Hal Memuji Diri Sendiri

Oleh: Jekson Pardomuan

“Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kau kenal dan bukan bibirmu sendiri.” (Amsal 27 : 1-2)

Ada pepatah yang mengatakan “Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu akan jatuh juga” yang artinya tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Siapa yang tak kenal kehebatan Chris Jhon (petinju) yang akhirnya menggantung sarung tinju. Maradona pemain bola yang handal akhirnya jatuh juga. Orang yang cantik dan tampan pun belum tentu sempurna dalam hal kesuksesan, kepandaian, kesopanan, sikap, kebaikan atau hal lainnya. Setiap manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Di muka bumi ini ada orang yang pintar, ada juga yang bodoh. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Akan tetapi masing-masing saling menutupi kekurangannya masing-masing. Adakalanya si kaya butuh si miskin dan sebaliknya si miskin sangat membutuhkan uluran tangan si kaya.

Kalau ada orang disekitar kita yang sering memuji dirinya sendiri hebat, pintar dan punya teman banyak, pastilah orang tersebut memiliki kekurangan. Kenapa ? Karena seseorang yang rajin memuji dirinya sendiri berarti ia tidak percaya diri dan kurang yakin dengan apa yang ada pada dirinya sendiri. Ada yang cantik tapi tak pernah memuji dirinya sendiri cantik, tapi ada orang yang wajahnya kurang cantik dan mendekati jelek tapi selalu memuji dirinya sendiri cantik.

 Bagaimana dengan kita ? Apakah kita ‘terlalu’ sering memuji diri sendiri di hadapan orang lain ? Kalau ya, berarti itu pertanda Anda akan jatuh dalam waktu dekat. Karena, saat Anda memuji diri sendiri hebat di saat itulah muncul kesombongan dan keangkuhan Anda. Saat dimana kita sombong, maka kita akan lupa diri dan cenderung menganggap orang lain lebih rendah dari kita. Di saat itulah orang lain membaca kelemahan kita dan mengambil kesempatan untuk menjatuhkan kita.

Di dalam kehidupan kita sehari-hari, kita cenderung menilai orang dari kulit luarnya saja. Kita tidak pernah mau memahami seseorang sampai kepada sifatnya yang terdalam dan apa kelebihannya. Pernah suatu ketika, seorang teman yang biasa-biasa saja di sekolah dan teman-teman lain sering menganggap rendah terhadapnya. Akan tetapi ketika ia ikut bertarung dan ujian masuk perguruan tinggi negeri, ternyata orang yang dianggap rendah teman-temannya tadi diterima di salah satu PTN ternama di Indonesia. Sementara orang yang telah menganggapnya rendah tidak diterima. 

Datang dengan Sendirinya

Alkitab dalam Amsal 29:23 menuliskan, “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.” Inilah kenyataan yang harus diterima oleh orang-orang yang selalu menganggap orang lain rendah. Kita terlalu sering merasa diri kita hebat dan sanggup untuk menghadapi segala perkara. Baru perkara kecil saja sudah banyak dari antara kita yang menjerit dan berkata ‘ampun Tuhan’. Setelah Tuhan menolong kita keluar dari sebuah permasalahan, kita langsung lupa segalanya. Seperti kata pepatah “lupa kacang pada kulitnya.”

Ada beberapa alasan mengapa seseorang sering melakukan sikap yang salah seperti memuji diri sendiri. Pertama, ada orang yang merasa dirinya paling hebat. Orang-orang seperti ini seringkali menganggap pekerjaan apa pun mudah dan bisa dilakukannya. Orang seperti ini juga merasa apa yang bisa ia lakukan orang lain tidak bisa lakukan (terkesan sangat sombong). Orang-orang seperti ini memandang dirinya mampu melakukan lebih baik daripada orang lain. 

Kita harus berhati-hati ketika kita merasa hebat, karena kesombongan mampu membuat seseorang tidak bisa menilai segala sesuatu secara obyektif, apalagi ketika menilai diri sendiri lebih cenderung menilai secara subyektif. Bukan berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya tapi berdasarkan keadaan dan perasaan diri sendiri. Kita harus menyadari bahwa tanpa Tuhan kita tidak mampu melakukan segala sesuatu dan apa yang ada pada diri kita adalah milik Tuhan. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk kita menjadi sombong dan menganggap diri lebih hebat.

Kedua, orang sering memuji diri sendiri karena ingin mendapat pengakuan dari orang lain. Oleh karena itu, mereka memuji diri sendiri dan menceritakan kelebihan-kelebihannya supaya diakui. Sebenarnya pengakuan tidak datang melalui usaha memuji diri dan menceritakan kehebatan kita kepada orang lain. Pengakuan akan datang dengan sendirinya ketika kita melakukan segala sesuatu dengan baik, tulus, dan penuh kerja keras. 

Sebagai anak Tuhan yang taat dan percaya kepada pertolongan Tuhan, yang kita butuhkan sebenarnya bukan pengakuan akan apa yang kita lakukan, tetapi bagaimana kita bisa memberikan teladan yang baik kepada semua orang. Berbuatlah kebaikan dengan tulus, berilah pertolongan kepada orang yang membutuhkan dan jangan mengharapkan imbalan saat memberikan bantuan kepada orang lain. 

Dalam Alkitab Yakobus 4:16,dituliskan “Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.”

Ketiga, memuji diri sendiri seringkali kita merendahkan orang lain. Ketika seseorang memuji diri sendiri seringkali mereka memiliki maksud untuk membuat orang lain merasa kurang berarti atau bahkan menjatuhkan orang lain. Sadar atau tidak, ketika mereka memuji diri sendiri, mereka cenderung menganggap remeh orang lain. Merasa orang lain tidak mampu melakukan segala sesuatu sebaik yang dilakukan.

Setelah membaca beberapa hal tentang memuji diri sendiri, saat kita merenung dan menyadari bahwa sikap kita selama ini salah dan terlalu menganggap diri kita paling hebat. Apapun kemampuan, talenta, karunia yang sudah Tuhan berikan, kita harus tetap jalani dengan rendah hati dan penuh tanggung jawab. Bukan untuk bermegah atau membanggakan diri, tetapi untuk dipakai melayani dan memuliakan Tuhan. Kita harus mampu menjadi garam dan terang bagi semua orang.

Kita harus lebih sungguh-sungguh dalam Tuhan, rajin beribadah dan berdoa. Membaca firman dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdoa dengan sungguh-sungguh membuat kita semakin yakin pada diri sendiri. Krena, doa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen. Doa adalah ekspresi dari hubungan kita dengan Allah, suatu sarana komunikasi bagi kita untuk berbicara dengan-Nya. Pada waktu kita berdoa, Allah memperhatikan hati kita, bukan kata-kata kita. Amin.

 

()

Baca Juga

Rekomendasi