Pantai Bela, Obyek Wisata Lokal yang Potensial

Oleh : Amirul Khair. Keberadaan Pantai Bela terletak di Desa Sibaganding, Kecamatan Bangunpurba, Kabupaten Deliserdang, merupakan salah satu obyek wisata pemandian alam yang kini ramai dikunjungi wisatawan lokal (domestik). Posisinya tidak jauh dari lintasan utama Jalan Bangunpurba-Gunungmeriah yang menjadi wewenang Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Suamtera Utara. Hanya sekira 100 meter dari tepi jalan dan masuk dari areal tanah milik pengelolanya yang rindang karena ditumbuhi pepohonan karet.

Setiap libur Minggu terlebih libur nasional, Pantai Bela selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal baik pasangan remaja maupun keluarga. Pasalnya, areal Pantai Bela yang dikelola warga dengan luas sekira 3 hektar ini menawarkan pemandian sungai yang sejuk dengan bebatuan cadas berukuran besar namun kedalamannya terukur dan tidak membahayakan wisatawan.

Hamparan batu cadas yang membentang antara tepian kanan dan kiri membuat wisatawan dapat duduk santai sembari menikmati gemericik alunan aliran air yang deras namun dangkal. Aliran sungai Pantai Bela pun kini menjadi sarana arung jeram meski hanya beberapa meter yang difasilitasi sebuah kelompok arung jeram lengkap dengan peralatannya.

Puluhan pondok bambu terbuka dengan atap nipah yang berjajar sepanjang tepi Pantai Bela menjadi tempat peristirahatan wisatawan. Tidak perlu membayar mahal. Dengan uang Rp20.000 saja, wisatawan bisa menempati pondok bambu terbuka itu lengkap dengan tikarnya.

Untuk urusan perut, penjaja jajanan dan makanan banyak di obyek wisata ini. Mulai dari yang punya lapak sampai berjalan ke sana dan kemari menawarkan suguhan jajanan yang selaras dengan kekuatan isi dompet.

Melepas Stres

Seorang wisatawan Samijan, warga Desa Kotasan, Kecamatan Galang, Deliserdang, menuturkan, dirinya sengaja datang ke Pantai Bela bersama teman-temannya hanya untuk berwisata di pantai itu guna merasakan suasana alamnya sembari menikmati buah durian. “Menghilangkan suntuk enak di sini. Suasananya sejuk bisa sambil mandi,” ujarnya.

Pengunjung lainnya Hasrul, warga Desa Kelapa Satu, masih kecamatan yang sama dengan Samijan menuturkan, Pantai Bela tidak asing baginya namun tidak sering berkunjung ke situ. Pasalnya jarak dari desa tempat tinggalnya tidak seberapa jauh dan hanya butuh waktu sekira 20 menit mengendarai sepedamotor.

“Sudah tahu la. Jalannya kalau dari Kota Galang atau Lubukpakam, melintas di depan rumah kita (saya-red). Hari ini mau lepas stres aja. Ini, bawa istri sama anak,” terangnya.

Sepasang remaja yang sedang asyik duduk berdua di atas batu cadas mengaku dari Tanjungmorawa pun menuturkan hal serupa. Keduanya mengaku sudah beberapa kali ke Pantai Bela hanya untuk berwisata. “Sudah beberapa kali Pak. Enak aja suasananya di sini” tutur pasangan pria.

No Drugs

Sadarulllah Pane, pengelola Pantai Bela ketika dikonfirmasi menuturkan, keberadaan pantai itu sudah lama dibuka. Namun gaungnya belum banyak didengar dan dikenal orang seperti saat ini karena kurang promosi. Areal Pantai Bela sekira 3 hektar hanya menjual keindahan pantainya yang berbalut batu cadas berukuran besar.

Namun paling penting katanya, kawasan obyek wisata Pantai Bela tidak diperkenankan membawa minuman keras apalagi narkoba untuk memberikan rasa nyaman kepada wisatawan yang datang. No drugs di Pantai Bela. Kita punya prinsip harus menjaga dan memberikan rasa nyaman bagi pengunjung, ucapnya.

Untuk urusan pengunjung diakui Pane, keramaian masih sebatas hari Minggu dan libur nasional. Sedikitnya, setiap Minggu, 500 wisatawan lokal baik dari Deliserdang maupun Kota Medan dan Kabupaten Serdangbedagai pasti mampir di sini.

“Lumayan juga. Banyak yang datang dari Deliserdang sendiri, Sergai bahkan Medan,” terangnya.

Jalan Rusak

Keberadaan Pantai Bela dan obyek wisata lainnya yang ada di Kecamatan Bangunpurba merupakan obyek wisata potensial yang bisa menjadi daerah tujuan wisata khususnya lokal. Namun keberadaannya belum ditunjang dengan infrastruktur jalan yang baik.

Menurut Pane, kondisi akses lintasan sepanjang Jalan Bangunpurba-Gunungmeriah dalam kondisi rusak. Banyak titik jalan berlobang dan beram yang rawan menimbulkan kecelakaan. Apalagi banyak titik jalan rusak yang langsung berhadapan dengan jurang.

“Masalah jalan ini menjadi salah satu yang kurang mendukung. Padahal ini jalan lintas milik provinsi,” urainya.

Senada dengan Pane, Hasrul juga mengeluhkan jeleknya infrastruktur jalan. Karena kondisinya yang rusak, laju kendaraan tidak bisa begitu kencang.

Apalagi bila berpapasan dengan truk-ruk besar yang banyak memakan badan jalan, pengendara sepedamotor harus ekstara hati-hati agar tidak terjatuh.

“Iya pak. Udah jalannya rusak, kecil pula itu. Maunya jalannya diaspal lagi,” jelasnya.

()

Baca Juga

Rekomendasi