lebih dramatis. Chiaroscuro, juga dapat digunakan untuk menciptakan pusat perhatian (centre of interest) lukisan, sehingga penikmat lukisan terpusat perhatiannya pada bagian-bagian tertentu lukisan.
Rembrandt van Rijn (1606-1669) pelukis Belanda dari zaman Baroq di Eropa, terkenal mahir menciptakan efek chiaroscuro. Lukisan-lukisannya menjadi sangat menarik dan dramatis, dengan efek tersebut. Bagian gelap dan terang pada lukisan terstruktur sedemikan rupa, sehingga menciptakan sensasi visual. Efek chiaroscuro membangun suasana kontras pada warna-warna lukisan, menciptakan daya tarik kuat pada lukisan.
Efek-efek chiaroscuro menjadikan objek-objek yang ingin ditonjolkan dalam lukisannya, semakin tampak jelas. objek lainnya yang tidak ingin ditonjolkan tampak tersamarkan oleh warna gelap. Rembrandt menggunakan cahaya satu arah, untuk melukiskan objek-objeknya. Metode ini menjadikan efek chiaroscuro lukisannya memusat pada objek lukisan tertentu yang dikehendaki.
Lukisan-lukisan wajah (portrait) kreasinya memanfaatkan efek chiaroscuro agar bagian tertentu wajah menjadi pusat perhatian. Bagian mata, hidung, pipi, telinga atau rambut, kadang ditampakkan lebih jelas daripada bagian lainnya. Jika dia ingin menonjolkan sorot mata wajah yang dilukis, bagian ini dibuat terang. Lainnya disamarkan dengan warna redup atau gelap.
Komposisi gelap terang dengan metode ini, mampu menjadikan lukisannya menyedot perhatian. Lukisan-lukisan wajah dirinya yang cukup banyak jumlahnya, dilukiskan dengan cara tersebut. Demikian pula lukisan-lukisan wajah lainnya.
Lukisannya berjudul Philosopher in Meditation Archival melukiskan lelaki tua termenung dekat jendela di ruang arsip. Cahaya terang memancar dari jendela, bagian ruangan yang jauh dari jendela tampak redup. Semakin jauh tampak semakin gelap. Efek chiaroscuro, demikian menguatkan suasana sunyi dan senyap ruangan.
Sang filsuf tua bermeditasi di ruangan sunyi, tempat dia menuliskan dan menyimpan karya-karya buah pikirannya. Efek chiaroscuro menjadikan penikmat lukisan terpusat pada suasana sunyi dan sepi.
Demikian pula lukisan berjudul Holy Family, efek chiaroscuro menjadikan subjek lukisan tampak menonjol. Seorang bayi dan kedua orangtuanya berada di ruangan besar dan gelap. Aada cahaya lampu kecil yang menerangi dekat mereka. Cahaya terang dan bagian gelap lukisan terstruktur dalam komposisi balans asimetris.
Perhatian penikmat lukisan, langsung pada sosok orang membaca buku, orang di sebelahnya dan bayi yang tidur di keranjang. Suasana ruangan yang sunyi dan gelap dapat kita rasakan.
Lukisan berjudul Adoration of The Shepherds mengungkapkan suasana bahagia para gembala saat menyaksikan kelahiran bayi manusia. Bagian terang dipusatkan pada lukisan bayi dan wajah-wajah para gembala. Bagian lainnya dibuat samar dengan warna redup dan gelap.
Lukisan ini mampu membuat penikmat lukisan langsung memusatkan perhatiannya pada lukisan bayi dan wajah-wajah para gembala. Efek chiaroscuro sangat kuat membangun suasana lukisan, mengarahkan penikmat lukisan pada ekspresi wajah-wajah seperti yang dikehendaki pelukis.
Efek-efek chiaroscuro pada lukisan-lukisan Rembrandt terlihat hampir pada semua karyanya. Chiaroscuro menjadi ciri khas lukisannya. Lukisan Supper at Emmaus, St Joseph’s dream, Rembrandt and Saskia dan The Destruction of Jerusalem, adalah beberapa contoh lukisan yang menunjukkan kedahsyatan efek chiaroscuro pada lukisannya. Rembrandt van Rijn seorang pelukis maestro dari zaman barok, juga maestro chiaroscuro. Dalam sejumlah literatur seni disebutkan, tidak ada seorang pelukis pun yang mampu menyamai kehebatan Rembrandt dalam menciptakan efek chiaroscuro.
Penulis dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Seni Rupa Sumatera Utara