Bola Itu Bundar

DALAM dunia  sepak bola, ada istilah yang menyebutkan “bola itu bundar”. Istilah ini dipakai untuk menyebutkan bahwa dalam pertandingan sepak bola tidak ada yang pasti. Artinya, sebelum pertandingan berakhir, tidak bisa dipastikan kesebelasan mana yang bakal tampil sebagai pemenang.

Tapi ketidakpastian itulah yang menjadi salah satu daya tarik kenapa sepakbola menjadi salah satu pertandingan yang paling banyak ditonton manusia di permukaan bumi ini. Jika hasil pertandingan sepak bola bisa diprediksikan secara tepat dengan hanya melihat para pemain yang bertanding di atas lapangan, maka sudah pasti pertandingan tidak akan menarik lagi.

Pertandingan sepak bola semakin menarik untuk disaksikan karena  melibatkan banyak orang. Keunggulan satu atau dua pemain yang memiliki kemampuan di atas lainnya belum bisa menjadi jaminan kesebelasan tertentu akan tampil sebagai pemenang. Masih banyak faktor lain seperti, tuan rumah, pelatih dan sebagainya.

Kondisi seperti ini  juga terjadi di Piala Dunia 2014 yang sedang berlangsung di Brazil. Dua kekuatan sepak bola dunia yakni Jerman yang mewakili Eropa dan Argentina  dari Amerika Latin akan berhadapan pada pertandingan final yang berlangsung Minggu (13/7) waktu setempat atau Senin (14/7) dini hari waktu Indonesia. Dua kesebelasan yang mewakili dua kekuatan sepak bola di dunia ini memang termasuk kesebelasan yang diperhitungkan bakal menjadi pemenang. Tapi sebelum mencapai partai puncak banyak drama yang terjadi.

Siapa menduga sang juara bertahan Spanyol yang juga juara Piala Eropa 2008 dan 2012 langsung tersingkir di babak penyisihan grup. Padahal kesebelasan ini diisi oleh mayoritas pemain-pemain hebat dunia yang berasal dari tiga klub semifinalis Liga Champion 2014 yaitu Real Madrid,  Athletico Madrid dan Barcelona. Bila dijumlahkan, harga pemain dari kesebelasan ini merupakan termahal dibanding 31 peserta Piala Dunia lainnya.

Kemudian siapa menduga Italia juara dunia empat kali dan Inggris juara dunia sekali, juga langsung tersingkir di babak penyisihan grup. Padahal siapapun tahu bahwa kompetisi liga di dua negara ini   dianggap paling menarik di dunia  sekarang.

Pada sisi lainnya, siapa yang menyangka jika Kosta Rika sebuah negara kecil di benua Amerika mampu melangkah hingga ke babak 8 besar dan hanya kalah dengan Belanda melalui adu penalti. Negara dengan penduduk sekitar 4,5 juta inilah yang menyingkirkan Italia dan Inggris di babak penyisihan grup.

Itulah sepakbola, hitung-hitungan harga pemain serta ketenaran seseorang tidak bisa menjamin satu kesebelasan dengan mulus mengalahkan kesebelasan. Bermain sepakbola ini bisa diibaratkan dengan mesin. Apabila salah satu dari unit (onderdil) mesin tersebut rusak atau mengalami gangguan, maka mesin itu tidak bisa hidup dengan sempurna alias akan mogok atau setidaknya hidup dengan tersendat-sendat.

Pemain bintang memang perlu, tapi kesatuan dalam unit yang terpadu lebih penting lagi. Lihatlah Brazil. Kesebelasan ini punya modal untuk dijagokan sebagai juara Piala Dunia 2014 ini sekaligus menambah gelar menjadi enam. Kehebatan Brazil sebagai salah satu kekuatan sepakbola di dunia tidak diragukan. Mereka sejauh ini merupakan pemegang rekor sebagai pemenang Piala Dunia terbanyak yaitu lima kali. Mereka semakin difavoritkan karena tampil di kandang sendiri. Di samping itu mereka memiliki pemain berkelas dunia yang bermain di liga terbaik dunia. Mereka punya Neymar salah satu permain termahal di dunia saat ini.

Tapi itulah sepak bola. Ketika Neymar cedera dan tidak bisa bermain, Brazil hancur lebur dibantai oleh Jerman di babak semi final dengan skor mencolok 1-7. Banyak pihak yang memang memprediksi Brazil bakal kalah dari Jerman. Tapi skornya tidak mencolok seperti itu. Jerman bermain sangat solid. Semua unit dalam kesebelasan itu jalan seirama dan padu. Kepaduan inilah yang memunculkan kekuatan dahsyat.

Kehebatan Jerman akan ditantang kekuatan lain dari Amerika Latin yaitu Argentina yang memiliki pemain terbaik dunia Lionel Messi. Siapa yang bakal unggul? Siapa yang bakal menjadi juara dunia? Sulit kita memprediksinya selagi bola itu masih bundar.

()

Baca Juga

Rekomendasi