Banda Aceh, (Analisa). Kedutaan Besar (Kedubes) RI untuk Belgia menyatakan produk indikasi geografis Indonesia berupa kopi asal dataran tinggi Gayo, Provinsi Aceh akan masuk pasar Eropa tidak lagi sebagai merek dagang perusahaan Belanda.
“Sekarang, produk indikasi geografis (IG) Indonesia yaitu kopi Gayo tidak lagi sebagai merek dagang perusahaan Belanda,” kata Wakil Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Belgia, Ignacio Kristanyo Hardojo saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah di pendopo gubernur, Rabu (14/5).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kadis Perkebunan Aceh, Ir.Thurmizi, Kadis Pertanian Aceh, Ir.Razali Adami, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Aceh, Muhammad Raudhi dan jajaran SKPA terkait lainnya lingkup Pemerintah Aceh.
Menurut Ignacio, perlindungan indikasi geografis yaitu perlindungan atas tanda atau nama produk tertentu yang menunjukkan lokasi geografis atau daerah asal, telah disepakati oleh Indonesia dan Uni Eropa (UE) untuk segera disusun dalam suatu kerja sama perlindungan indikasi geografis kedua pihak.
“Indikasi geografis Indonesia, seperti kopi Gayo memiliki nilai lebih yang dapat memenuhi pasar Eropa,” katanya.
Ignacio menjelaskan, dengan jumlah penduduk Eropa lebih dari 500 juta dan pendapatan per kapita rata-rata 25.000 US Dollar, maka permintaan terhadap produk kopi berkualitas tinggi akan meningkat. Ini berarti keunikan dan kekhasan produk Indonesia yang sudah terdaftar dan mempunyai perlindungan indikasi geografis dari Kementerian Hukum dan HAM RI (Direktorat Jenderal HKI) diakui di Uni Eropa.
Berikan klarifikasi
Terkait pendaftaran merek Gayo Mountain Coffee di Eropa oleh perusahaan Belanda, Ignacio menegaskan, pihaknya sudah memberikan klarifikasi kepada Direktur Office for Harmonization in the Internal Market (OHIM) Uni Eropa.
“Sekarang, produk indikasi geografis (IG) Indonesia yaitu kopi gayo tidak lagi sebagai merek dagang perusahaan Belanda. OHIM akan memberhentikan merek dagang tersebut dan kopi Gayo langsung dari Aceh akan masuk ke pasar Eropa,” tegasnya.
Sebelumnya, Ignacio bersama rombongan telah meninjau lokasi pembenihan kopi Gayo milik masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. “Saya ingin mengetahui kopi Gayo secara detail. Saya sudah melihat prosesing kopi mulai dari penjemuran, penyortiran, hingga pengemasan,” kata Ignacio Kristanyo Harjono. Dia juga mengaku, sangat terkesan dengan potensi dan panorama alam dataran tinggi Gayo.
Didampingi Bupati Aceh Tengah, Ir.Nasharuddin dan Bupati Bener Meriah, Ir .Ruslan Abdul Gani, Wakil Dubes untuk Belgia ini juga mengunjungi Koperasi Baburrayan, yang selama ini dikenal sebagai salah satu eksportir kopi Arabica Gayo terbesar.
Di sana dipertontonkan cupping test yaitu metode pengujian kualitas aroma dan cita rasa kopi Gayo. “Sungguh, sangat terkesan, panorama alam Gayo juga indah sekali,” pungkasnya. (mhd)