Pasien RSGM Unsyiah Enggan Ditangani Dokter Muda

Banda Aceh (Analisa). Meski peralatan medis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unsyiah, Banda Aceh, sudah memadai, namun sejumlah pasien mengaku masih enggan ditangani dokter muda atau mahasiswa yang sedang koas.

Tenaga medis di RS tersebut lebih didominasi dokter muda dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

“Kalau berobat ke sini, saya tanya dulu siapa dokternya. Saya khawatir kalau ditangani dokter muda. Takut terjadi malpraktik. Tapi kalau ada dokter yang mendampingi dokter muda itu, saya berani,” kata seorang pasien di RSGM Unsyiah, Banda Aceh, Hamia (40), Jumat (16/5).

Hamia yang berasal dari Lhokseumawe itu, mengaku berobat ke RSGM karena sakit gigi kronis yang dideritanya. Awalnya, dia menolak ditangani dokter muda itu. Tapi, setelah pihak rumah sakit (RS) menjelaskan bahwa tetap ada dokter klinik yang mendampingi dokter muda, baru kdia bersedia diperiksa.

Seorang warga lainnya, Sumarni, penduduk Banda Aceh, juga mengungkapkan hal serupa. Dia datang untuk membersihkan karang gigi. “Kalau ditangani oleh adik-adik dokter muda itu, saya takut. Mereka kan harus belajar lagi,” tuturnya.

Sementara, pasien lainnya, Yulia (23) yang juga mahasiswa Unsyiah, mengaku tidak masalah ditangani dokter muda karena mereka selalu didampingi dokter gigi saat melakukan tindakan.

“Saya menambal gigi. Hasilnya bagus. Pelayanannya juga bagus. Walaupun masih koas, mereka juga berkonsultasi ke dokter gigi saat menangani pasien,” ungkapnya.

RSGM merupakan rumah sakit pendidikan Unsyiah. Saat ini, RS ini belum menerima jaminan sosial kesehatan. Pasien yang berobat dikenakan biaya yang bervariasi. 

Misalnya, untuk membersihkan karang gigi dikenai biaya Rp 40 ribu jika ditangani dokter muda. 

Namun, jika ditangani dokter gigi, biayanya berkisar Rp 75-100 ribu. Kalau pasien ingin ditangani dokter spesialis, maka untuk membersihkan karang gigi (scaling) itu dikenai biaya Rp 15—250 ribu.

Berdasarkan pengakuan petugas yang tidak ingin disebut namanya, pasien di RSGM lebih banyak ditangani dokter muda karena biayanya lebih murah. Pasien rujukan dari sejumlah puskesmas di Banda Aceh juga diarahkan untuk ditangani dokter muda.

Penanggung Jawab RSGM Unsyiah, drg Zaki Mubarak, mengungkapkan, RSGM adalah rumah sakit pendidikan yang awalnya didirikan untuk pemenuhan penerimaan calon dokter gigi. RS ini hanya untuk kebutuhan internal Unsyiah dan semua dokter muda di bawah didikan dokter klinik.

Sebanyak 322 dokter muda menyelesaikan studi praktiknya di rumah sakit ini. Setiap hari banyak pasien yang datang. Jumlahnya bisa lebih dari 100 pasien, baik anak-anak maupun orang dewasa. Ratusan mahasiswa koas selalu sibu menangani pasien dengan menggunakan alat medis canggih.

Zaki mengaku sudah melapor ke Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, untuk pengembangan RS tersebut karena banyak sarana yang harus dilengkapi, seperti ruang unit gawat darurat (UGD), bedah besar (mayor) dan kecil (minor). 

Gubernur sangat mendukung karena ini betul-betul memerlukan peran pemda. Anggaran senilai Rp 2 miliar sudah disiapkan,” ungkapnya.

Zaki menambahkan, semua sumber daya manusia (SDM) sudah dimiliki RSGM. Hanya infrastruktur yang belum memadai. “Obsesi saya, ke depan, rumah sakit ini menjadi lebih baik,” pungkasnya. (bei)

()

Baca Juga

Rekomendasi