Medan, (Analisa). Rumah keluarga pasangan Johannes (52) dan Dora (48) di kompleks perumahan Cemara Asri, Jalan Rengas No.138, Jumat (9/5), disambangi lima perampok sekira pukul 06.30 WIB.
Para pelaku berhasil menguras isi laci meja korban yang isinya perhiasan dan uang dolar Singapura yang jumlahnya kalau dirupiahkan mencapai 200 juta. Selain itu, para pelaku juga mengambil dua telepon seluler.
Tak hanya menjarah harta, para pelaku bahkan menyekap keluarga korban di salah satu kamar. Menurut tuturan Johannes, dari lima pelaku, empat mengenakan sebo (penutup wajah) hitam sedangkan satu lagi tanpa penutup muka.
Saat beraksi, satu di antara pelaku memegang senjata api rakitan, lainnya memegang celurit dan kelewang. Mereka naik mobil Avanza hitam model lama, velg racing warna abu-abu. Seluruh kaca mobil gelap.
Johannes menuturkan, saat kejadian, ia sedang berada di belakang rumahnya. Di saat bersamaan istrinya tengah asyik membungkusi buah mangga di depan rumah yang sedang berbuah lebat.
"Saat itu saya sedang asyik membungkusi buah-buah mangga muda itu, masuklah kelima pelaku dan langsung menodong saya pakai senjata," ungkap Dora.
Dora lalu digelandang ke dalam rumah. Di ruang tamu, Dora sempat menjerit. Mendengar jeritan istrinya, Johannes yang sedang beraktivitas di belakang rumah penasaran kenapa istrinya menjerit. Ia lekas berlari ke dalam rumah.
Sementara para pelaku sudah berjaga di pintu masuk. Begitu kaki Johannes melewati pintu, mukanya langsung ditodong dengan senjata api dan kelewang serta celurit.
Ditodong pakai senjata, Johannes kaget tapi ia mencoba melawan. Namun karena usahanya itu kepalanya dipopor dengan gagang senjata. Ia disuruh jongkok dan hendak diikat. Sekali lagi, Johannes melawan. Lagi-lagi ia dipopor. Dua kali kena hantaman gagang senjata, tak pelak kepala Johannes berdarah.
Johannes dan istrinya lalu diikat. Saat itu pembantunya, Runtiah (50) masuk ke ruang tengah, juga langsung ditodong senjata lalu ketiganya diikat dan disekap.
Pengakuan Runtiah, sebelum disekap, ia lagi mencuci piring di belakang. Terus mendengar ada orang masuk. "Kulihat ada mengenakan sebo masuk. Aku datangi, tiba-tiba aku langsung ditodong dengan senjata. Lalu mereka menawanku ke kamar. Di sana sudah ada Pak Johannes dan Bu Dora. Kami dikurung," tuturnya.
Ketiganya lalu diikat dan disekap di kamar Jessica (20) putri korban, yang saat itu masih terlelap tidur. Sedangkan Stevan (22), anak korban lainnya masih pulas di kamar lain.
Pengakuan Johannes, para pelaku mengatakan tidak mau membunuh, hanya menginginkan harta korban. Dalam keadaan terjepit, Johannes pun terpaksa menunjukkan laci tempat hartanya disimpan. Usai menggasak isi laci, para pelaku pergi meninggalkan korban yang terkurung di kamar.
Jessika pun bangun lalu membuka ikatan tangan dan mulut orangtuanya. Setelah ikatan lepas, para korban pun berteriak-teriak dari dalam kamar, memanggil-manggil nama Steven.
Dari kamarnya yang paling belakang, Steven terbangun. Lalu beranjak ke arah datangnya suara yang memanggil namanya. Ternyata dari kamar Jessika.
Ia kaget saat membuka pintu dan mendapati ayah, ibu dan pembantunya sedang terikat dengan tali sedangkan Jessika masih membuka ikatan. Steven lekas ikut membuka ikatan.
Kepala unit reserse dan kriminal Polsek Percut Sei Tuan, AKP Zulkifli Harahap ketika dikonfirmasi mengatakan, para saksi sudah diperiksa semua. Pihaknya juga telah mendatangi lokasi TKP. "Kami sudah analisa tapi belum bisa mengindentifikasi siapa pelakunya. Masih sedang kami kembangkan terus," tukasnya. (dgh)