Dr. Agus Priyatno, MSn. Tren senilukis modern Indonesia akhir tahun 1980an bermuara pada corak Surealisme dan dekoratif, walaupun realisme juga masih bertahan diciptakan sejumlah pelukis. Pameran-pameran lukisan dipenuhi kedua corak tersebut. Meskipun berada dalam satu mainstream senilukis, lukisan karya setiap pelukis ada diferensiasi cukup signifikan dengan pelukis lainnya.
Setiap pelukis ahli dalam menciptakan special efek, sehingga lukisannya berbeda dengan karya pelukis lain. Perbedaan terutama pada tema lukisan dan tekniknya. Tema-tema berat dan kualitas teknik tinggi merupakan karakteristiknya. Lukisan-lukisan diciptakan pada masa itu banyak memperoleh penghargaan seni internasional.
Wabah surealisme dan dekoratif melanda dunia senilukis modern Indonesia. Karena kedua corak tersebut sangat akrab dengan alam pikiran Indonesia. Surealisme, hal-hal yang melampaui realisme atau kenyataan. Hal-hal yang melampaui kenyataan akrab dalam pikiran orang yang lahir di Indonesia. Sejak kecil orang Indonesia menyaksikan dunia yang menakjubkan, melampaui kenyataan, surealistik.
Warna tidak pernah sama di atas langit. Pagi merah tembaga, siang biru bercahaya, sore bisa berubah hitam penuh misteri. Cuaca hari ini bisa tenang seperti bianglala, esoknya muncul badai dan prahara.
Dunia surealisme dipenuhi dengan kontradisiksi, dari kontradiksi suara, bentuk, ukuran, hingga gerak dan warna. Dunia kontradiksi yang mencerdaskan penghuninya. Dalam senirupa, kontradiksi-kontradiksi itu menjelma pada karya yang surealistik dan fantastik.
Hadirnya Surealisme dan dekoratif sebagai trend paling dominan juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan politik zaman itu. Pelukis era ini produk akademis setelah kemerdekaan, atmosfirnya berbeda dengan generasi pendahulunya. Mereka menciptakan lukisan ketika tidak ada lagi perang, tidak ada lagi konflik idologi. Mereka berkarya dalam suasana tenang. Lukisan surealisme dan dekoratif menjadi pilihan para pelukis untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya.
Suasana tenang memberi kesempatan pelukis untuk berkontemplasi, merenungkan karya apa yang akan ciciptakan. Hingar-bingar perang revolusi dan pertikaian idologi sudah usai, tidak lagi mengganggu alam pikiran mereka.
Diantara banyak pelukis surealis, muncul nama-nama pelukis yang cukup menonjol dibanding lainnya. Pelukis Ivan Sagito, Agus Kamal, Effendi, Sucipto Adi, Lucia Hartini adalah beberapa nama terkemuka dikalangan pelukis surealis.
Pelukis yang bertahan pada realisme adalah Dede Eri Supriya. Harjiman merupakan nama paling menonjol dikalangan pelukis dekoratif.
Lukisan-lukisan Ivan mengekspresikan surealisme wayang golek. Agus Kamal mengekspresikan kefanaan manusia di antara alam semesta. Pelukis Dede menghadirkan realisme masyarakat urban. Manusia di antara gedung-gedung raksasa.
Lucia Hartini melukiskan surealisme alam semesta dan mitologinya. Harjiman melukiskan kehidupan damai pedesaan secara dekoratif. Lukisan-lukisan mereka fantastik, surealistik, penuh kontradiksi, seperti alam yang membesarkannya. Trend senilukis modern Indonesia tahun 1980an adalah refleksi jiwa orang Indonesia.
Penulis dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Seni Rupa Sumatera Utara