Bersyukurlah pada Kemurahan Tuhan

Oleh: Jekson Pardomuan. “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” (1 Tawarikh 16 : 34)

Tak terasa, hari ini kita telah berada di bulan ketiga (Maret) tahun 2014. Padahal, baru kemarin kita memasuki tahun yang baru dan merayakan Hari Kelahiran Sang Juru Selamat Yesus Kristus. Sekarang kita sudah mendekati peringatan Hari Kematian Yesus di Bukit Golgota. Yesus mati untuk kita orang-orang berdosa, lalu bangkit pada hari yang ketiga. Memaknai hari kematian Yesus bagi orang-orang yang beriman dan percaya pasti memiliki sebuah kerinduan untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan.

Manusia saat ini banyak sekali yang lupa mengucap syukur kepada Tuhan atas berkat dan penyertaan-Nya kepada kita. Ada banyak hal yang membentuk kita menjadi manusia yang tangguh dan kuat atas kemurahan Tuhan. Jangan karena dapat berkat baru kita mengucap syukur kepada Tuhan, saat mengalami penderitaan dan susah terutama dalam keuangan banyak manusia yang justru berbalik dan meninggalkan Tuhan.

Mengucap syukur atau bersyukur artinya berterima kasih kepada Tuhan untuk segala hal yang kita terima dan miliki dalam hidup kita. Mengucap syukur berarti kita memuji Tuhan Allah kita. Kita dapat mengucap syukur lewat doa, melalui kesaksian atau melalui nyanyian puji-pujian kita kepada Allah.

Orang-orang yang tidak “bisa” mengucap syukur berarti menolak keberadaan Tuhan sebagai pemberi kehidupan. Mereka menganggap kehidupan mereka adalah milik mereka, hak pribadi mereka, dan hasil usaha mereka. Mereka sangat mengandalkan kekuatan manusiawi mereka. Mereka menyangka bahwa dengan akal budi mereka, mereka mampu menyelesaikan semua masalah hidup mereka, bahkan mereka mampu menggantikan Tuhan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia.

Bagi orang-orang yang menganggap dirinyalah yang hebat, selalu menyesampingkan keberadaan Tuhan dalam kehidupan mereka. Ada juga dari antara mereka yang lebih percaya tahyul dari pada ilmu pengetahuan dan teknologi modern saat ini. Apa yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, maka itu hanyalah tahyul belaka menurut mereka. Ada juga yang sejak awal sudah memiliki kepercayaan, akhirnya beralih menjadi kaum atheis atau tidak punya keyakinan (agama) sama sekali.

Orang yang tidak mengucap syukur adalah mereka yang hanya mencintai diri sendiri. Mereka adalah orang-orang yang menjadi budak uang dan ambisi mereka. Mereka mengejar kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan untuk memuaskan ambisi manusiawi mereka dan menciptakan rasa aman dalam diri mereka yang selalu dikejar rasa tidak aman.

Seringkali mereka suka menyombongkan diri mereka, memfitnah orang lain agar orang lain jatuh dan mereka ditinggikan. Mereka bersedia menggunakan segala cara untuk mencapai ambisi mereka, bahkan bersedia mengorbankan keluarga atau orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan mereka. Mereka tidak memiliki kasih untuk mengasihi orang lain, kecuali diri mereka sendiri. Mereka suka menjelekkan orang lain dan tidak dapat mengekang diri.

Yesaya 12 : 24 menuliskan “Pada waktu itu kamu akan berkata: "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur!” Orang dapat mengucap syukur kepada Tuhan kalau mereka memiliki dan dikendalikan oleh Roh Allah. Roh Allah membuat mereka tahu berterima kasih kepada Allah. Hidup mereka adalah hidup yang penuh ucapan syukur kepada Allah. Seperti yang dikatakan Paulus dalam Kolose 3:17 “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.”

Mengucap syukur atau berterima kasih kepada Tuhan haruslah menjadi wujud atau cara hidup orang Kristen yang telah menerima anugerah keselamatan Allah melalui penebusan Yesus Kristus di kayu salib. Kita mengucap syukur bukan karena kita telah diberkati dengan kelimpahan jasmani, tetapi lebih dari pada itu, karena kita telah menerima pengampunan yang tidak selayaknya kita terima.

Pengampunan itu bukan karena kemampuan kita tetapi karena anugerah dan belas kasihan Allah semata-mata. Oleh karena itu, apapun hidup yang sedang kita jalani, susah atau senang, dalam penderitaan atau penganiayaan, kelaparan atau ancaman bahaya maut sekalipun, kita terima dengan ucapan syukur bahwa itu semua adalah bagian dari proses untuk memperkaya dan memurnikan iman kita kepada Yesus.

Melalui pergumulan-pergumulan itu, kita bisa melihat kasih Allah yang makin nyata dalam hidup kita dan kita semakin memuliakan nama-Nya. Kolose 3 : 15 “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” Sekali lagi, lewat renungan ini Tuhan mengingatkan kita agar selalu bersyukur pada kemurahan Tuhan. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi