Di Sumatera ada Danau Toba, Towuti di Sulawesi, Sentani di Papua dan danau-danau lainnya di Bumi Pertiwi ini. Salah satunya yang berada di bumi berneo adalah Danau Sentarum. Taman Nasional Danau Sentarum terletak di kawasan Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Sekitar 700 Km arah Timur Laut kota Pontianak yang berbatasan langsung dengan negara jiran Malaysia.
Secara topografi danau ini meniliki luas 80.000 Hektar dengan bentuknya cekungan datar atau Lebak Lebung (Floodplain). Sentarum dikelilingin jajaran pegunungan dan salah satu tipe ekosistem hamparan banjir paling luas di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Etnis Melayu dan Dayak merupakan dominasi dari warga yang mendiami warga sekitar danau. Bila masyarakat Melayu bermatapencaharian sebagai nelayan, memukat, ternak ikan dalam keramba. Masyarakat Dayak yang mayoritas terdiri dari suku Dayak Iban, Kantuk, Embaloh, Sebaruk Sontas, Kenyah dan Punan adalah peladang dan pemburu yang tangguh. Sehingga keberadaan Danau Sentarum merupakan asa dan nyawa bagi kehidupan kedua etnis ini.
Sebanyak sepuluh fotografer muda diantaranya Anastasia Widyaningsih, Atet Dwi Pramadia, Bayu Amde Winata, Dhira Danny Widjaja, R. Heru Hendarto, Idham Rahmanarto, Ramadian Bachtiar, Rangga Rinjani, Septiawan, dan Sumarno secara berkala berusaha merekam sejumlah aktivitas warga.
Rekaman imaji mereka selanjutnya dipamerkan dalam sebuah pameran foto bertajuk “Perjalanan ke Tanah Leluhur Danau Sntarum” di Galeri “House of Sampoerna” Surabaya dari 26 Juni hingga 8 Agustus mendatang. Sebanyak 61 foto yang dipamerkan berusaha mengangkat keanekaragaman budaya, pesona alam, dan pranata sosial lainnya. Dengan harapan dapat membuka mata kita dan pemerintah akan keberadaan mereka yang terpencil di Bumi Borneo, bukan sebagai pelengkap Bumi Pertiwi, melainkan sebagai bagian dari NKRI. (ferdy)
