SENI IRSAM LEWAT KASIH IBU

Azmi Ts. Publik seni mendapat sajian karya lukisan kelahiran Klaten tahun 24 Juli 1942, Irsam. Nama Irsam mendadak menjadi perhatian saat dia termasuk salah satu yang lulus dari seratus orang angkatan senilukis ASRI tahun 1959. Uniknya lagi Irsam termasuk rekannya Suwadji, V. J. Herman dan Martindo yang berhak menyandang gelar kesarjanaan sementara yang 96 orang lagi tidak lulus.

Dia sempat menjadi dosen di fakultas Seni Rupa dan Desain STSRI “ASRI” Yogyakarta (1965-1967). Setelah itu keluar dan hijrah ke Jakarta. Aktivitas pameran dan produktivitas karya lukisannya, terus meningkat. Di mulai tahun 1969 di TIM, selanjutnya pameran grafis di Tokyo (Jepang) dan Roma (Italia).

Pelukis yang berkumis lebat ini lebih memilih gaya lukisan dekoratif yang konon pengaruh budaya Jawa. Begitu membekas dalam beberapa karya lukisan Irsam tentang “Kasih Ibu” dalam goresan artistik yang begitu rapi, dan dibaluri dengan warna-warna pastel. Seni lukisnya yang mirip gambar ilustrasi dibuat dengan tinta, cat air, cat minyak dan mixed material (campuran).

Objek tentang perempuan dan anak serta penari memang selalu mendominasi, sehingga terkesan metafora. Tema tentang hubungan keluarga yang selalu didambakan oleh setiap insan melakoni kehidupan.  Kesan metafora itu semakin mengusik imajinasi Irsam, sehingga tatkala dia melukis pasti selalu ada sosok wanita di sana. Bahkan figur itu menyiratkan ‘kehangatan dalam talian kasih’.

Betapa sosok figur ‘Ibu dan anaknya’ yang dilukis secara dekoratif menghadirkan cerita tentang buah hati yang menggemaskan, lucu dan naif. Adapun karya Irsam yang berkaitan dengan “ belaian Ibu kepada anaknya” antara lain: “Ibu dan Anak  I”,dan “Ibu dan Anak  I”.

Selanjutnya ada lukisan tentang “Kasih Ibu” dan “Keluarga Berencana”. Melihat karya lukisan Irsam mengingatkan kita betapa pentingnya memelihara kenangan perjalanan hidup lewat keluarga. Kehangatan yang dibangun diawali dari keluarga yang terkecil yakni ibu, anak dan ayah.

()

Baca Juga

Rekomendasi