Sergai, (Analisa). Warga muslim di Desa Pulau Tagor Kecamatan Serba Jadi Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) menyatakan tidak keberatan DPD LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Kabupaten Sergai membangun masjid di desa itu.
Hal ini terungkap saat acara Peringatan Isra’ Mi’ raj Nabi Muhammad SAW dirangkai penyambutan bulan suci Ramadhan 1435 H diselenggarakan BKM Al-Mukhlisin Desa Pulau Tagor bekerjasama dengan IPHI Kecamatan Serba Jadi di masjid itu, Selasa siang (24/6)
Tampil sebagai pentausiyah Ketua Umum Majelis Zikir Tazkira Sumut yang juga putra Desa Pulau Tagor Buya KH Amiruddin MS dan Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kota Medan yang juga Pimpinan Majlis Taklim/KBIH dan Pesantren Tahfizhul Quran Jabal Noor KH Zulfiqar Hajar Lc.
Hadir dalam acara itu, Kepala Desa Pulau Tagor Kasianto dan tokoh masyarakat desa itu H Sonyo, Ketua IPHI Kecamatan Serba Jadi H Sukirman, Ketua dan Sekretaris DPW LDII Sumut Ir H Agus Purwanto dan Sofyan ST, Ketua DPD LDII Medan H Hasoloan Simanjuntak ST dan Ustadz Sudimin, Ketua DPD LDII Sergai Suhendar serta anggotanya.
Usai acara itu, KH Zulfiqar Hajar bersama unsur pengurus LDII Sumut, Medan dan Sergai meninjau langsung lokasi pembangunan masjid LDII yang jaraknya sekitar 600 m dari Masjid Al-Mukhlishin yang di lokasi itu banyak perumahaan penduduk.
Masjid LDII di Kecamatan Serba Jadi itu akan dibangun berukuran 10 x 10 M di atas tanah wakaf Kamin yang sudah dicor fundasinya.
Dukung MUI dan Ulama
KH Zulfiqar Hajar mengatakan, pada awalnya dia sempat memandang dan menilai LDII sebagai satu aliran sesat-menyesatkan Tetapi, atas perintah Ketua Umum MUI Medan Prof Dr H Mohd Hatta agar melihat langsung ke markasnya di Jalan KH Wahid Hasyim/Jalan Sei Wampu Medan serta melakukan ‘Muhibbah Tabayyun” ke Jakarta, Surabaya, Bandung, Jombang dan markas besarnya di Kediri (Jatim), dia melihat tidak ada kejanggalan dalam beribadah jamaah LDII. Yakni, sama dengan umat Islam pada umumnya.
Bahkan, sambungnya, jamaah LDII sangat disiplin dan senantiasa menjaga kebersihan. Sehingga, jamaah dari Ormas Islam ini merupakan umat Islam yang mengamalkan Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi “Annazhoofatu minal iimaan” (kebersihan itu sebagian dari keimanan).
“Salutnya saya kepada LDII, lembaga ini sangat mendukung kegiatan MUI dan ulama serta setia senantiasa menjaga keutuhan NKRI,”tegasnya.
Untuk itu, dia mengajak warga Desa PulaubTagor agar menjadikan jamaah LDII sebagai sudaranya. Karena, mereka siap menerima nasihat dan masukan untuk kebenaran.
“Jadi, walaupun di sini ada masjid, janganlah kita larang mereka membangun masjid baru, karena lokasinya jauh dari Masjid Al-Mukhlisin ini. Bahkan, Ketua Umum MUI Sergai Ayahanda Ustadz H Lukman Yahya juga tidak mempermasalahkan LDII membangun masjid, asalkan bertujuan untuk kemaslahatan umat Islam,”jelas ulama dan ustadz kondang ini.
Sedangkan Buya KH Amiruddin MS dalam tausiyahnya bercerita tentang kesamaan Proklamasi Kemerdekaan RI yang dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 yang bersamaan dengan bulan Ramadhan dengan pelaksaan Pilpres pada 9 Juli yang juga terjadi pada bulan Ramadhan.
“Dalam Pilpres 9 Juli, umat Islam dimana saja berada, termasuk di Sergai ini harus bersatu-padu dan tetap ‘satu’. Apalagi, Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan kita, meskipun berbeda-beda, tetapi kita tetap ‘satu’,”ujarnya.
Dia mengajak umat Islam agar bergembira dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan berharap keridhoan Allah SWT agar diampuni Allah SWT dosa-dosa kita di masa yang lalu.
Ketua DPW LDII Sumut H Agus Purwanto menjelaskan tentang berbagai fitnah dan isu-isu negatif terhadap Ormas Islam yang dipimpinnya, baik sejak turun-temurun maupun melalui dunia maya berupa jejaring sosial, namun semua itu hanya ‘katanya’ tanpa mau ‘cek dan ricek’ (tabayyun) tentang fitnah dan isu-isu negatif terhadap LDII.
“Yang jelas dan pasti, pedoman ibadah warga LDII adalah Alquran dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Sedangkan dalam membangun masjid, tidak ada kepentingan tertentu dari LDII. Pembangunan masjid ini semata-mata untuk memudahkan umat Islam di sekitar masjid dapat beribadah secara khusyuk. Kita terbuka untuk umat Islam, bukan eksklusif sebagaimana dituduhkan pihak-pihak tertentu,”tegasnya.
Dia mengajak umat Islam di Desa Pulau Tagor agar tidak segan-segan menasihati warga LDII jika lari dari ajaran Islam sebenarnya. Sebab, mungkin mereka masih mempedomani paragdima lama di LDII. Padahal kini, LDII sudah berparadigma baru yang membuka pintu selebar-lebarnya bagi umat Islam untuk melihat langsung aktivitas warga LDII. (rel/hers)