Medan, (Analisa). Setelah lolos pada Musabaqah Hapalan Qur'an dan Hadist Tingkat Nasional yang diselenggarakan Pangeran Arab Saudi melalui Kedutaan Arab Saudi Jakarta, 20-22 Januari, Muhammad Fauzan, santri asal Medan akan mewakili Indonesia pada Musabaqah Hapalan Qur'an dan Hadist Internasional yang juga diselenggarakan oleh Pangeran Arab Saudi melalui Kedutaan Arab Saudi 10-14 Februari di Jakarta.
Pada Musabaqah Hapalan Qur'an dan Hadist Tingkat Nasional yang diselenggarakan Januari 2014 lalu, Muhammad Fauzan, yang merupakan salah seorang santri Pondok Pesantren Tahfiz Qur'an Ar-Raudah pimpinan H Ustadz Abdul Hadi itu berhasil menghapalkan 20 juz Al Qur'an.
"Dalam musabaqah tingkat nasional itu, Fauzan juara III dan berhak mengikuti musabaqah tingkat selanjutnya, yakni tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Pangeran Arab Saudi Ali Su'ud melalui Kedutaan Arab Saudi di Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia," jelas Ustadz H Abdul Hadi kepada Analisa, Selasa (4/2) di Medan.
Prestasi
Dengan prestasi yang telah ditorehkan Muhammad Fauzan di tingkat nasional itu, lanjut Ustadz H Abdul Hadi, kita patut bangga bahwa anak pasangan Hakim dan Fatimah itu telah berhasil mengharumkan nama Sumatera Utara di level nasional.
"Semoga pada event internasional nanti Muhammad Fauzan juga berhasil juara sekaligus mengharumkan nama Sumatera Utara sekaligus Indonesia di kancah internasional," harap Ustadz H Abdul Hadi. Dikatakan Ustadz H Abdul Hadi, para santri yang belajar di pesantren yang dikelolanya sejak tahun 2005, kini beralamat di Beringin, Deli Serdang itu telah melahirkan para santri berprestasi dalam menghapal Al-Qur'an.
Untuk lomba tingkat Medan, Provinsi Sumatera Utara bahkan nasional, para santri Ar Raudah sudah sering juara. Dan baru kali ini lolos ke event internasional dan sangat bergengsi.
“Alhamdulillah satu santri kita juara di tingkat nasional sekaligus berhak tampil di tingkat internasional," jelas Ustadz Hadi seraya menambahkan santri yang digodok di pesantrennya itu harus benar-benar berkualitas. Hal ini dilihat dari jumlah santri yang dibina hanya 20 orang dengan lama pendidikan selama 2 sampai 3 tahun.
"Alhamdulillah, para santri yang lulus dari ponpes kita mampu menghapal Al Qur'an 30 juz. Di antara mereka banyak yang sudah meneruskan pendidikan ke luar negeri, seperti ke Libya, Pakistan, Afrika Selatan dan Malaysia," pungkas.(mc)