Pedagang ‘Monza’ di Medan Raup Laba hingga 60 Juta

Medan, (Analisa). Kendati sejumlah bisnis mengalami kelesuan akibat minimnya  permintaan. Hal ini tidak berlaku untuk bisnis pakaian bekas, yang di Kota Medan populer disebut ‘monza’. Usaha ini bisa menghasilkan laba kotor penjualan hingga Rp. 60 juta/bulan.

Boreg, penjaga kios monza di Pajak Melati, membenarkan usaha pakaian bekas merupakan bisnis yang paling laris dan menjanjikan. Bahkan, bisnis ini yang paling maju di antara seluruh usaha yang dikembangkan oleh bosnya. “Bos sudah punya banyak usaha, ada kedai kopi, dan usaha kelontong. Tapi, aku rasa usaha ini yang paling banyak memberikan penghasilan baginya,” ujar Boreg.

Yang paling menarik lagi dari bisnis ini adalah modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, namun hasilnya sangat memikat. Ia mengatakan, untuk harga satu bal jeans biasa berkisar Rp. 4 juta-4,5 juta. Untuk pendapatan kotor tiap balnya Boreg mengaku memperoleh Rp. 3 juta. Ia membutuhkan minimal 20 bal/bulan pakaian seken ini. Jika dihitung, penghasilan kotor yang dihasilkan per bulan Rp. 3 juta x20 bal= 60 juta. Tapi, ini belum dikurangi dengan biaya gaji karyawan, sewa tempat, keamanan, dan kutipan-kutipan lainnya. Jumlah penghasilan ini menggairahkan, lebih menarik daripada menjual pakaian baru, katanya.

Selain itu, dalam monza tidak ada istilah tidak laku. Semua pakaian yang ada menurutnya laku, meski ada pakaian yang paling jelek bersisa atau yang biasa disebut “restan”, juga sangat laris dijual untuk para petani yang datang dari desa. Harganya memang dipatok sangat murah dengan tujuan memikat sekaligus mempercepat perputaran barang.

Faktor lain yang menyebabkan bisnis ini banyak diminati oleh para pelaku usaha yakni ramainya pengunjung. Ia menjelaskan, kios monzanya biasa buka mulai pukul 08.00 hingga 20.00 WIB. Jumlah pengunjung di hari biasa melebihi 100 per hari. Untuk hari pekan yakni hari Selasa, Jumat dan Minggu umumnya jumlah pembeli membludak 4 kali lipat. Walau yang dijual Boreg hanyalah celana jeans,keper, dan kemeja, wanita ini mengaku tidak pernah sepi pengunjung. Umumnya pembeli adalah kaum perempuan, anak kuliahan, dan pekerja kantor.

Di sisi lain, bisnis pakaian bekas ini turut memberikan keuntungan tersendiri bagi banyak orang. Pakaian monza yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pakaian baru, sangat membantu orang yang ingin bergaya dengan modal minim. Untuk satu celana jeans monza wanita yang cantik dipatok Rp. 25 ribu-40 ribu. Sedangkan untuk jeans baru biasanya Rp. 100 ribu. Angkanya sangat kontras, sehingga kebanyakan konsumen memilih untuk membeli monza.

Mian, salah seorang pengunjung menuturkan,  pakaian bekas apalagi di Pajak Melati merupakan yang terbaik daripada pakaian baru atau monza di pajak manapun. Ia juga mengaku rutin mengunjungi pajak ini minimal sekali sebulan untuk melihat koleksi-koleksi baru sambil ‘mencuci mata’. Alasan yang paling mendasari ia lebih memilih monza adalah kualitas. Ia menjelaskan pakaian bekas ini walaupun buangan dari negara lain namun daya tahannya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil produksi tekstil dalam negeri. “Monza jelas beda, walau bekas, pakaian ini bisa tahan hingga 2 tahun, beda dengan produk Indonesia yang seminggu saja pakai terkadang sudah robek. Mana lagi harganya lebih mahal,” ungkapnya. (dyt)

  

()

Baca Juga

Rekomendasi