Menurut Sebuah Penelitian Para Pakar Inggris

Pria Lapar Lebih Menyukai Perempuan Montok

SEBUAH studi menemukan, pria lebih menyukai perempuan berbadan berisi -- sementara wanita montok lebih tertarik pada pria berotot-otot.

Fenomena itu berakar dalam sebuah naluri evolusi kuno yang memprioritaskan orang-orang yang dinilai memiliki akses lebih baik ke pangan.

Para ahli psikologi berkeyakinan bentuk tubuh seorang perempuan -- khususnya yang memiliki ukuran payudaranya -- dipandang mengindikasikan level cadangan lemaknya.

Dalam penelitian mereka atas 124 pria yang diperlihatkan gambar-gambar lima bentuk bodi berbeda, mereka yang sedang lapar menilai wanita yang berpayudara besar sebagai lebih atraktif.

Dr Viren Swami dari London’s University of Westminster mengatakan, studi-studi lain telah menunjukkan wanita mendapati pria berotot lebih memikat ketika mereka juga sedang menginginkan makanan.

“Jika seorang pria sedang lapar, mereka lebih menyukai ukuran payudara sedikit lebih besar dan perempuan berbadan sedikit lebih besar. Jika seorang peremuan tengah lapar mereka lebih menyenangi pria lebih berotot.

Para peneliti itu berpendapat bahwa ukuran payudara boleh jadi mengindikasikan bahwa cadangan lemak, yang pada gilirannya mengindikasikan akses ke sumber daya.

Sekitar separuh dari pria dalam penelitian ilmiah tersebut belum makan selama enam jam, sedangkan sisanya memiliki perut setengah kenyang.

Setelah diperlihatkan gambar-gambar lima bentuk tubuh berbeda, kelompok yang lapar itu menilai perempuan berpayudara lebih besar sebagai jauh lebih atraktif.

Pengujian kedua menemukan, semakin sedikit  uang yang dimiliki pria semakin besar dia menyukai peremuan montok.

Dr Swami menjelaskan, studi-studi lain telah menunjukkan wanita mendapati pria berotot-otot lebih atraktif bila mereka sedang lapar.

Profesor Gareth Leng dari Edinburgh University, mengemukakan di Cheltenham Science Festival bahwa hubungan antara lapar dengan daya tarik boleh jadi bertalian dengan oxytocin -- hormon yang diproduksi saat persalinan, menyusui dan sedang bercinta.

Oxytocin, yang dikenal sebagai “love hormone” atau “hormon cinta”, meningkatkan libido namun juga menekan rasa lapar. Lapar dan seks merupakan pendorong utama namun itu berarti kita tidak dapat mengejarnya pada saat yang sama.

Profesor Leng mengatakan, pola-pola yang ditetapkan Dr Swami boleh jadi disebabkan mekanisme oxytocin, walaupun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan suatu hubungan langsung. (dmc/bh)

()

Baca Juga

Rekomendasi