Motivasi Cinta Kepada Allah

Oleh: Ade Sundari. Mencintai Allah dengan sempurna adalah impian setiap hamba, manusia sebagai mahluk yang lemah selalu saja lalai dan tidak pernah luput dari khilaf dan salah. Titik ini yang membuat manusia untuk selalu kembali pada Allah, serasa hidup bertumpuk akan dosa. Pada hakikatnya dalam hidup ini manusia tidak akan pernah mencapai kesempurnaan, tak ada yang suci diatas dunia dalam menjalani hidup ini, manusia pasti berbuat noda berupa dosa. Maka disinilah manusia harus kembali ke garis yang menjadi ketentuan Allah yang maha pemurah.

Manusia adalah adalah sosok yang dipenuhi dengan nafsu dan angan-angan tentang materialitas dan duniawi, tak bisa dibohong sifat ini sudah menjadi tabiat yang menjamur dalam diri manusia, manusiawi sekali memang apabila manusia cenderung ke persoalan duniawi belaka, ini dikarenakan mereka hanya mengira bahwa hidup hanya sekali, jadi mereka berusaha memuaskan kesempatan hidup yang sekali itu. Padahal hidup manusia itu bukan sekali, melainkan dua kali, yaitu pada saat sekarang ini, kehidupan yang ada di dunia dan kehidupan yang akan berlangsung esok yaitu dibangkitkan diyaumul mahsyar nanti dan hari itu adalah sebenar-benarnya kehidupan. Memang hanya sedikit saja yang cerdas tidak memikirkan keduniawian belaka, kita memang di anjurkan untuk meningkatkan kualitas hidup kita di dunia, dengan bekerja keras mencapai kesejahteraan dalam hidup serta mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, tak hanya sampai disitu, manusia juga di tuntut untuk meninggikan kualitas bekal akhiratnya, dengan taqwa dan amal ibadah yang di sukai Allah.

Setiap orang tidak akan bergerak dalam melakukan sesutu tanpa adanya sebuah alasan. Dan alasan ini adalah motivator terbesar dalam diri manusia, pencapaian yang akan di capai adalah sebuah angan-angan yang memiliki alasan dibaliknya. Kita harus cermat dalam menyikapi alasan, karena alasan merupakan kompas menuju tujuan akhir. Dalam alasan terdapat energi yang begitu kuat dan efektif untuk menjadikan seseorang sesuai keinginanannya. Karena kekuatan alasan sangatlah berpengaruh terhadap kinerja dan prestasi, maka bangunlah alasan yang memiliki dasar yang baik, hakiki, menyeluruh, mulia dankarena atas cinta kepada Allah SWT.

Jika kekayaan dan kepuasaan duniawi telah dicapai, maka kalau sudah kaya raya, anda mau apa? Apalah arti kekayaan dan kepuasan hidup, hanya menjadi setengah dari perjalan hidup yang sesungguhnya. Orang yang dalam setiap kegiatannya mengharap Ridho Allah maka ia akan mendapat bonus dari Allah dalam bentuk yang berbeda-beda. Sebagai manusia yang hidupnya hanyalah persinggahan sudah selayaknya setiap perjalanan hidup di barengi dengan motivasi cinta kepada Allah.

Membangun Istana Cinta Kepada Allah.

Membangun kecintaan kepada Allah dapat dilakukan dengan banyak cara. Sandiaga S. Uno mungkin bisa dijadikan contoh di tengah-tengah masyarakat saat ini, dalam membangun usaha nya yang dibarengi dengan membangun cinta kepada Allah. Beliau adalah salah satu orang yang terkaya di Indonesia. Kisahnya di angkat dalam sebuah buku berjudul “30 Kesaksian Pengamal Dhuha” yang ditulis oleh Mamby Alice Syahputra (wartawan Majalah Islam Furqan). Saat diwawancarai apa rahasia sukses dari nya, Sandiaga S. Uno menjawab bahwa dalam setiap kesibukannya luar biasa mengurus sejumlah perusahaan tak pernah membuat beliau lupa pada sang pencipta. Di mata Sandi Allah adalah nomor satu dari yang lain. Puasa senin kamis menjadi andalan nya dalam berbisnis, meski berat saat dirasakan ketika saat bertemu dengan rekan bisnisnya, tetapi ia tetap rutin mengakkannya. Rahasia suksesnya yang lebih menarik lagi dalam buku tersebut di uraikan bahwa ternyata Sandi selama tujuh tahun lebih ini tidak pernah meninggalkan shalat Dhuha, meskipun jadwalnya sangat sibuk, ia mengaku bahwa shalat Dhuha bagaikan shalat wajib untuknya lantaran begitu rutin dilaksanakan, jika tertinggal seperti ada yang merasa hilang darinya, ungkapnya demikian.

Motivasi cinta kepada Allah yang lain adalah bisa dengan ibadah Tahajjud atau Qiyamul lail. Tahajjud yang rutin adalah bentuk cinta kepada Allah yang kualitasnya begitu tinggi. Sebab ibadah yang satu ini sangat sulit dilaksanakan. Karena kesukaran dalam melaksanakannya sehingga Allah menghadiahkan banyak pahala dan manfaat yang dilimpahkan oleh pelaksananya. Bayangkan saja tidak semua orang setiap malam sanggup untuk bangun ditengah malam yang dingin, disusul rasa mengantuk yang begitu berat menuju kamar mandi mengambil air wudhu lalu mendirikan shalat. Di logikan bisa saja dalam satu kelurahan hanya ada satu orang yang bangun untuk mendirikan shalat tahajjud, lantaran besarnya cobaan saat mendirikannya. Begitu lah beratnya menegakkan shalat tahjjud begitu pula lah kualitas cinta yang dimilikinya kepada Allah.

Di sisi lain, contohnya saja pada musim piala dunia. Orang berbondong-bondong untuk bangun di tengah malam, merelakan waktu tidurnya tersita hanya untuk menonton bola semalaman. Padahal apabila ia melakukan Tahajjud maka ia lebih mendapatkan banyak keuntungan. Keengganan mereka dalam mentunaikan shalat Tahajjud maka dapat di artikan segitu pula lah level cinta mereka kepada Allah. Sebenarnya boleh saja kita mencintai sesuatu yang kita sukai di dunia ini, tetapi kita harus menyadari bahwa hakikat cinta yang sejati itu adalah dengan mencintai Allah, mengedepankan cinta kepada Allah akan memabawa kita kepada keberuntungan yang tidak hanya berimbas di dunia tetapi juga sampai akhirat. Itulah sebaik-baiknya membangun cinta yang sifatnya abadi. Apalagi saat ini masyarakat sedang disibukkan dengan rasa khawatir dan was-was karena naiknya BBM, alangkah lebih baiknya jika rasa khawatir itu ditebus atau di songsong dengan menjaga tahajjud, dengan memohon ditambahkan rezeki di saat semua bahan baku dan yang lain-lain telah naik seperti yang sedang kita rasakan saat ini.

Tinggikanlah motivasi cinta kepada Allah, dengan meningkatkan ketakwaan dan martabat diri dengan melaksanakan apa yang disukai Allah sepenuh hati,ditengah-tengah kesibukan yang menghujani manusia. Cinta kepada Allah akan mendatangkan cinta yang lebih besar dan berkali-kali lipat dari Allah kepada manusia tersebut. Barangsiapa bertaqarrub kepada Allah dengan amal ibadah/ketaatan yang sedikit maka akan dibalas dengan pahala yang banyak, setiap kali ketaatannya bertambah maka semakin bertambah hingga berlipat ganda pahalanya. Meski menjalankan ketaatan dengan sangat hati-hati namun ganjaran pahalanya dipercepat. Sungguh Allah itu maha sayang dan tempatnya cinta bermuara.Menjaga kecintaan kepada Allah dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan berpusa, melaksanakan shalat tepat waktu, jujur lisannya, dan berbaik sangka kepada Allah. Dan Rasulullah menegaskan :

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, “ Aku (Allah) akan melakukan (sesuatu) sesuai sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Aku akan bersamanya di kala ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat diri-Ku pada dirinya, niscaya Aku akan mengingatnya pada diri-Ku. Jika ia menyebut-Ku saat bersama khalayak ramai, maka Aku akan menyebutnya di khalayak lebih baik dari mereka. Jika ia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya satu depa (empat hasta). Jika ia mendatangi-Ku berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berjalan cepat.” (Hadist Qudsi, HR al-Bukhari dalam Shahih, Muslim dalam Shahih, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majjah dalam Sunan)

Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Akuntansi dan Keuangan Syariah. IAIN SU, Medan.

()

Baca Juga

Rekomendasi