PERJALANAN setiap malamnya ke ladang di belakang kediaman mereka pada malam hari membuat wanita Katra Sahadatganj, India Utara, merasa takut dan rentan jadi sasaran serangan sekali pun pada saat aman.
Namun penculikan, aksi pemerkosaan beramai-ramai dan pembunuhan dua gadis remaja ketika mereka hendak buang air besar baru-baru ini menambah dimensi baru menakutkan ke derita rutin keseharian mereka.
Masalah itu menyingkap risiko mengerikan bagi masyarakat miskin di India. Hendak buang air besar (BAB) saat ini jadi momok makin besar bagi banyak peremuan.
Problema itu dan fakta minimnya toilet dalam rumah di negara itu menjadi sorotan tajam. Dan sebuah organisasi non-pemerintah yang terkenal di India mengumumkan akan membangun toilet di desa terjadinya peristiwa mengejutkan tersebut.
Lembaga Swadaya Masyarakat, Sulabh International, mengumumkan pihaknya akan membangun toilet di setiap rumah penduduk di desa tempat tinggal dua remaja yang diperkosa beramai-ramai dan kemudian digantung.
Sulabh International, yang mengkhususkan diri pada masalah sanitasi, mengatakan LSM tersebut mengadopsi desa asal kedua remaja sebab minimnya fasilitas toilet membuat mereka menjadi korban kejahatan.
Kedua anak perempuan tersebut pergi ke ladang untuk keperluan buang air besar ketika mereka diserang pada Selasa malam (27/5).
Di desa dua bersaudara, Katra Shahadatganj, negara bagian Uttar Pradesh, terdapat 108 rumah warga.
Retan
“Setiap perempuan yang buang air besar di tempat terbuka rentan dan pemerintah pusat harus mengakui masalah ini. Setelah itu sumber daya baru akan datang,” kata pendiri Sulabh International, Bindeshwar Pathak.
Ia menambahkan pembangunan toilet dimulai Senin (2/6).
Peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan itu menyebabkan para gadis remaja di desa India utara tersebut jadi semakin takut dan memperbesar kesusahan mereka sehari-harinya.
Hal itu seperti diungkapkan Maharani Devi, putri seorang buruh pertanian di desa Katra Shahadatganj. Dia mengaku para gadis muda kerap diganggu para pemuda usil, dan tidak pernah pergi ke lahan gandum atau peppermint sendirian.
“Sejak peristiwa ini, kami kini jadi lebih takut daripada sebelumnya,” ujar Devi, 40, yang tak memiliki toilet di rumahnya, sama seperti kebanyakan rumah lain di distriknya.
“Ini sangat tidak baik, kebanyakan perempuan enggan pergi dengan hanya seorang kawan saja,” ujar ibu lima anak tadi kepada AFP, Minggu (1/6).
“Sejumlah perempuan muda yang biasa pergi ke ladang untuk mengantar makanan atau air kepada pria pada siang hari kini sudah tidak melakukan hal demikian lagi,” papar Om Vati, 75.
Masalah itu juga disorot oleh Carolyn Wheeler dari Lembaga Swadaya masyarakat WaterAid yang melakukan riset tentang isu tadi di Uttar Pradesh. Dia mengatakan sekira sepertiga dari perempuan tidak punya pilihan lain kecuali buang air besasr setelah hari gelap -- biasanya ditemani seorang kawan yang berjaga-jaga untuk mengantiasipasi kemungkinan masalah.
“Pada saat seperti itulah seorang wanita paling rentan diserang dan pendapat bahwa sangat banyak perempuan mengambil risiko seperti itu setiap harinya sungguh mengejutkan kami,” ujar Wheeler kepada AFP.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 600 juta orang di India atau 50% dari total penduduk harus buang air besar di tempat terbuka. (afp/bcu-bh)