Tetirah Sikerei

PULAU Pagai Utara, Pagai Selatan, Sipora, dan Siberut adalah empat pulau besar diantara puluhan gugusan pulau terluar bagian barat  Samudera Hindia di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Dimana kota kabupatennya bernama Tuapejat di Pulau Sipora. Tetapi Siberut merupakan pulau terbesar dan yang paling banyak didiami oleh suku aslinya yaitu Suku Mentawai.

Kehidupan suku mentawai kian menjadi sorotan dunia. Terlebih sebuah penelitian menyebutkan bahwa tato tertua di dunia berasal dari suku ini. Ditambah United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan Taman Nasional Siberut pada tahun 1993 menjadi daerah yang dilindungi dunia meliputi kultural Suku Mentawai serta flora-faunanya.

Suku ini cukup dikenal dengan sikereinya. Sikerei adalah sebutan bagi dukun atau tetua adat dari sebuah kampung atau uma (rumah) besar yang didiami oleh beberapa kepala keluarga. Salah satunya Ube Sikerei. Tinggal dipelosok hutan Desa Matobek Kecamatan Siberut Selatan, Muara Siberut. Desa ini dapat ditempuh dengan ‘pompong’ atau perahu motor selama enam jam dari Kota Muara Siberut, Pulau Siberut. 

Dengan menjaga tradisinya, suku ini cukup jauh dari peradaban moderen. Sang pria biasanya bertelanjang dada dan mengenakan ‘Kabit’ atau celana yang terbuat dari kulit kayu. Untuk menjadi sikerei juga tidak mudah, selain harus membuat tato disekujur tubuhnya, mereka juga dapat mengobati warganya dengan ramuan tradisonal. Belum lagi harus melakukan tahapan ‘mukeke’ atau tirakat tradisi yang telah mereka lakukan secara turun menurun.

“Berburu berhari-hari di hutan dan mencari sagu adalah keseharian yang saya kerjakan” ujar Ube Sikerei dengan terbata-bata. Didampingi sang istri yang juga bertato berkewajiban mencari ikan dan memasak sagu dengan cara dibakar sebagai makanan pokok.

Tetirah Sikirei memiliki makna tinggal sementara waktu dengan Sikerei untuk lebih memahami kehidupan suku asli Mentawai. (Ferdy)

 

 

()

Baca Juga

Rekomendasi