Gadis-gadis Belia India Dijerumuskan ke Perdagangan Seks di Kota-kota Besar

GENG-geng perdagangan manusia merajalela di India. Para penjahat itu menculik gadis-gadis belia, bahkan ada yang baru berusia sembilan tahun, dan menjual mereka ke perdagangan seks.

Sekira 100 juta orang diperkirakan terlibat dalam trafficking keji tersebut. Kebanyakan anak-anak dijadikan pembantu rumah tangga atau dijerumuskan ke perdagangan seks. Sebagian dari gadis-gadis muda itu berasal dari Benggala Barat, tempat 20.000 orang dilaporkan hilang setiap tahunnya.

Setelah seorang wanita muda diperkosa oleh beberapa berandalan dan dibunuh pada Desember 2012 lalu, kekerasan endemis terhadap perempuan dan anak gadis di India menjadi berita-berita halaman depan di seluruh dunia.

Namun seperti dibeberkan Ross Kemp dalam dokumenter terbarunya, endemi pemerkosaan di India itu baru merupakan puncak gunung es.

Negara tadi juga jadi ajang perdagangan manusia yang melibatkan sekira 100 juta orang -- 10 persen dari populasi -- dan melihat gadis-gadis belia dijual ke perdagangan seks.

Dokumenter Kemp tadi mengangkat masalah perdagangan seks di India untuk membongkar para pedagang manusia.

Di antara korban itu adalah Mimoni, 12, yang dibawa dari kediamannya di Benggala Barat oleh pedagang ketika anak tersebut baru berusia 10 tahun.

Kini telah berkumpul kembali dengan orangtuanya setelah berhasil kabur, Mimoni adalah salah satu dari segelintir gadis yang berhasil dipersatukan lagi dengan keluarganya -- kebanyakan, sedihnya, dikucilkan orang, sekalipun jika mereka dipaksa melakoni prostitusi oleh penjahat.

Banyak gadis belia yang diculik geng pedagang manusia umumnya dibawa ke kota-kota besar, dengan New Delhi, Hyderabad dan Mumbai di antara tempat paling populer.

Mumbai, kota terpadat penduduknya di India, juga  merupakan tempat yang memiliki pekerja seks komersial terbanyak. Mereka ditempatkan di distrik lampu merah yang tercatat terbesar di Asia.

Kebanyakan prostitusi di distrik itu adalah gadis berusia belasan tahun. Di tempat tadi, wanita yang banyak dari mereka diperdagangkan, dipaksa bekerja duapuluh empat jam. Mereka dikuasai para germo yang tidak segan-segan bertindak kejam dan diawasi oleh geng-geng kriminal yang bengis.

Dan yang terlibat dalam perdagangan itu tak hanya para bandit, wartawan lokal melaporkan oknum-oknum polisi, politisi lokal dan pejabat pemerintah turut menikmati uang hasil eksploitasi perempuan itu.

Salah satu dari wanita yanag bekerja dalam perdagangan seks di Mumbai adalah Rajashri, 27, yang diperdagangkan dari desa dekat Bangalore saat dia masih berumur 12 tahun.

“Saya masih sekolah kala dibawa ke sini,” ujar wanita tadi mengenang. “Saya dijanjikan pekerjaan seagai pencuci botol. Saya menerima tawaran itu tapi mereka malah menjual saya ke perdagangan kotor ini.

“Mereka mengurung saya di sebuah kamar dan para pria hidung belang mulai bermunculan dan saya kemudian menjadi pekerja seks,” tutur Rajashri.

Berbicara soal klien pertama yang dia pernah temui, wanita tadi bilang: “Mereka bilang pada pria tadi bahwa saya masih perawan dan dia membayar banyak uang untuk itu.”

Berbeda dengan Mimoni, Rajashri tidak dapat pulang ke keluarganya. “Di kampung halaman, melakukan hubungan seks di luar ikatan perkawinan adalah pantangan,” papar perempuan tadi. “Mereka akan membunuh saya dan melemparkan jasad saya ke sungai.”

Kebanyakan gadis yang diperdagangkan oleh geng-geng trafficking berasal dari Benggala Barat, negara bagian miskin dan memiliki reputasi karena memiliki wanita-wanita cantik.

Dan di antara orang yang kehilangan anak-anak mereka akibat ulah jahat para geng adalah Johana Sadar. Putri Sadar yang baru berusia 12 tahun telah raib tak tentu rimbanya selama setahun.

“Saya bekerja di ladang jadi tak tahu bagaimana mereka mendapatkan dia,” tutur wanita itu tentang putrinya dibawa penjahat.

“Dia ada di rumah ketika saya pergi ke ladang pada jam enam pagi. Ketika pulang pada jam 2 siang, dia sudah tidak ada. Saya tak bisa menemukannya lagi.”

Kini, Ny. Sadar khawatir putrinya ada di tangan germo. “Saya takut dia telah dijual dan saya tak tahu apa yang mereka perbuat padanya,” ucap wanita tadi dengan nada sedih sembari menyeka airmata yang mengalir ke pipinya.

“Saya pikir dia sudah dijual. Apa lagi? Apa lagi kalau bukan bagian dari perdagangan seks, barangkali?

“Saya berharap dia akan kembali. Saya sangat berharap dia kembali. Hanya Tuhan yang tahu apa yang kini menimpanya.”

Dengan 20.000 gadis diperdagangkan dari Benggala Barat setiap tahunnya, menurut data statisk pemerintah India, peluang putri Ny.Sadar hidup aman dan bahagia di tempat lain tampaknya tipis peluangnya. (dmc/bh)

()

Baca Juga

Rekomendasi