Tangki Timbun Pertamina Terminal BBM Medan Terbakar

Medan, (Analisa). Tangki timbun premium berisi 10.450 kiloliter dengan nomor T-23 Terminal BBM Medan Group Medan Labuhan terbakar. Akibatnya, tiga orang pekerja kontraktor mengalami luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Keterangan tersebut disampaikan Operational Head (OH) Terminal BBM Medan Group, Gunawan Istiarso, dalam konferensi pers Simulasi Penanggulangan Tanggap Darurat di TBBM Medan Group, Rabu (4/6). Dilanjutkannya, jalur distribusi operasional ke lapangan langsung dihentikan namun dipastikan proses distribusi BBM tidak akan terganggu.

Dirincinya, pukul 10.00 Wib, pekerja sedang melakukan pengelasan pada tangki timbun nomor 23 yang ada di lokasi. Namun, tiba-tiba terjadi kebocoran pada tangki tersebut hingga api yang bersumber dari alat las langsung menyambar bahan bakar minyak (BBM) yang terdapat di dalam tangki. Operator Terminal BBM melihat kepulan asap pada tangki langsung menghubungi Pengawas PP (Pengisian dan Pengawasan) sebagai On Scene Commander (OSC). Atas laporan tersebut, OSC meminta Fire Brigade dan Tim Bantuan Penanggulangan Kebakaran (TBPK) untuk melakukan pemadaman sekaligus melaporkannya kepada pengawas utama PP selaku Incident Commader (IC). Kemudian IC melaporkan kejadian kebakaran kepada Operation Head TBBM Medan Group selaku Deputy Emergency Response Commander (Deputy ERC) dilan jutkan ke General Manager Marketing Operation Region (MOR) I selaku ERC. Kemudian, sirine tanggap darurat dibunyikan dan proses evakuasi pekerja serta kendaraan langsung dilakukan. Mobil tangki pengangkut BBM yang parkir tidak jauh dari terminal dikeluarkan ke lokasi yang lebih aman begitupun dengan para pekerja.

Dengan nozzle watercanon foam yang berjarak tembak 20 meter, Tim Rescue Pertamina dibantu Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan, bergegas mendinginkan suhu tangki guna menghindari terjadi ledakan yang mungkin menjalar ke 22 tangki lainnya. Sementara, tiga orang korban yang mengalami luka berat dan ringan dirawat di rumah sakit terdekat dan seluruh biaya rumah sakit ditanggung sepenuhnya oleh Pertamina. "Pukul 10.30 Wib, api sempat tidak dapat diatasi hingga membuat Tim Pemadam TBBM melakukan pemadaman dengan menggunakan terminator yang memiliki kekuatan tinggi. Sekitar pukul 11.30 Wib api sudah bisa dikendalikan oleh Tim Pemadam TBBM dibantu FB 1 dan TBKD II. Sementara, ketiga korban merupakan pekerja kontraktor dan kami akan menanggung semua biaya pengobatan" kata Gunawan Istiarso dihadapan wartawan.

Gunawan juga menyatakan Pertamina belum memastikan besar kerugian karena volume BBM yang terbakar juga masih dalam perhitungan. Namun, dipastikannya, kondisi tersebut tidak akan mengganggu pasokan BBM baik premium maupun solar untuk masyarakat, Perusahaan Listrik Negara (PLN) ataupun Bandar Udara (Bandara). "Kami selalu melakukan penyaluran mulai pukul 05.00 Wib hingga pukul 10.00 Wib ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU). Sementara, untuk Bandara, informasi terakhir yang diperoleh, masih ada stok untuk pengisian selama 20 hari ke depan. Dan stok tiga hari ke depan juga masih ada untuk PLN. Jadi, kami pastikan tidak akan ada masalah terkait penyaluran ataupun rush ke depannya," ucapnya.

Lima jam setelah peristiwa tersebut, yakni sekira pukul 17.00 Wib, terminal BBM Medan Group kembali beroperasi seperti semula untuk menyalurkan BBM ke seluruh pelanggan Pertamina. Dan ini merupakan akhir dari adegan dalam simulasi tanggap darurat yang dilakukan Pertamina.2 Kali Setahun

Menurut Gunawan, Pertamina tetap melakukan simulasi tersebut setiap 2 kali setahun. "Kita ingin meminimalisir timbulnya kejadian negatif atau kecelakaan kerja yang berakibat pada kebakaran atau bencana lainnya. Karena itu, simulasi seperti ini kita lakukan minimal dua kali setahun sekaligus melatih OKD untuk pencegahan dan penanggulangan. Simulasi ini juga tidak hanya bertujuan meningkatkan kemampuan pekerja saat menghadapi peristiwa tetapi juga untuk evaluasi Standard Operational Procedure (SOP). Selain itu, untuk sarana bagi seluruh personil TBMM untuk menguji fungsi-fungsi komando, koordinasi, dan komunikasi antar tim. Dengan simulasi, kami berharap dapat meningkatkan kemampuan seluruh Sumber Daya Manusia agar lebih siap dengan berbagai peristiwa apapun, baik itu bencana maupun kecelakaan kerja," jelasnya. (st)

 

()

Baca Juga

Rekomendasi