Oleh: Lea Willsen. Bekerja dengan komputer yang lambat tentu rasanya kurang menyenangkan. Kendatipun dari spesifikasi hardware komputer Anda mungkin sudah tergolong canggih, namun satu hal yang tak dapat dipungkiri, seiring pemakaian, setiap komputer akan mengalami penurunan kinerja dalam membaca atau menulis file.
Tak ada yang salah, dan itu adalah hal yang sangat wajar. Tak ada satu pun komputer yang tak pernah mengalami error, baik error berat atau error ringan. Dan umumnya, kendatipun error sudah pulih, terkadang akan meninggalkan jejak kerusakan ringan yang menyebabkan sejumlah file mengalami gangguan.
Selain itu, apabila semakin sering komputer Anda beroperasi, apalagi bila tugas yang dikerjakan adalah tugas-tugas yang berat, semakin cepat pula kinerja respon dari komputer Anda menurun. Akan tetapi, bukan berarti semua itu adalah kondisi permanen. Anda dapat mencegah atau memulihkan kinerja dari komputer Anda dengan fitur defragment yang ada pada aplikasi Windows bawaan.
Defragment sendiri adalah fitur yang bekerja dengan menata ulang posisi dari file-file yang tersimpan dalam harddisk komputer Anda sehingga kembali pada posisi yang semestinya, semisal apabila ada sejumlah file yang terpecah di beberapa bagian serta meninggalkan ruang-ruang kosong yang sia-sia tak terpakai, maka dengan menerapkan defragment file-file tersebut akan dipadatkan kembali sesuai posisinya, sehingga ruang-ruang yang kosong tersebut akan terisi kembali.
Kendatipun di sini kita menyebutnya menata ulang, namun Anda tak perlu khawatir apakah penerapan defragment akan berefek pada menghilang atau berpindah tempatnya sejumlah file pada komputer Anda, semisal foto, video, serta sejumlah dokumen kerja Anda. Tidak seperti itu, dan file-file Anda akan tetap aman pada tempat yang Anda tetapkan. Defragment hanya akan menata ulang file dengan tujuan agar ketika file itu kembali dibutuhkan, komputer akan lebih mudah menemukannya, sehingga respon menjadi lebih baik serta menghemat waktu.
Tak perlu menggunakan istilah-istilah yang memperumit artikel ini tanpa adanya manfaat dan justru membingungkan.
Anda dapat mengibaratkannya seperti ketika Anda sedang bekerja dengan sejumlah alat bantu, apabila alat-alat itu tersusun secara baik dan teratur, ketika Anda membutuhkannya maka alat itu akan dengan mudah ditemukan, tak perlu menghabiskan waktu untuk mencari dan membongkar ini itu lagi.
Setidaknya terdapat beberapa manfaat dari menerapkan defragment pada harddisk komputer Anda. Pertama, waktu booting, menjalankan aplikasi, membaca dan menulis file akan lebih cepat. Kedua, system dari Windows akan lebih terpelihara. Ketiga, file-file Anda terhindar dari kerusakan yang tidak diinginkan. Keempat, mempercepat pencarian file (search file). Kelima, memilah secara baik file yang masih berfungsi dalam operasional serta file yang terlanjur telah berstatus corrupt.
Untuk menerapkan defragment sangatlah mudah, dan Anda tak perlu lagi menambahkan sejumlah aplikasi baru. Sedari Windows XP fitur defragment telah tersedia sebagai aplikasi bawaan, kemudian tetap dipertahankan oleh Microsoft untuk generasi-generasi windows setelahnya. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Buka jendela Disk Defragmenter melalui menu Start, pilih All Programs, kemudian Accessories, System Tools, dan Disk Defragmenter.
2. Setelah jendela Disk Defragmenter terbuka, Anda akan melihat sejumlah disk komputer Anda, semisal (C:), (D:), dan (E:). Jumlah dari disk pada masing-masing komputer bisa saja berbeda. Pilihlah salah satu, kemudian klik Defragment atau Defragment disk untuk memulai proses.
3. Tunggulah hingga proses selesai. Lama proses tergantung dari seberapa parahnya kondisi susunan disk bersangkutan, berat file yang ada di dalam disk, serta spesifikasi komputer. Umumnya, seberapa jarang Anda melakukan defragment juga akan berpengaruh pada kondisi susunan disk. Jika sudah selesai, Anda dapat melanjutkannya pada disk yang lain.
Jadwal Defragment
Menentukan jadwal defragment yang teratur juga cukup disarankan agar kinerja respon komputer Anda tetap dalam kondisi yang baik. Di sisi lain perlu juga Anda ketahuimeskipun penerapan defragment dianggap bermanfaatterlalu sering menerapkan defragment juga memiliki efek negatif, semisal menurunnya kecepatan putar dari kepingan fisik harddisk yang biasanya diukur berdasarkan RPH (rotations per minute), meningkatnya temperatur harddisk yang berpotensi mengikis usia harddisk, dan lain sebagainya. Intinya adalah tidak perlu terlalu sering dan tidak juga terlalu jarang. Standar yang dianjurkan adalah antara satu bulan hingga tiga bulan, sesuaikan dengan kebutuhan komputer Anda. Apabila komputer Anda jarang melakukan pekerjaan keras, sah-sah saja agak jarang melakukan defragment.
Untuk lebih pastinya, Anda dapat menggunakan fitur analyze terlebih dulu sebelum melakukan defragment.
Komputer Anda akan memberikan laporan dari hasil analisis yang dilakukan, apakah sudah saatnya Anda melakukan defragment atau masih belum. Cara memfungsikan fitur analyze cukup dengan melakukan langkah-langkah yang sama seperti ketika kita akan melakukan defragment, buka jendela Disk Defragmenter, pilih disk bersangkutan, kemudian klik Analyze.
Khusus untuk pengguna Windows 7 atau yang lebih baru, tersedia fitur penjadwalan defragment secara otomatis. Namun, di sini penulis lebih menyarankan Anda untuk menggunakan setting manual, karena untuk memeroleh hasil yang optimal, defragment sebaiknya diterapkan tanpa adanya aplikasi lain yang tengah dijalankan. Anda harus memastikan semua aplikasi telah dimatikan, baru kemudian memulai proses defragment.
Masalah dan Risiko
Bagian ini memang jarang terjadi pada komputer yang sehat. Namun, sebaiknya penulis jelaskan juga di sini. Dalam kasus tertentu, terkadang proses defragment mungkin mengalami kegagalan. Cukup banyak kemungkinan yang dapat menyebabkan hal tersebut. Penulis tidak menjamin bahwa masalah Anda akan ditemukan solusinya di sini, mengingat kerusakan dari masing-masing komputer bisa saja berbeda dan dibutuhkan pengecekan lebih lanjut untuk memastikannya. Namun, Anda boleh mencoba tips berikut:
1. Pastikan sisa ruang pada disk bersangkutan minimal 15%. Tanpa sisa ruang sebesar 15%, proses defragment mustahil dijalankan.
2. Cobalah melakukan disk check pada disk bersangkutan (disk yang tak bisa di-defragment). Fitur ini berfungsi untuk mengecek kondisi kerusakan pada komputer Anda, dan memperbaikinya secara otomatis. Berikut caranya:
a. Klik My Computer.
b. Klik kanan pada disk bersangkutan, kemudian pilih Properties.
c. Berpindah pada tab Tools, dan klik Check Now.
d. Centang Automatically fix file system errors dan Scan for and attempt of bad sectors, kemudian klik Start.
e. Bila terdapat pemberitahuan yang menyebutkan komputer harus di-restart, klik Yes atau Schedule disk Check (beberapa versi windows menggunakan nama, sebutan, atau perintah yang berbeda, namun aksi yang diterapkan adalah sama).
f. Silakan segera restart komputer Anda. Pengecekan akan dilakukan sebelum komputer melakukan booting berikutnya. Proses tersebut lumayan memakan waktu. Kadang satu jam, dua jam, atau lebih. Sabarlah menunggu hingga selesai.
g. Bila pengecekan telah selesai, coba kembali menerapkan defragment.
3. Cobalah melakukan pengecekan virus dengan anti virus ter-update. Dalam kondisi tertentu windows mengalami gangguan disebabkan oleh adanya virus.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, perhatikanlah juga, bila Anda menerapkan defragment pada laptop, pastikan baterai sedang dalam kondisi baik dan penuh, dan untuk komputer PC, pastikan PC tersebut memiliki UPS, agar apabila secara tiba-tiba terjadi pemadaman listrik Anda dapat segera menghentikan proses dan mematikan komputer. Hindari mengambil risiko untuk menunggu proses hingga selesai dengan mengandalkan UPS. Jika komputer Anda padam sebelum proses selesai, harddisk akan mengalami bad sectorkerusakan pada sektor tertentu dalam harddisk yang menyebabkan sektor tersebut tidak mampu lagi berfungsi untuk menyimpan file.
Semoga bermanfaat!
* Desember 2013
* Lea Willsen, penulis untuk buku-buku komputer/internet