Sidikalang, (Analisa). Pengunjung ke objek wisata Danau Toba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan mengeluhkan kualitas jalan. Selain sempit, tepi jalan juga dipenuhi semak.
Demikian pengakuan Johan Sinaga penduduk Medan saat kunjungannya, Minggu (4/5). Diutarakan, mobil tumpangan keluarga mereka terkena banyak goresan ranting anak kayu. Hal itu akibat rerumputan dibiarkan membelukar hingga hampir menutup permukaan jalan.
Dua mobil saja berpapasan, terasa sempit. Pemerintah seyogianya menaruh perhatian serius terhadap objek wisata, mengingat kekayaan alam sedemikian tidak dimiliki semua wilayah.
Selain masalah rerumputan, wisatawan domestik juga mengeluhkan jalan berlobang. Di sisi lain, pembiaran jembatan darurat selebar 3 meter berkonstruksi kayu tanpa penyangga di Silalahi berpotensi memakan korban. Bila semua kelemahan itu tak segera ditangani, ia khawatir, perlahan-lahan, nilai jual panorama tersebut bakal redup dan ditinggal pengunjung.
Perkembangan usaha kecil berupa pendirian warung dan restoran ditambah kedatangan para pemancing dari luar daerah, merupakan sinyal Silalahi-Paropo mulai diincar. Ekonomi penduduk mulai menggeliat. Sayang kalau diabakan.
Beberapa warga menyampaikan keluhan senada. Merekapun kesal, sebab kerusakan jalan dan jembatan dianggap masalah klasik, dan kurang serius ditangani instansi terkait.
Abrasi pantai pun dibiarkan kian melebar. Belum diketahui, apakah dana pemeliharaan rutin ditangani bidang Pekerjaan Umum sudah habis dibelanjakan atau masih utuh. (ssr)