Nama Besar Atau Kebesaran Nama

Oleh: Saurma. Apalah arti sebuah nama? Ungkapan ini cukup kita kenal, karena memang sempat booming di masyarakat dunia. Bagi masyaraka kita di Indonesia, nama menjadi sangat penting karena identik dengan harapan atas kehidupan dari orang yang diberi nama itu. Selain itu, nama bisa menjadi sebuah kebanggaan sehingga tidak sedikit dari orang Indonesia yang menempelkan nama orangtua di belakang nama anaknya. Dengan demikian, nama bukan sembarang nama, tetapi nama merupakan harapan dan cita-cita. Tinggal lagi, bagaimana si anak kelak, apakah mampu mewujudkan harapan orangtuanya sesuai nama yang disandangnya atau tidak?

Anda mungkin pernah dengar istilah orang yang disebut-sebut keberatan nama? Hal itu biasanya ditujukan kepada orang-orang yang memiliki nama bagus namun si pemilik nama ternyata tidak mampu menyesuaikan sikap, tingkah laku dan kehidupannya sesuai namanya. Orangtua memberinya nama yang cukup bagus, sebagaimana harapan mereka atas anaknya, namun ternyata tidak mampu diwujudkan anaknya. Atau bahkan terlalu sulit untuk menyesuaikan kehidupannya dengan namanya. Itulah sebabnya kemudian muncul istilah keberatan nama itu.

Sebagaimana contoh, ada anak yang diberi nama "Bagus", atau nama "Indah", tetapi kemudian kehidupan si anak ternyata tidak sebagus dan seindah namanya. Ada pula yang memberi nama anaknya "Martua", yang berarti memiliki kelebihan dan kehebatan yang positif, ternyata dalam kehidupan anak itu kemudian 180 derajat berbalik dari namanya. Atau ada yang namanya "Hasian", tapi kenyataannya kemudian anaknya itu menjadi sangat dibenci orang karena kenakalan dan kejahatannya. Itulah yang sering disebut dengan istilah keberatan nama. Nama yang dikenakan padanya tidak seperti kehidupannya, tetapi bahkan bisa saja kebalikan dari namanya. 

Nama Besar

Bukan saja nama sebagai harapan dan cita-cita. Setiap orangtua juga menginginkan nama anaknya sebagai nama besar. Nama besar itu dimaksudkan juga untuk "membesarkan" marwah keluarga. Dengan kebesaran nama anaknya maka nama keluarga ikut menjadi besar. Tetapi tidak sedikit anak dengan nama yang mengandung harapan besar itu gagal membesarkan nama keluarganya. Mereka bahkan tidak mampu untuk muncul dan tampil di dunia pergaulan, apalagi di pekerjaan dan karir. Akibatnya, mereka sama sekali tidak diperhitungkan dan nama besarnya tinggal nama semata.

Mungkin itulah sebabnya kemudian anak dengan nama demikian lantas disebut besar nama. Artinya, namanya demikian besar, seperti "agung", "tulus", "mulia", dan sebagainya, ternyata mereka tidak se-agung, se-tulus dan se-mulia namanya. Sehingga, dengan nama sebesar itu dan tidak mampu mewujudkannya, mereka justru menjadi kebesaran nama. Itu juga bermakna, sebuah harapan yang disandangkan pada si anak melalui sebuah nama tidak mampu terwujud sebagaimana cita-cita orangtua saat menetapkan nama anaknya.

Menyesuaikan

Lantas, bagaimana seharusnya? Ada tiga tipikal sikap anak yang memiliki nama dengan harapan besar. Ada anak yang senang dengan nama besarnya lantas berusaha mengarahkan hidupnya sesuai nama yang diembannya. Ada anak yang senang dengan nama besarnya tetapi tidak merasa harus berjuang untuk nama besarnya itu. Ia sekedar senang saja memiliki nama bagus. Kemudian ada pula anak yang tidak merasa peduli dengan nama yang diberikan orangtuanya. Hal itu hanya dianggap sebagai sebuah nama tanpa pemikiran apapun.

Dari ketiga tipikal ini tentu masing-masing memiliki alasan untuk itu. Semisal tipikal pertama, si anak menganggap nama pemberian orangtuanya sebagai sebuah harapan atas dirinya dan menyadari bahwa tidak mudah bagi setiap orangtua untuk memilih dan memutuskan sebuah nama yang indah dan bagus untuk anak-anaknya sesuai keinginan mereka atas kehidupan anaknya kelak. Ia merasa berterima kasih atas hal tersebut. Karena menyadari hal itu pula menjadikannya bertekad mewujudkan harapan di balik namanya itu. Ia tidak menganggapnya sebagai beban tetapi penuh semangat mendapatkan kebaikan yang diharapkan untuknya.

Berbeda dengan anak dengan tipikal kedua. Benar bahwa si anak senang mengetahui namanya adalah nama yang bagus dan doa untuk kehidupannya ke depan. Tetapi hal itu tidak serta merta membuatnya menjadi berupaya menjadi sebaik namanya. Ia sekedar senang bahwa namanya cukup indah dan bagus untuk disebutkan. Ia juga merasa tidak terbeban untuk mengarahkan hidupnya sesuai namanya.

Demikian pula anak dengan tipikal tiga. Ia justru tidak merasa senang ataupun sedih, ia hanya merasa sudah memiliki nama yang bagus. Hanya itu. Ia tidak merasakan nama itu sebagai doa dan harapan. Baginya, hidup adalah berjalan begitu saja tanpa perlu adanya arahan  dari nama yang disandangnya.

Lalu, bagaimana dengan nama Anda? Tipikal yang manakah Anda? Yang pasti, orangtua akan sangat senang dan bangga jika harapan dan doa lewat pemberian nama yang bagus untuk anaknya dapat direalisasikan sang anak. Dengan demikian, nama yang besar itu benar-benar menjadi nama besar dan tidak menjadi keberatan nama atau kebesaran  nama. Tetapi menjadi sebuah jawaban doa dan prediksi yang 100 persen terbukti. Demikiankah halnya dengan nama Anda? Semoga!

()

Baca Juga

Rekomendasi